Thursday, May 30, 2019

KADAR ZAKAT FITRAH DENGAN UANG

*KADAR ZAKAT FITRAH DENGAN UANG*
Oleh: Nur Hasyim S. Anam*

-- Madzhab Syafii menyatakan  tidak sah zakat fitrah menggunakan uang.
-- Madzhab Maliki boleh (tapi makruh) zakat menggunakan uang dan dikurs dengan makanan pokok. Tapi pendistribusian zakat versi Maliki sangat ketat. Dalam madzhab Maliki zakat fitrah hanya boleh ditasharrufkan kepada Fakir Miskin. Lain tidak. Dan dalam madzhab Maliki tidak boleh mengeluarkan zakat di luar daerah tempat dia wajib zakat.
-- Madzhab Hanafi boleh zakat menggunakan uang dikurs dengan 1 sho kurma, atau anggur atau gandum. Tidak dikurs dengan makanan pokok yang lain. Boleh mengeluarkan zakat menggunakan beras tapi harus seharga 1 sho kurma atau 1/2 sho gandum.

Ukuran sho madzhab Hanafi tidak sama dengan madzhab Syafii. Volume sho Hanafi 2 kali lipat volume sho madzhab Syafii.

Saya sudah membuat dua versi sho meruju kitab Fathul Qadir. Dan berikut hasil penghitungannya.

Data yang dimiliki:
Rithl Syafii = 349.16 gram
Rithl Hanafi = 490.65 gram
Sho Syafii =  5 1/3 rithl
Sho Hanafi = 8 rithl
Sho Syafii = 3144 cm3

1 Sho Syafii = 3144 cm3 = 349.16 gram x 5 1/3 = 1862 gram
-- dalam bentuk kubus 3144 cm3 = 14.65 cm x 14.65 cm x 14.65 cm
Semua data ini terdapat dalam kitab Fathul Qadir.

1 Sho versi Hanafi = 8 rithl = 490.65 x 8 = 3925 gram. (Kesimpulan ini mendekati yang tertulis di Fiqhul Islami Dr. Wahbah. Namun jika kemudian disimpulkan bahwa berat zakat versi hanafi = 3.9 gram, tunggu dulu. Sebab ukuran zakat itu sejatinya menggunakam takaran. Tentu 1 sho kurma dengan 1 sho tepung beda beratnya. Dan ini yang banyak disalah pahami orang yang langsung menyimpulkan bahwa zakat versi hanafi adalah 3.9 kg padahal berat jenis masing2 benda itu beda)

Untuk menakar kadar zakat versi hanafi mari kira konversi ukuran itu menjadi volume.

Jika volume 1862 gram = 3144 cm3 (data ini kita peroleh dari kitab fathul qadir)
Maka volume 3925 gram = 3144  : 1862 x 3925 = 6627 cm3
-- Dalam bentuk kubus 6627 cm3 = 18.8 cm x 18.8 cm x 18.8 cm

Saya sudah membuat 2 buah kubus dengan volume sesuai sho versi Syafii dan Hanafi.

Dari ukuran yang saya buat ini. Diperoleh hasil sbb.:

*Kadar zakat fitrah madzhab Syafii.*
-- Wajib zakat 1 sho berupa makanan pokok
-- 1 sho beras = 2614 gram (2 kilo 6 ons) tidak boleh dibayar pakai uang (diuangkan).

*Kadar zakat fitrah versi Hanafi:*
-- Wajib zakat berupa 1 sho kurma atau 1 sho anggur atau 1/2 gandum atau 1/2 sho tepung gandum.
-- 1/2 sho terigu = 2104 gram (2 kilo 1 ons) = jika diuangkan Rp. 21000 dg asumsi harga terigu Rp. 10.000
-- 1/2 sho gandum = 2615 gram = jika diuangkan Rp. 26.150 dengan asumsi harga gandum 10.000/kg.
-- 1 sho kurma = 4788 gram (yang saya takar adalah kurma ajwah yang kadar airnya lebih rendah daripada kurma yang biasa)

Sumber:
1. Fathul Qadir fi Ajaibil Maqadir li Syekh Ma'shum Bin Ali Kwaron
2. As-Sho' Bayna al-Maqayis al-Qadimah wa al-Haditsah li Abdillah bin Manshur al-Ghafily

NB: Saya iseng-iseng menelusuri terkait ketentuan ukuran Madzhab Hanafi dalam kitab Fathul Qadir. Ternyata sedikit yang saya telusuri semua cocok dengan keterangan yang terdapat dalam literatur Hanafi. Maka saya menyimpulkan apa yang tertulis di Fathul Qadir valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan saya tidak menelusuri lebih jauh lessoh alias kessel.

Ini hasil penelitian saya. Monggo dikritisi jika ada yang salah.

Bangkalan, 24 Ramadhan 1440/29 Mei 2019
*Mantan aktifis Piss-KTB

ويجوز عند الأحناف إخراج الدقيق، قال السرخسي في المبسوط في الفقه الحنفي: ودقيق الحنطة كالحنطة ودقيق الشعير كعينه عندنا، وعند الشافعي لا يجوز الأداء من الدقيق بناء على أصله أن في الصدقات يعتبر عين المنصوص عليه. انتهى،

قال الإمام النووي رحمه الله في روضة الطالبين: قلت: قد يستشكل ضبط الصاع بالأرطال فإن الصاع المخرج به في زمن رسول الله صلى الله عليه وسلم مكيال معروف ويختلف قدره وزنا باختلاف جنس ما يخرج كالذرة والحمص وغيرهما وفيه كلام طويل فمن أراد تحقيقه راجعه في شرح المهذب ومختصره أن الصواب ما قاله الإمام أبو الفرج الدارمي من أصحابنا أن الاعتماد في ذلك على الكيل دون الوزن وأن الواجب أن يخرج بصاع معاير بالصاع الذي كان يخرج به في عصر رسول الله صلى الله عليه وسلم وذلك الصاع موجود ومن لم يجده وجب عليه إخراج قدر يتيقن أنه لا ينقص عنه وعلى هذا فالتقدير بخمسة أرطال وثلث تقريبا.
وقال جماعة من العلماء الصاع أربع حفنات بكفي رجل معتدل الكفين والله أعلم.

(مسئلة) ان اخرج قيمة الصاع دراهم او ذهبا فانه يجزئ مع الكراهة كما قال الدردير في فصل مصرف الزكاة من اقرب المسالك الا العين عن حرث وماشية بالقيمة فتجزئ بكره وهذا شامل لزكاة الفطر اهـ وفي حاشية الصاوي في فصل زكاة الفطر نقلا عن تقرير الدردير انه ان اخرج قيمة الصاع عينا فالأظهر الإجزاء لأنه يسهل بالعين سد خلته في ذلك اليوم اهـ قرة العين بفتاوي علماء الحرمين (المالكية)/ 76

Sunday, May 19, 2019

Ngaji Tafsir KH Sya’roni Ahmadi: Harga Mahal Manusia Dalam Islam

SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR – Di bawah ini adalah catatan kecil pengajian rutin Tafsir Al Qur’an Jum’at Fajar yang diasuh langsung oleh KH M Sya’roni Ahmadi Kudus di Masjid Al Aqsha Menara Kudus pada Jumat Kliwon (02/09/16). Ada 3 ayat dalam surat al-Baqarah (178-182) yang dijelaskan KH Syaroni Ahmadi pada catatan edisi “Harga Mahal Manusia Dalam Islam” ini.

Ketiga ayat tersebut menerangkan tentang Hukum Qishash Dalam Islam, Dalam Qishash Terdapat Jaminan Kelangsungan Hidup, Hukum Wasiat Dalam Islam dan Hukum Merubah Isi WasiatBerikut selengkapnya:

Surat Al-Baqarah 178 (Hukum Qishash Dalam Islam)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَى بِالْأُنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ (178)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih”

Dalam Islam orang yang membunuh maka hukumannya adalah hukuman sepadan (mumatsalah) yaitu dibunuh, orang yang memotong tangan dipotong tangannya, menggunting telinga digunting telinganya. Hukuman sepadan tersebut disebut Qishash dan hukum ini berlaku di dalam Islam tapi tidak berlaku di Indonesia. Orang yang merdeka dibunuh sebab membunuh orang merdeka, budak dibunuh sebab membunuh budak. Di Indonesia tidak ada lagi budak. Seorang wanita dibunuh sebab membunuh wanita. Keterangan dalam hadits menyebutkan bahwa seorang laki-laki membunuh wanita juga dihukum qishash, demikian juga sebaliknya. Hukuman qishash ini dilaksanakan apabila tidak ada ampunan dari pihak keluarga korban. Apabila pihak keluarga korban mengampuni maka bisa diganti dengan denda. Besaran denda sesuai dengan permintaan dari keluarga korban yang memberi maaf dengan cara yang baik. Dari ketentuan ini dapat difahami bahwa hukum Islam tidak keras tapi juga tidak terlalu lunak. Bahkan apabila pihak keluarga tidak mau meminta denda maka tidak ada kewajiban denda. Jika ada denda yang terkena denda juga harus memberikannya dengan baik-baik. Hal ini menunjukkan rahmat atau belas kasih Allah memberi kelonggaran dalam qishash. Dalam agama Yahudi seorang pembunuh harus diqishash tidak ada pilihan lain sedang dalam agama Kristen tidak ada hukuman qishash tapi diyath (denda).

Dalam Islam pembunuhan itu ada 3:

Qatl al ‘Amd (membunuh sengaja) yaitu sengaja melakukan dengan alat yang bisa membunuh contoh zaid menembak amrQatl al Khatha’ (membunuh tidak sengaja) yaitu tidak sengaja melakukan contoh orang menembak hewan buruan tapi meleset mengenai orangQatl Syibh al ‘Amd (membunuh menyerupai sengaja) yaitu sengaja tapi dengan alat yang tidak biasa digunakan untuk membunuh contoh guru ngaji memukul anak didiknya dengan rotan kemudian anak didik tersebut meninggal, seorang istri membonceng suami kemudian sepeda motor jatuh terpeleset dan sang istri meninggal maka suami dihukumi Qatl Syibh al Amd.

Tatanan Islam menggambarkan betapa mahal harga manusia. Sanksi dalam Qatl al Khata’ adalah wajib memerdekaan budak dan denda bagi keluarga yang meninggal. Karena di Indonesia sudah tidak ada budak maka sebagai gantinya adalah puasa 2 bulan berturut-turut. Sedangkan pengganti qishash adalah 100 unta. Memotong tangan dendanya 50 unta (500 dinar). Satu dinar adalah 4 gram sehingga 500 dinar sama dengan 2000 gram emas. Indahnya lagi apabila mencuri harta seperempat dinar saja maka dihukum potong tangan. Hukuman ini disindir oleh Yahudi dalam sebuah nadhamnya yang mempertanyakan hukum Islam tidak sesuai, tidak banding tangan mahal seharga 500 dinar ketika mencuri ¼ dinar saja kok sudah dipotong tangannya? Berikut nadhamnya:

يَدٌ بِخَمْسِ مِئِيْنَ عَسْجَدٍ وُدِيَتْ ۞ مَا بَالُهَا قُطِعَتْ فِي رُبْعِ دِيْنَارٍ

Sindiran Yahudi ini dijawab oleh seorang ulama lewat nadhamnya:

يَدُ اْلأَمَانَةِ أَغْلاَهَا وَأَرْخَصُهَا ۞ يَدُ الْخِيَانَةِ فَافْهَمْ حِكْمَةَ الْبَارِي

Tangan yang mahal seharga 500 dinar itu tangan yang amanat, sedang tangan khianat harganya memang murah seharga ¼ dinar.

Surat Al-Baqarah 179 (Dalam Qishash Terdapat Jaminan Kelangsungan Hidup)

وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (179)

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”

Banyak orang menggunakan logika pendek bahwa berlakunya qishash justru memperbanyak jumlah kematian. Menurut mereka jika ada 3 orang membunuh 1 orang, maka jumlah kematian akan menjadi 4 orang jika diberlakukan hukuman qishash, apalagi jika yang membunuh ada 5 orang maka jumlah yang mati akan menjadi 6 orang. Bagi mereka yang mau berfikir panjang akan mengerti bahwa qishash justru menjadi jaminan kelangsungan hidup manusia, karena manusia akan berfikir seribu kali untuk melakukan pembunuhan sehingga tidak jadi membunuh. Karena jika membunuh dan ditangkap maka ia juga akan dibunuh. Orang yang berfikiran semacam ini adalah orang yang berakal sedang yang berfikiran pendek seperti di atas dianggap tidak mempunyai akal.

Surat Al-Baqarah 180 (Hukum Wasiat Dalam Islam)

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ (180)

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”

Pada awalnya orang yang akan meninggal dianjurkan untuk berwasiat kepada kedua orang tua dan kerabatnya. Namun akhirnya ayat ini telah mansukhah (telah disalin hukumnya) oleh hadits:

لاَ وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ

“Tidak boleh wasiat kepada ahli waris”

Wasiat kepada selain ahli waris apabila lebih dari sepertiga hartanya hukumnya tidak boleh kecuali atas persetujuan semua ahli waris. Namun apabila wasiatnya kurang dari sepertiga hartanya maka boleh, walau tanpa persetujuan ahli waris. Sedangkan wasiat kepada ahli waris baik kurang dari sepertiga atau lebih dari sepertiga hukumnya tidak boleh. Namun apabila semua ahli waris merelakannya maka boleh dilaksanakan, karena itu adalah hak ahli waris.

Surat Al-Baqarah 181-182 (Hukum Merubah Isi Wasiat)

فَمَنْ بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (181) فَمَنْ خَافَ مِنْ مُوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (182)

“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat ini menyebutkan larangan bagi yang mendengar wasiat mengubah isi wasiat dari yang sebenarnya dia dengar. Dosa bagi mereka yang berani mengubah isi wasiat, bukan bagi orang yang berwasiat. Dan apabila ada orang berwasiat lebih dari yang ditentukan oleh syara’ kemudian orang yang mendengar mendamaikan dengan mengarahkan kepada wasiat yang adil tidak melebihi yang ditentukan oleh syara’ maka dia tidak berdosa. Santri Abadi (smc-777)

Tuesday, May 14, 2019

Setelah Akad Nikah, Suami Dianjurkan Baca Doa Ini

BincangSyariah.Com – Akad nikah merupakan jalan untuk menghalalkan ikatan hubungan antara lelaki dan wanita. Setelah akad nikah, biasanya kedua mempelai masih mempunyai sikap malu-malu satu sama lain. Untuk mencairkan keadaan tersebut, karena itu suami harus pintar mencari solusi. Syekh Abu Bakar Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin di antaranya memberikan solusi berikut.

ويسن للزوج الأخذ بناصيتها أوّل لقائها، وأن يقول بارك الله لكل منا في صاحبه

Disunahkan bagi seorang suami untuk menggapai dan dan mengecup ubun-ubun istri saat pertama kali bertemu sambil berdoa bārakallah li kullin minna fi shahibihi (Ya Allah, berikanlah keberkahan pada kami satu sama lain untuk pasangan kami).

Friday, May 3, 2019

AGAR PUASA MENGHASILKAN CAHAYA

AGAR PUASA MENGHASILKAN CAHAYA
_______________________________________
Berkata sebagian arifin,
الصوم بقدر ما يكون تجويعا للبطن فانه يكون غذاء للروح
Besarnya makanan bagi ruh sesuai kadar kosongnya perut seseorang. Semakin lapar perut seseorang ketika berpuasa semakin besar cahaya yang masuk ke dalam ruhnya.

Al-Imam Al-Habib Abdullah Al-Haddad berkata
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺤﺪﺍﺩ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ: ﻭﻣﻦ ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ ، ﻭﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻷﻛﻞ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ، ﻭﻟﻴﻘﺘﺼﺪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﺠﺪ ﻣﺲ ﺍﻟﺠﻮﻉ ﻭﺍﻟﻌﻄﺶ ؛ ﻓﺘﺘﻬﺬﺏ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺗﻀﻌﻒ ﺷﻬﻮﺗﻪ ، ﻭﻳﺴﺘﻨﻴﺮ ﻗﻠﺒﻪ ...ﻭﺫﻟﻚ ﺳﺮ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻩ (ﺍﻟﻨﺼﺎﺋﺢ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﺹ 138)

"Diantara adab-adabnya orang yang berpuasa, hendaknya ia tidak memperbanyak tidur di siang hari dan tidak memperbanyak makan di malam hari. Hendaknya ia bersikap wajar saja akan hal tersebut, sehingga ia tetap merasakan rasa lapar dan dahaga (di siang harinya karena tidak banyak tidur, dan di malam harinya mampu berjaga karena tidak terlalu kenyang). Dengan demikian jiwanya akan bersih, nafsu syahwatnya akan melemah dan hatinya akan bercahaya. Inilah rahasia dan tujuan dari ibadah puasa"

Berkata Jalaluddin Rumi,
"Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,
Api nya akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.
Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan di dalam hasratmu".

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tiga tingkatan dalam berpuasa.
Tingkatan pertama, adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat.
Tingkatan kedua, selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa.
Tingkatan ketiga, menjaga pandangan hati agar senantiasa memandang Allah dan tidak terbersit kepada selainNya.

Bulan puasa adalah bulan riyadhoh.Kata Abah Guru Sekumpul,
"Arti riyadhoh itu tarkul manam (meninggalkan tidur),
tarkul anam (meninggalkan manusia, uzlah),
tarkul tho'am ( meninggalkan makanan, lapar),
tarkul kalam (meninggalkan berbicara, banyak diam)."

Berkata Syekh Abil Hasan As Syadzili,
"Jika engkau ingin diberikan khusyu' maka janganlah memandang hal-hal yang diharamkan Allah.
Jika engkau ingin dianugerahi hikmah maka janganlah berlebihan dalam berbicara (perbanyaklah diam).
Jika engkau ingin merasakan lezatnya iman maka janganlah berlebihan dalam makanan."

Mudah-mudahan berkat Rasulullah,Auliya Allah,Guru-guru kita dan orang-orang sholeh Allah ampuni dosa-dosa kita, dipanjangkan umur sehingga dapat bertemu dengan bulan ramadhan.
ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ