Tuesday, January 31, 2017

DOA AGAR CEPAT MEMILIKI RUMAH

Di riwayatkan dari alhabib Tohir Alkaff, beliau mendapatkan dari Alhabib Thohir bin Muhammad bin Sholeh Alhamid (Tanggul), beliau berkata ini do’a dari Alhabib Sholeh Tanggul.

Inilah DOA AGAR CEPAT MEMILIKI RUMAH :
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺭﺏ ﺍﻟﺒﻴﺖ
ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺑﺠﺎﻩ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ
ﺃﻥ ﺗﻴﺴﺮ ﻟﻲ ﺧﻴﺮ ﺑﻴﺖ
ﺣﺘﻰ ﻻ ﻧﻘﻮﻝ ﻳﺎ ﻟﻴﺖ
Allahhumma robbal bait
As aluka bijahi ahlil bait
An tuyassiro li khoiro bait
Hatta la naqul ya lait.

artinya:
Ya allah engkau pemilik baitullah
Aku memohon dengan wasilah ahlil bait rosulullooh
Agar engkau mudahkan untukku sebaik2nya rumah.
Sehigga aku tidak mengucap seandainya aku punya rumah,
InsyaAllah tidak sampai setahun kita sudah diberi
rezeki rumah.

Jangan Lupa biasakan memberi sedekah untuk anak yatim minimal memberinya
sekedar jajan dan usap kepalanya dengan penuh kasih sayang .

Para ulama ‘arif billah telah menyebutkan tips-tips amalan yang dapat mendatangkan, menarik atau menghadirkan rizqi, yaitu:
1. Shalat dengan penuh khidmat dan khusyu’.
2. Membaca surat al-Waqi’ah di malam hari.
3. Membaca surat Yasin dan Tabarak di waktu pagi.
4. Mendatangi masjid sebelum dikumandangkan adzan.
5. Selalu dalam keadaan suci (jika ia batal langsung memperbarui wudhunya).
6. Melaksanakan shalat sunnah Fajar dan Witir di rumah.
7. Memakmurkan masjid ba’da shalat Shubuh hingga keluarnya matahari dengani’tikaf di dalamnya dan memperbanyak bacaan: “Yaa Kaafiy yaa Mughniy yaa Fattahyaa Razzaaq.”

Sedangkan dari Imam Syafi’i Ra. mengatakan bahwa: 4 hal yang dapat menarik rizqi:
1) Qiyamullail
2) Memperbanyak istighfar di waktu sahur
3) Senang bersedekah
4) Membaca dzikiran di awal siang hari dan di akhirnya.”
dan Ada empat sebab yang bisa mempersulit datangnya rezeki:
1. Tidur dipagi hari
2. Sedikit sholat
3. Malas
4. Khianat

Walloohu 'alam bisshowab

Narasangsa

KH. ABDUL HAMID PASURUAN

Suatu ketika ada seseorang meminta nomer togel ke Kyai Hamid. Oleh Kyai Hamid diberi dengan syarat jika dapat togel maka uangnya harus dibawa kehadapan Kyai Hamid. Maka orang tersebut benar-benar memasang nomer pemberian Kyai Hamid dan menang. Saran ditaati uang dibawa kehadapan Kyai Hamid. Oleh kyai uang tersebut dimasukan ke dalam bejana dan disuruh melihat apa isinya. Terlihat isinya darah dan belatung. Kyai Hamid berkata “tegakah saudara memberi makan anak istri saudara dengan darah dan belatung?” Orang tersebut menangis dan bertobat.

Setiap pergi ke manapun Kyai Hamid selalu didatangi oleh umat, yang berduyun duyun meminta doa padanya. Bahkan ketika naik haji ke mekkah pun banyak orang tak dikenal dari berbagai bangsa yang datang dan berebut mencium tangannya. darimana orang tau tentang derajat Kyai Hamid? Mengapa orang selalu datang memuliakannya? Konon inilah keistimewaan beliau, beliau derajatnya ditinggikan oleh Allah SWT.

Pada suatu saat orde baru ingin mengajak Kyai Hamid masuk partai pemerintah. Kyai Hamid menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya dari kalangan birokrat. Ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpennya, Kyai Hamid menerimanya dan menandatanganinya. Anehnya pulpen tak bisa keluar tinta, diganti polpen lain tetap tak mau keluar tinta. Akhirnya Kyai Hamid berkata: “Bukan saya yang gak mau tanda tangan, tapi bolpointnya gak mau”. Itulah Kyai Hamid dia menolak dengan cara yang halus dan tetap menghormati siapa saja yang bertamu kerumahnya.

Inilah beberapa dari banyak karomah Kyai Hamid. Kyai Hamid adalah realita nyata tentang munculnya seorang hamba Allah yang mempunyai kekuatan ma’rifat billah yang mumpuni dan kekuatan musyahadah atas nur tajalli dengan maqam wilayah yang amat tinggi. Dan kekuatan tersebut tentu tidak mungkin beliau dapatkan dengan serta merta tanpa melalui tahapan-tahapan amaliyah dan maqamat tarekat yang beliau jalani dan beliau istiqamahkan. Setidaknya -dari sirah Kyai Hamid yang dapat kita baca-, kualitas amaliyah dan maqamat itulah yang selalu beliau pancarkan dalam setiap gerak langkah beliau. Kewara’an, kezuhudan, ketawadlu’an, kesabaran, keistiqamahan, dan riyadlah.

Dan yang jelas, kekuatan ma’rifat dan wilayah tersebut hingga saat ini telah menjadi hamparan hikmah yang maha luas dan menebarkan harum pada sanubari tiap orang yang mengenalnya. Hingga siapapun tak akan pernah kehabisan untuk mengais suri tauladan atas keagungan akhlaknya dan menempa keberkahan yang telah beliau sebarkan dalam setiap relung hati dan palung hidup kita.

Sebelum menjadi kyai, semasa beliau mondok di Termas, Abdul Hamid (nama asli Kyai Hamid) banyak melakukan suluk tarekat secara sirri. Seperti sering pergi ke gunung dekat pondok Termas untuk melakukan khalwat dan dzikir. Tapi kalau ada orang datang, ia pura-pura mantheg (mengetapel) agar orang tidak tahu bahwa dia sedang berkhalwat. Amalan wirid juga sering beliau baca disela-sela aktifitasnya sebagai seorang santri. Bahkan, ketika sering diajak begadang untuk mencari jangkrik, Kyai Hamid segera membaca wirid ketika teman-temannya tidak melihatnya.

Lambat laun, aktifitas suluk Kyai Hamid dengan dzikir sirri (qalbi) dan membaca awrad semakin intens dilakukan di kamar Pondok. Bahkan diceritakan, semakin hari, Kyai Hamid semakin jarang keluar dari kamar untuk melakukan dzikir dan wirid tarekat tersebut. Sampai-sampai, kawan-kawannya menggodanya dengan mengunci pintu kamar dari luar.

Beliau bersikap hormat pada siapapun. Dari yang miskin sampai yang kaya, dari yang jelata sampai yang berpangkat, semua dilayaninya, semua dihargainya. Misalnya, bila sedang menghadapi banyak tamu, beliau memberikan perhatian pada mereka semua. Mereka ditanyai satu per satu sehingga tak ada yang merasa disepelekan. “Yang paling berkesan dari Kiai Hamid adalah akhlaknya: penghargaannya pada orang, pada ilmu, pada orang alim, pada ulama. Juga tindak tanduknya,” kata Mantan Menteri Agama, Prof. Dr. Mukti Ali, yang pernah menjadi junior sekaligus anak didiknya di Pesantren Tremas.

Beliau sangat menghormat pada ulama dan habaib. Di depan mereka, sikap beliau layaknya sikap seorang santri kepada kiainya. Bila mereka bertandang ke rumahnya, beliau sibuk melayani. Misalnya, ketika Sayid Muhammad ibn Alwi Al-Maliki, seorang ulama kondang Mekah (yang baru saja wafat), bertamu, beliau sendiri yang mengambilkan suguhan, lalu mengajaknya bercakap sambil memijatinya. Padahal tamunya itu lebih muda usia.

Sikap tawadhu’ itulah, antara lain, rahasia “keberhasilan” beliau. Karena sikap ini beliau bisa diterima oleh berbagai kalangan, dari orang biasa sampai tokoh. Para kiai tidak merasa tersaingi, bahkan menaruh hormat ketika melihat sikap tawadhu’ beliau yang tulus, yang tidak dibuat-buat. Derajat beliau pun meningkat, baik di mata Allah maupun di mata manusia. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW., “Barangsiapa bersikap tawadhu’, Allah akan mengangkatnya.”

Beliau sangat penyabar, sementara pembawaan beliau halus sekali. Sebenarnya, di balik kehalusan itu tersimpan sikap keras dan temperamental. Hanya berkat riyadhah (latihan) yang panjang, beliau berhasil meredam sifat cepat marah itu dan menggantinya dengan sifat sabar luar biasa. Riyadhah telah memberi beliau kekuatan nan hebat untuk mengendalikan amarah.

Beliau, misalnya, dapat menahan amarah ketika disorongkan oleh seorang santri hingga hampir terjatuh. Padahal, santri itu telah melanggar aturan pondok, yaitu tidak tidur hingga lewat pukul 9 malam. Waktu itu hari sudah larut malam. Beliau disorongkan karena dikira seorang santri. “Sudah malam, ayo tidur, jangan sampai ketinggalan salat subuh berjamaah,” kata beliau dengan suara halus sekali.

Beliau juga tidak marah mendapati buah-buahan di kebun beliau habis dicuri para santri dan ayam-ayam ternak beliau ludes dipotong mereka. “Pokoknya, barang-barang di sini kalau ada yang mengambil (makan), berarti bukan rezeki kita,” kata beliau.
Pada saat-saat awal beliau memimpin Pondok Salafiyah, seorang tetangga sering melempari rumah beliau. Ketika tetangga itu punya hajat, beliau menyuruh seorang santri membawa beras dan daging ke rumah orang tersebut. Tentu saja orang itu kaget, dan sejak itu kapok, tidak mau mengulangi perbuatan usilnya tadi. Beliau juga tidak marah ketika seorang yang hasud mencuri daun pintu yang sudah dipasang pada bangunan baru di pondok.
Melalui riyadhah dan mujahadah (memerangi hawa nafsu) yang panjang, beliau telah berhasil membersihkan hati beliau dari berbagai penyakit. Tidak hanya penyakit takabur dan amarah, tapi juga penyakit lainnya. Beliau sudah berhasil menghalau rasa iri dan dengki. Beliau sering mengarahkan orang untuk bertanya kepada kiai lain mengenai masalah tertentu. “Sampeyan tanya saja kepada Kiai Ghofur, beliau ahlinya,” kata beliau kepada seorang yang bertanya masalah fiqih. Beliau pernah marah kepada rombongan tamu yang telah jauh-jauh datang ke tempat beliau, dan mengabaikan kiai di kampung mereka. Beliau tak segan “memberikan” sejumlah santrinya kepada KH. Abdur Rahman, yang tinggal di sebelah rumahnya, dan kepada Ustaz Sholeh, keponakannya yang mengasuh Pondok Pesantren Hidayatus Salafiyah.

Menghilangkan rasa takabur memang sangat sulit. Terutama bagi orang yang memiliki kelebihan ilmu dan pengaruh. Ada yang tak kalah sulitnya untuk dihapus, yaitu kebiasaan menggunjing orang lain. Bahkan para kiai yang memiliki derajat tinggi pun umumnya tak lepas dari penyakit ini. Apakah menggunjing kiai saingannya atau orang lain. Kiai Hamid, menurut pengakuan banyak pihak, tak pernah melakukan hal ini. Kalau ada orang yang hendak bergunjing di depan beliau, beliau menyingkir. Sampai KH. Ali Ma’shum berkata, “Wali itu ya Kiai Hamid itulah. Beliau tidak mau menggunjing (ngrasani) orang lain.”

Kiai Hamid, seperti para wali lainnya, adalah tiang penyangga masyarakatnya. Tidak hanya di Pasuruan tapi juga di tempat-tempat lain. Beliau adalah sokoguru moralitas masyarakatnya. Beliau adalah cermin (untuk melihat borok-borok diri), beliau adalah teladan, beliau adalah panutan. Beliau dipuja, di mana-mana dirubung orang, ke mana-mana dikejar orang (walaupun beliau sendiri tidak suka, bahkan marah kalau ada yang mengkultuskan beliau).

Tanggal 9 rabiul awal 1403 H beliau berpulang ke rahmatulloh. Umat menangis, gerak kehidupan di Pasuruan seakan terhenti. Ratusan ribu orang membanjiri Pasuruan, memenuhi relung Masjid Agung Al Anwar dan alun alun serta memadati gang dan ruas jalan. Beliau dimakamkan di belakang masjid agung Pasuruan. Ribuan umat menziarahinya setiap waktu mengenang jasa dan cinta beliau kepada umat.

Seperti kebanyakan para kiai, Kiai Hamid banyak memberi ijazah wirid kepada siapa saja. Biasanya ijazah diberikan secaara langsung tapi juga pernah memberi ijazah melalui orang lain.

Diantara ijazah beliau adalah:
1. Membaca SURAT AL-FATIHAH 100 kali tiap hari. Menurutnya, orang yang membaca ini bakal mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tak terduga. Bacaan ini bisa dicicil setelah sholat Shubuh 30 kali, selepas shalat Dhuhur 25 kali, setelah Ashar 20 kali, setelah Maghrib 15 kali dan setelah Isya’ 10 kali.
2. Membaca HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL sebanyak 450 kali sehari semalam.
3. Membaca sholawat 1000 kali. Tetapi yang sering diamalkan Kiai Hamid adalah shalawat Nariyah dan Munjiyat.
4. Membaca kitab DALA’ILUL KHAIRAT. Kitab yang berisi kumpulan shalawat.
5. Wirid rutin AL-WIRD AL-LATHIF dan RATIB AL-HADDAD. Dua wirid yang diajarkan oleh Kyai Hamid dan diwariskan hingga sekarang kepada para santri dan keluarganya.
Terakhir, berikut Syiir doa beliau yang pernah dimuat di KWA
بسم الله الرّحمن الرّحيم
يَا رَبَّنا اعْتَرَفْنا * بِأَنَّنَا اقْتَرَفْنَا
Wahai Tuhan kami! kami mengakui telah berbuat dosa
وَاَنَّنَا اَسْرَفْنَا * عَلَى لَظَى اَشْرَفْنَا
Sungguh kami telah melampaui batas dan kami hampir masuk neraka ladho
فَتُبْ عَلَيْنَا تَوْبَةْ * تَغْسِلْ لِكُلِّ حَوْبَةْ
Maka berilah kami taubat, sucikanlah kami dari segala dosa
وَاسْتُرْ لَنَا الْعَوْرَاتِ * وَاَمِنِ الرَّوْعَاتِ
Tutuplah segala keburukan kami, amankanlah dari segala ketakutan
وَاغْفِرْ لِوَالِدِيْنَا * رَبِّ وَمَوْلُوْدِيْنَا
Wahai Tuhan ampunilah orang tua kami dan anak-anak kami
وَالْاَلِ وَالْاِخْوَانِ * وَسَائِرِالْخِلَّانِ
Ampunilah keluarga, teman-teman dan semua saudara
وَكُلِّ ذِيْ مَحَبَّةَ * أَوْ جِيْرَةٍ أَوْ صُحْبَحْ
Ampunilah kekasih, tetangga dan semua sahabat
وَالْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعْ * اَمِيْنَ رَبِّ اِسْمَعْ
serta semua muslim, Wahai Tuhan semoga Kau dengar kau kabulkan
فَضْلًا وَجُوْدًا مَّنَّا * لَا بِاكْتِسَابٍ مِنَّا
Dengan anugrah, kemurahan, dan kemuliaanMu, bukanlah sebab usaha kami
بِاالْمُصْطَفَى الرَّسُوْلِ * نَحْظَى بِكُلِّ سُوْلِ
Dengan wasilah Rasul Terpilih, kami peroleh segala permintaan
صَلَّى وَسَلَّمْ رَبِّ * عَلَيْهِ عَدَّ الْحَبِّ
Semoga Allah memberi rahmat dan keselamatan kepada Rasul sebanyak bijian (sebanyak-banyaknya).
وَاَلِهِ وَالصَّحْبِ * عَدَدَ طَشِّ السُّحْبِ
Kepada dan keluarganya sebanyak rintikan hujan yang turun
وَالْحَمْدُ لِلْاِلَهِ * فِيْ الْبَدْءِ وَالتَّنَاهِى
Segala puji bagi Allah dari permulaan dan penghabisan

Sejarah NU

Oleh : Habib Lutfi bin Yahya Pekalongan

[Edisi Spesial Memperingati Harlah NU]

"Ulama-ulama Indonesia di Haromain: Embrio NU di Indonesia."

Banyak di antara kita yang kepaten obor, kehilangan sejarah, terutama generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita, -sebagian jarang memberi tahu apa dan bagaimana sebenarnya Nahdlitul Ulama itu.

Karena pengertian-pengertian mulai dari sejarah bagaimana berdirinya NU, bagaimana perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan NU, bagaimana asal-usul atau awal mulanya KH. Hasyim Asy’ari mendirikan NU dan mengapa Ahlussunah wal Jama’ah harus diberi wadah di Indonesia ini.

Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlussunah wal Jama’ah bukan semata-mata KH. Hasyim Asy’ari ingin berinovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu sudah sampai pada kondisi dhoruri, wajib mendirikan sebuah wadah. Kesimpulan bahwa membentuk sebuah wadah Ahlussunah wal Jama’ah di Indonesia menjadi satu keharusan, merupakan buah dari pengalaman ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah, terutama pada rentang waktu pada tahun 1200 H sampai 1350 H.

Pada kurun itu ulama Indonesia sangat mewarnai dan perannya dalam menyemarakkan kegiatan ilmiyah di Masjidil Haram tidak kecil. Misal diantaranya ada seorang ulama yang sangat terkenal, tidak satupun muridnya yang tidak menjadi ulama terkenal, ulama-ulama yang sangat tabahur fi ‘ilmi Syari’ah fi thoriqoh wa fi ‘ilmi tasawuf, ilmunya sangat melaut luas dalam syari’ah, thoriqoh dan ilmu tasawuf. Diantaranya dari Sambas, Ahmad bin Abdus Shamad Sambas. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama-ulama besar seperti Kiyai Tholhah Gunungjati Cirebon.

Kiyai Tholhah ini adalah kakek dari Kiyai Syarif Wonopringgo, Pekalongan. Muridnya yang lain, Kiyai Syarifudin bin Kiyai Zaenal Abidin bin Kiyai Muhammad Tholhah. Beliau diberi umur panjang, usianya seratus tahun lebih. Adik seperguruan beliau diantaranya Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Kiyai Kholil lahir pada tahun 1227 H. Dan diantaranya murid-murid Syekh Ahmad Sambas yaitu Syekh Abdul Qodir al-Bantani, yang menurunkan anak murid, yaitu Syekh Abdul Aziz Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten.

Ulama lain yang sangat terkenal sebagai ulama ternama di Masjidil Harom adalah Kiyai Nawawi al-Bantani. Beliau lahir pada tahun 1230 H dan meninggal pada tahun 1310 H bertepatan dengan meninggalnya mufti besar Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Ulama Indonesia yang lainnya yang berkiprah di Masjidil Harom adalah Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi. Beliau diberi umur panjang, beliau meninggal pada usia 125.

Tidak satupun pengarang kitab di Haromain; Mekah-Madinah, terutama ulama-ulama yang berasal dari Indonesia yang berani mencetak kitabnya sebelum ada pengesahan dari Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi.

Syekh Abdul Qadir al-Bantani murid lain Syekh Ahmad bin Abdus Shamad Sambas, yang mempunyai murid Kiyai Abdul Lathif Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten. Adapun ulama-alama yang lain yang ilmunya luar biasa adalah Sayyidi Syekh Ubaidillah Surabaya. Beliau melahirkan ulama yang luar biasa yaitu Kiyai Abu Ubaidah Giren Talang Tegal (Ponpes Attauhidiyyah), terkenal sebagai Imam Asy’ari-nya Indonesia. Dan melahirkan seorang ulama auliya besar, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja. Guru dari guru saya Sayyidi Syekh Muhammad Abdul Malik.

Yang mengajak Syekh Muhammad Ilyas muqim di Haromain yang mengajak adalah Kiyai Abu Ubaidah tersebut, di Jabal Abil Gubai, di Syekh Sulaiman Zuhdi. Diantara murid-muridnya lagi di Mekah adalah Sayyidi Syekh Abdullah Tegal. Lalu Sayyidi Syekh Abdullah Wahab Rohan Medan, Sayyidi Syekh Abdullah Batangpau, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja, Sayyidi Syekh Abdul Aziz bin Abdush Shamad al-Bimawi, dan Sayyidi Syekh Abdullah dan Sayyidi Syekh Abdul Manan, tokoh pendiri Termas sebelum Kiyai Mahfudz dan sebelum Kiyai Dimyati.

Di jaman Sayyidi Syekh Ahmad Khatib Sambas ataupun Sayyidi Syekh Sulaiman Zuhdi, murid yang terakhir adalah Sayyidi Syekh Ahmad Abdul Hadi Giri Kusumo daerah Mranggen.

Inilah ulama-ulama indonesia di antara tahun 1200 H sampai tahun 1350. Termasuk Syekh Baqir Zaenal Abidin Jogja, Kiyai Idris Jamsaren, dan banyak tokoh-tokoh pada waktu itu yang di Haromain.

Seharusnya kita bangga dari warga keturunan bangsa kita cukup mewarnai di Haromain, beliau-beliau memegang peranan yang luar biasa. Salah satunya guru saya sendiri Sayyidi Syekh Abdul Malik yang pernah tinggal di Haromain dan mengajar di Masjidil Haram khusus ilmu tafsir dan hadits selama 35 tahun. Beliau adalah muridnya Syekh Mahfudz at-Turmudzi.

Mengapa saya ceritakan yang demikian, kita harus mengenal ulama-ulama kita dahulu yang menjadi mata rantai berdirinya NU. Kalau dalam hadits itu betul-betul tahu sanadnya, bukan hanya katanya-katanya saja. Jadi kita harus tahu dari mana saja ajaran Ahlussunah wal Jama’ah yang diambil oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari.

Bukan sembarang orang tapi yang benar-benar orang-orang tabahur ilmunya, dan mempunyai maqomah, kedudukan yang luar biasa. Namun sayang peran penting ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah di Haromain pada masa itu (pada saat Syarif Husein berkuasa di Hijaz), khususunya ulama yang dari Indonesia tidak mempunyai wadah. Kemudian hal itu di pikirkan oleh KH. Hasyim Asy’ari disamping mempunyai latar belakang dan alasan lain yang sangat kuat sekali.

Menjelang berdirinya NU beberapa ulama besar kumpul di Masjidil Harom, -ini sudah tidak tertulis dan harus dicari lagi narasumber-narasumbernya. Beliau-beliau menyimpulkan sudah sangat mendesak berdirinya wadah bagi tumbuh kembang dan terjaganya ajaran Ahlussunah wal Jama’ah. Akhirnya diistikhorohi oleh para ulama-ulama Haromain, lalu mengutus KH. Hasyim Asy’ari untuk pulang ke Indonesia agar menemui dua orang di Indonesia. Kalau dua orang ini mengiakan jalan terus, kalau tidak jangan diteruskan. Dua orang tersebut yang pertama Habib Hasyim bin Umar bin Thoha bin Yahya Pekalongan, yang satunya lagi Mbah Kholil Bangkalan.

Oleh sebab itu tidak heran jika Mukatamar NU yang ke-5 dilaksanakan di Pekalongan tahun 1930 M untuk menghormati Habib Hasyim yang wafat pada itu. Itu suatu penghormatan yang luar biasa. Tidak heran kalau di Pekalongan sampai dua kali menjadi tuan rumah Muktamar Thoriqoh.

Tidak heran karena sudah dari sananya, kok tahu ini semua sumbernya dari mana? Dari seorang yang sholeh, Kiyai Irfan. Suatu ketika saya duduk-duduk dengan Kiyai Irfan, Kiyai Abdul Fatah dan Kiyai Abdul Hadi. Kiyai Irfan bertanya pada saya: “Kamu ini siapanya Habib Hasyim?”. Yang menjawab pertanyaan itu adalah Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi: “Ini cucunya Habib Hasyim Yai”.

Akhirnya saya diberi wasiat: “Mumpung saya masih hidup tolong catat sejarah ini. Mbah Kiyai Hasyim Asy’ari datang ke tempatnya Mbah Kiyai Yasin, Kiyai Sanusi ikut serta pada waktu itu. Di situ diiringi oleh Kiyai Asnawi Kudus, terus diantar datang ke Pekalongan. Lalu bersama Kiyai Irfan datang ke kediamannya Habib Hasyim. Begitu KH. Hasyim Asy’ari duduk, Habib Hasyim langsung berkata: “Kyai Hasyim Asy’ari, silakan laksanakan niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlussunah wal Jama’ah. Saya rela tapi tolong saya jangan ditulis.”

Itu wasiat Habib Hasyim, terus Kiyai Hasyim Asy’ari merasa lega dan puas. Kemudin Kiyai Hasyim Asy’ari menuju ke tempatnya Mbah Kiyai Kholil Bangkalan. Kemudian Mbah Kiyai Kholil bilang sama Kiyai Hasyim Asyari: “Laksanakan apa niatmu saya ridho seperti ridhonya Habib Hasyim tapi saya juga minta tolong nama saya jangan ditulis.”

Kata Kiyai Hasyim Asy’ari ini bagaimana Kiyai, kok tidak mau ditulis semua. Terus Mbah Kiyai Kholil menjawab: “Kalau mau tulis silakan tapi sedikit saja.” Itu tawadhu’nya Mbah Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah tersebut juga dicatat oleh Gus Dur.

Inilah sedikit perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Inilah perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama. Para pendirinya merupakan tokoh-tokoh ulama yang luar biasa. Makanya hal-hal yang demikian itu tolong ditulis. Agar anak-anak kita itu tidak terpengaruh oleh yang tidak-tidak, sebab mereka tidak mengetahui sejarah. Anak-anak kita saat ini banyak yang tidak tahu, apa sih NU itu? Apa sih Ahlussunah wal Jama’ah itu? Lha ini permasalahan kita.

Upaya pengenalan itu yang paling mudah dilakukan adalah dengan memasang foto-foto para pendiri NU, khususnya foto Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari.

(Disampaikan oleh Maulana al-Habib Luthfi bin Yahya pada Harlah NU di Kota Pekalongan tahun 2010)
#CopasDariWA

Selamat ulang tahun, NU! Semoga selalu sehat sentausa, dan panjang umur. Amin ya Rabb...

Thursday, January 26, 2017

Karomah ahmad bin hanbal

#Ngaji_Karomah_Wali

Fatimah putrinya imam Ahmad Bin Hambal pernah berkata :
" Terjadi kebakaran di rumah saudaraku, Sholih. saat itu Sholih sedang mempersiapkan harta utk pernikahan senilai 4.000 dinar dan semua itu terbakar habis.
sholih berkata : "
yg telah terbakar habis itu tdklah membuatku sedih, kecuali baju ayahku yg dulu biasa di pakai sholat, aku mengambil berkah dari baju tsb dan sholat dengan memakai baju itu. "
Ketika api telah padam, banyak orang yg memasuki rumahnya dan ternyata mereka menemukan bajunya imam ahmad berada di atas dipan yg telah terbakar sekitarnya, sedangkan baju tersebut masih utuh selamat. "

Qodhil qudhot Ali bin al husain menceritakan bahwa terjadi kebakaran di rumahnya, seisi rumah semuanya terbakar habis kecuali satu buku yg di dalamnya terdapat tulisan imam ahmad bin hambal.

Abul Faroj Ibnul Juauzy berkata :
" Ketika terjadi banjir besar di Baghdad tahun 554 H, semua kitabku ikut tengelam kecuali satu jilid kitab yg did alamnya terdapat dua lembar dari tulisan imam ahmad bin hambal -semoga Allah merahmatinya- "

wallohu a'lam.

~Al Adabus Syar'iyyah~

HABIB LUTHFI BIN YAHYA; RAHASIA DI BALIK MUKJIZAT DAN KAROMAH

Terdapat dalam manaqibnya Sayyidi Syaikh Abul Abbas al-Mursi dan Sayyidi Syaikh Abil Hasan asy-Syadziliy sebuah hadits Nabi Saw.: الْعُلُمَاءُ  وَرَثَةُاْلأَنْبِيَاءِ (ulama adalah pewaris para nabi). Imam asy-Syadziliy menafsirkan ulama itu ada dua macam; Ulama Shadiqun dan Ulama Shalihun. Yang pertama ulama shadiqun itu al-Auliya mitsl ar-Rusul, para wali seperti para rasul. Yang kedua ulama shalihun itu al-Auliya mitsl al-Anbiya, para wali seperti para nabi.

Kenapa dipisah (dibagi) menjadi dua, sebab kalau rasul itu berkewajiban (bertugas) balagh (menyampaikan), waballagha ar-risalah wa adda al-amanah wanashaha al-ummah wajahada fillahi haqqa jihadih. Masalah mengeluarkan mukjizat itu suatu kewajiban (bagi para rasul Allah) karena tashdiq (menjadi pernyataan kebenaran adanya risalah) untuk memperkuat kaum awam.

Kalau ulama berbeda dengan rasul dengan diberi karomah-karomah oleh Allah Swt. Semisal karomahnya Habib Ahmad Bafaqih Syihr Hadhramaut. Suatu ketika ada seorang Maghrabi ahli sihir yang ingin menjajal kewalian Habib Ahmad Bafaqih. Orang tersebut meniup pohon kurma yang sedang tumbuh dan berbuah, seketika pohon kurma tersebut terbakar hebat sampai habis. Habib Ahmad lalu berkata, “Coba tiup lagi agar pohon kurmanya hidup kembali.”

Orang tersebut menjawab tidak bisa. Lalu Habib Ahmad pun bertanya, “Oh ilmumu hanya segitu?” Kemudian Habib Ahmad langsung berucap, “Hai pohon kurma, bi-idznillah hiduplah seperti semula!” Seketika pohon kurma yang sudah hitam gosong tadi hidup kembali bahkan dengan dedauan dan buah-buahan yang lebih baik dari semula.

Menyaksikan yang demikian orang Maghrabi itu pun hanya terdiam melongo, tak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya ahli sihir itu pun tunduk kepada Habib Ahmad Bafaqih.

Begitupula karomahnya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad. Dulu di Tarim Hadhramaut ada seseorang asal Maghrabi yang sangat kaya, dia sedang jatuh cinta pada seorang wanita. Jaman itu ukir-ukiran terbaik emas dan perak adalah ukirannya Maghrabi. Akhirnya orang tersebut pergi ke Maghrabi hanya untuk memesan ukiran tersebut. Dipesanlah ukiran (gelang) teristimewa yang nantinya dipakai untuk melamar sang wanita pujaan.

Begitu pesanan sudah jadi, diajaklah si wanita itu ke rumah orang asal Maghrabi itu. Gelang itu lalu dipakaikan ke tangan si wanita pujaan oleh ibunya. Anehnya wanita itu langsung hilang entah ke mana. Penduduk Tarim pun menjadi geger. Dicari kesana-kemari bertanya kepada orang-orang pintar pun tidak ada yang sanggup menjawab dan mencarinya. Hingga bertemulah ia dengan Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad.

“Sudah, sekarang kamu pergilah kembali ke tukang yang membuat gelang itu.” Jawab Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad. Lalu pergilang orang tersebut ke Maghrabi sesuai perintah Habib Abdullah. Dan Habib Abdullah berpesan, “Tanyakan nanti, kembalikan atau tidak. Jika jawabannya tidak mau mengembalikan, tinggalkan saja dan pulanglah kembali ke Tarim.”

Sesampai di sana, ia melihat calon istrinya sedang berada di dalam ruangan seperti kurungan, tidak bisa keluar. “Orang ini memesan gelang jauh-jauh dari Tarim ke sini, pasti untuk seorang wanita yang cantik luar biasa,” batin tukang ukir itu saat pertamakali dipesani untuk membuatkan gelang. Pesan Habib Abdullah lalu disampaikan, dan ternyata jawaban tukang ukir tadi adalah ‘tidak mau’. Kemudian orang tersebut pun langsung pulang kembali ke Tarim.

Sesampai di Tarim ia langsung menghadap Habib Abdullah al-Haddad dan menyampaikan kejadian (jawaban) di atas. “Depan rumahmu tanahnya luas apa tidak?” Tanya Habib Abdullah kemudian. Lalu dijawab iya, yang kemudian Habib Abdullah berkata, “Ya sudah, tunggu saja besok ada apa, tapi jangan kaget nantinya.”

Besoknya di waktu Shubuh, begitu orang tersebut membuka pintu ia sangat kaget. Pasalnya tiba-tiba ada rumah di depan rumahnya, dan rumah itu persis seperti (modelnya) rumah orang Maghrabi. Begitu penghuninya keluar, setelah dilihat ternyata orang itu adalah tukang ukir asal Maghrabi. Sekarang yang kaget pun bertambah. Si tukang ukir itu pun bertanya-tanya, “Saya ini sedang di mana, koq tiba-tiba di tempat yang asing?”
Habib Abdullah al-Haddad yang sudah datang kemudian menjawab, “Ini di Tarim Hadharamaut. Rumahmu saya cabut pindah ke sini. Kembalikan wanita itu. Kamu hanya bisa memindah satu wanita, sedangkan saya memindah rumahmu sekaligus keluargamu saya pindahkan juga ke sini. Sekarang kamu mau apa?”

Akhirnya tukang ukir itu pun bertaubat, meminta maaf kepada Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad seraya mengembalikan si wanita. Itulah karomahnya para ulama jaman dulu. Dan ini merupakan jawaban-jawaban, namun jangan dimasukkan ke akal melainkan masukkan ke dalam iman. Sebab jika dimasukkan ke akal tidak akan masuk dan akal tetap akan menolak.

Begitupula karomah seorang ulama yang ada di Nusantara ini, Maulana Syarif Hidayatullah Cirebon. Kenapa di makam beliau sampai sekarang banyak guci-guci dan piring-piring yang menempel di dinding makam. Kisah selengkapnya silakan simak dalam video dokumentasi berikut, sekaligus menyambungkan live streaming yang terputus tadi malam karena sinyal yang buruk: https://youtu.be/sP7G_m5thPE.

(Tulisan di atas adalah transkrip dan alih bahasa dari cuplikan mau’idzah hasanah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya tadi malam dalam acara Maulid Nabi Saw. dan Haul Habib Umar bin Ali bin Hasyim bin Yahya & Sesepuh Desa Salakbrojo Kedungwuni, 27 Januari 2017. Oleh: Syaroni As-Samfuriy via fp IbjmArt.com)

http://www.ibjmart.com/2017/01/habib-luthfi-bin-yahya-rahasia-di-balik.html

Jumlah shahabat Nabi

Adakah yg tahu berapakah jumlah sahabat Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam ?
Tentu saja ada, karena banyak sekali kitab2 sejarah yg membahas tentang biografi para sahabat -semoga Allah meridhloi mereka-.

Menurut Abu Zur'ah gurunya Imam Muslim, sahabat Nabi jumlahnya lebih dari 100.000.
Menurut Imam Suyuti, jumlah para sahabat Nabi adalah 124.000.
jumlah tsb sama dengan jumlah semua para Nabi.

Syeh Syihab Al Manini dalam nadzomnya berkata :

وَصَحْبُهُ أَفْضَلُ خَلْقِ اللَّهِ # بَعْدَ النَّبِيِّينَ بِلَا اشْتِبَاهِ

هُمْ كَالنُّجُومِ كُلُّهُمْ مُجْتَهِدُ # يَا وَيْلَ أَقْوَامٍ بِهِمْ لَمْ يَهْتَدُوا

وَالْفَضْلُ فِيمَا بَيْنَهُمْ مَرَاتِبُ # وَعَدُّهُمْ لِلْأَنْبِيَا يُقَارِبُ
Dan para sahabatnya (Nabi Muhamamd) adalah makhluk Allah yg paling utama # setelah para Nabi, tanpa ada keraguan padanya.

Merekan bagaikan bintang dan mereka semua adalah mujtahid # celakalah kaum yg dengan mereka tdk mendapatkan petunjuk.

Keutamaan diantara mereka tingkatannya berbeda2 # dan jumlah mereka mendekati jumlah para Nabi.

wallohu a'lam.

~Syarah Mundhumah Adab~

AS-SAB'AT 'ASYR ( السبعات عشر )

Ibrahim at-Taimi rahimahulLah, seorang tokoh sufisme terkemuka pernah mengatakan pada murid-muridnya;
"Aku pernah bertemu Rasulullah di syurga dalam mimpiku, beliau menemaniku menikmati hidangan syurga yang sarat akan kelezatan dan kenikmatannya, lalu aku terbangun, setelah itu 40 tahun aku tidak pernah makan dan merasa lapar"

Beliau dalam mimpi tersebut menanyaiku; amalan apa yang engkau amalkan sehingga mengantarkanmu pada kedudukan yang tinggi ini? lalu aku menunjuki seseorang disebelah beliau, yaitu Khidzir 'alaihis salam.

Nabiyullah Khidzir mengatakan aku memberikan amalan ini, yang diamalkan setiap selesai shalat fajar & sebelum tergelincirnya matahari; AS-SAB'AT 'ASYR.

1. al-Fatihah,
2. an-Naas,
3. al-Falq,
4. al-Ihlas,
5. al-Kafirun,
6. Ayat al-Kursi
7. Shalawat kepada engkau wahai Rasulullah,
8. SubhanalLah, wal hamdulilLah, wa laa ILAAHA illalLah, walLahu akbar,
9. Memohon ampunan atas dosa-ku, kedua orangtua dan dosa sesama umat Islam.
اللهم اغفر لي ولوالدي ولأصحاب الحقوق الواجبة علي ولجميع  المؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحيآء منهم والأموات
Artinya, ± demikian; Ya Allah. anugrahkanlah ampunan untukku, untuk kedua orangtuaku, untuk orang² yang berhak aku mohonkan ampunan, dan untuk semua mu'minin-mu'minaat, muslimin-muslimat; baik yang hidup ataupun yang telah wafat.
10. Lalu membaca doa ini:
اللهم افعل بي وبهم عاجلا وآجلا في الدين والدنيا والآخرة ، ما أنت له أهل ولا تفعل بي يامولانا، ومانحن له أهل، إنك غفور رحيم جواد كيريم رؤف رحيم

KETERANGAN:
Setiap angka dibaca tujuh kali. Saya sudah sering mengamalkan dan Alhamdulillah disana saya mendapati sesuatu yang lebih dari anugrah ILAHIYAH. Ibrahim at-Taimi ketika menjelaskan ini mengatakan "minimal sesiapa yang mengamalkan diampuni segala dosa-kesalahannya".

Jika diperlukan, akan aku tuliskan translate lafal doa di atas. untuk yang pertama;
ALLAAHUMMAGHFIR LII WA LIWAALIDAYYA WA LI ASHAABIL HUQUQIL WAAJIBATI 'ALAYYA WA LIJAMII'IL MU'MINIINA WAL MU'MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT AL AHYAA-I MIN HUM WAL AMWAAT.

Kemudian yang kedua;
ALLAAHUMMAF'AL BII WA BIHIM, 'AAJILAN WA-AAJILAN FID DIIN WAD DUN-YAA WAL AAKHIRAH. MAA ANTA LAHU AHLUN WA LAA TAF'ALU BINAA YA MAWLAANA. WA MAA NAHNU LAHU AHLUN. INNAKA GHAFUURUR RAHIIM. JAWAADUN KARIIM. RA'UUFUR RAHIIM.

Ini. Yang saya maksud dari tulisan saya 'as-sab'at 'asyr'. juga pernah dinukil al-Ghazali dalam Ihya-nya. Abu Thalib al-Maky dalam Quut al-Qalb, dan Ulama² Tasawuf lainnya. Tidak berlebihan. tujuannya; supaya bermanfaat untuk diriku  sendiri, untuk para santri, dan teman-teman saya. semoga senantiasa ditunjukkan dalam jalan ridla-NYA.

Sumber: facebook ulin nuha asnawi

Wednesday, January 25, 2017

BERGURU PADA ABUYA DIMYATI BANTEN.

Ketika Gus Fuad Plered punya keinginan sowan Abuya Dimyati Banten, selalu saja terbaca oleh beliau, buktinya? saat Gus Fuad menghadap Budhe Dalalah (istri Abuya Dimyati), pasti Abuya Dimyati berpesan sesuatu hal pada istrinya. Beberapa hal yang dipesankan pada istrinya misalnya;
" Besok Fuad kesini, besok sore, besok ketemu saya sehabis subuh saja ",begitu beliau berpesan.
Padahal pada saat yang sama, Gus Fuad baru punya krenteg/ingin sowan ke Banten, atau Budhe Dalalah sendiri yang ngendika/bilang; "Kemarin Abah sudah bilang, Fuad besok datang kesini, ketemu Abahnya paling akhir ya ".

Padahal kalau Gus Fuad sowan Abuya, tidak ada model seperti sekarang yang sms dulu, atau telpon dulu. Mau sowan ya sowan aja, tapi beliau selalu tahu kalau Gus Fuad datang.

Budhe Dalalah adalah istri ke 2 dari Abuya Dimyati Banten. Beliau adalah adik kandung dari KH Abdul Muchith Nawawi Jejeran, masih ada ikatan saudara dengan Gus Fuad ( satu trah yaitu Bani Kholil ). Salah satu tali kedekatan Gus Fuad dengan beliau Abuya Dimyati adalah bahwa Gus Fuad cucu dari Hj Nyai Sangidu, yang semasa hidupnya begitu berkesan dihati Abuya Dimyati karena ketika beliau menikah dengan Hj Nyai Dalalah, yang mengatur dan berani mendudukkan di pelaminan salah satunya adalah inisiatif dari Hj Nyai Sangidu ( waktu itu kewalian Abuya Dimyati sudah tampak ), sehingga tidak ada yang berani mengatur demikian karena segan. Mbok Nyai, begitu beliau memanggil Hj Nyai Sangidu. Hj Nyai Sangidu salah satu putri dari KH Kholil.

Suatu kali Abuya Dimyati bilang kepada ibunda Gus Fuad ketika mengandung;
" Besok kamu akan punya anak laki-laki, tapi bukan yang dikandung ini, besok anakmu yang ke 2, beri dia nama Fuad ", begitu beliau berkata. Dan benar, lahirlah anak ke 2 dari ibu Muyassaratul Maqosit seorang bayi laki-laki dan diberi nama Muhammad Fuad Riyadi, terlahir tgl 8 Oktober 1970, di Desa Wonokromo Plered Bantul.

Sampai di pondok Abuya Dimyati Banten sore hari, disuruh bertemu Abuya pagi hari setelah solat subuh, itu artinya; Gus Fuad disuruh ikut ngajinya Abuya sampai pagi. begitu fikir Gus Fuad. Sambil menunggu, kadang-kadang Gus Fuad mengunjungi para santri Abuya yang beberapa sudah dikenalnya, diantaranya ada yang dari Jogja dan Bantul juga. Pengalaman-pengalaman spiritual berguru Abuya Dimyati kadang-kadang diceritakan oleh Gus Fuad pada santri-santri Abuya, yang kadang-kadang mereka malah tidak tahu. Kehadiran Gus Fuad ditengah-tengah mereka menjadi tambahan kamus baru untuk mengenal kewalian Abuya Dimyati.

Malam itu sungguh tak terlupakan oleh Gus Fuad Plered. Ketika mengikuti majelis Ngaji Abuya Dimyati Banten. Hari-hari Abuya dipenuhi oleh majelis ngaji. Jam menunjukkan pukul 21.00, kemudian jarum bergeser menjadi 22.00, kemudian jam 23.00, kemudian 23.30.00 WIB , disaat-saat para santri yang mengikuti majelis itu tersihir oleh kantuk, tersihir oleh larutnya malam, tersihir oleh heningnya suara. Hanya beberapa putra beliau Abuya yang tetap terjaga, dan Gus Fuad tak hendak melewatkan waktu-waktu seperti itu. Disaat Abuya Dimyati Ngaji membaca kitab, beberapa kali beliau berdiri memberikan salam dan hormat seraya berkata;
" Selamat datang Syeh Abdul Khodir Jaelani...,"sambil tangan beliau mengisyaratkan mempersilahkan.
" Selamat datang Sunan Gunung Jati...," berkata lirih sambil Abuya berdiri.
" Selamat datang Sunan Kudus....", begitu sambut Abuya Dimyati atas kehadiran Para Wali, Para Kekasih Allah yang hadir dalam Majelis Ngaji beliau.
Tak hanya satu atau dua kali Abuya berdiri menyambut, memberi salam dan berdiri di tengah-tengah beliau membacakan kitab. Para santri banyak yang tertidur tak ada yang melihat kecuali putra-putra beliau. Ketika salah satu putra beliau melirik tahu Gus Fuad terjaga, Abuaya berkata;
" Fuad weruh ( Fuad melihat ), ora papa (gak papa)...", begitu Abuya berkata seolah-olah memberikan penjelasan pada putranya yang melihat Gus Fuad terjaga, dan menyaksikan kejadian-kejadian pada Majelis Ngaji tersebut.

Selesai Sholat Jamaah Subuh Gus Fuad ikut antrian untuk bersalaman dengan Mbah Dim. Sesuai pesan dari Mbah Dim lewat Budhe Dalalah, Gus Fuad bersalaman paling akhir. Setelah bersalaman biasanya orang-orang yang bersalaman bergeser atau meninggalkan tempat memberi kesempatan yang lain untuk bersalaman. Satu dua orang ada yang masih ingin berada di ruang itu untuk berlama-lama melihat moment tersebut. Namun siapa yang berani atau bisa menolak jika Abuya menyuruh pergi seseorang untuk meninggalkan tempat tersebut. maka orang tersebut harus segera keluar.

Pada giliran terakhir Gus Fuad bersalaman dengan Abuya Dimyati, tak bisa terlukiskan saat-saat berdekatan dengan beliau. Hati ini selalu bertasbih, mulut ini tak henti bersholawat, mata ini silau melihat cahaya dan aura kesholehan beliau , hidung ini tak pelak mabuk menghirup keharuman wanginya udara di sekitar beliau. Kalimat yang terucap dari beliau ;
" Fuad... nyawang aku ( Fuad lihatlah aku )".
Gus Fuad pun tak beranjak dari tempat duduknya. Melihat Abuya berjalan diantara rak Kitabnya yang penuh, kemudian beliau berjalan sambil membaca kitab, kemudian duduk, kemudian berdiri, kemudian berjalan mengambil kitab yang lain.

Gus Fuad demikian terpesona dengan cahaya kewalian yang terpancar dari seluruh bahasa tubuh Mbah Dim. Dari cara beliau melangkah, cara beliau mengambil Kitab, saat beliau membuka lembaran demi lembaran kitab, semua bergerak berlandaskan ilmu. Di ruangan itu, Gus Fuad terbius mabuk dengan aroma wangi yang tercium dari ruangan tempat Mbah Dim berdiri, tempat gudangnya ilmu, gudangnya segala doa terkabul, gudangnya malaikat berkumpul. Pada saat itu seolah-olah Mbah Dim berkata pada Gus Fuad; " Lihatlah Gurumu ini berlama-lama Ad ". Sampai satu jam, dua jam sampai akhirnya jam yang dilirik Gus Fuad menunjukkan pukul 08.00. Kemudian Abuya Dimyati berkata;
" Fuad wis cukup le nyawang ( Fuad, sudah cukup melihat saya)".
Kemudian Gus Fuad baru keluar ruangan yang terbuat dari bambu tersebut.

Pondok Abuya Dimyati dibangun sedemikian rupa bersahaja dan sederhana indah namun penuh barokah. Waktu itu Gus Fuad berfikiran, inilah salah satu metode para ulama mentransfer ilmu bagi Santrinya. Salah satu pengamalan ilmu; memandang ulama sekejab mata dengan penuh kasih sayang, pahalanya lebih utama daripada beribadah satu tahun; dengan siangnya berpuasa, malamnya sholat terus menerus. begitulah kira-kira sabda Al Habib SAW. Sejak saat itu pula banyak ilmu dan Intisari ilmu yang Gus Fuad peroleh. Ilmu yang diperoleh Gus Fuad saat mengaji waktu masih kecil bermunculan teringat kembali.

Tak hanya sekali dua Gus Fuad diberi kesempatan oleh Abuya untuk melihat beliau berlama-lama. Suatu hari Abuya Dimyati berkata;" Fuad...diurusi santrinya ".
Dan benar,beberapa hari kemudian ada 9 santri ikut kami jadi santri mukim, meskipun hanya kami kontrakkkan, untuk tempat tinggal mereka.

Semoga cerita ini bisa menginspirasi kita untuk istiqomah dalam mengaji, menambah cinta kita pada Guru-guru kita, orang-orang Sholeh dan para Kekasih Allah. Amin ( edisi Jum at; menceritakan Guru,mencintai Guru, menceritakan Wali dan mencintai para Wali sama dengan mencintai Rosulullah = mencintai Allah )

sumber: https://www.facebook.com/groups/182580158602573/permalink/209505515910037/

Keutamaan penghafal al quran

السلام عليكم ورحمة الله...

Menghafal al-Quran termasuk ibadah jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah berfirman,

بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ

Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).

Allah memberikan banyak keutamaan bagi para penghafal al-Quran, di dunia dan ahirat.

Berikut diantaranya:

1. Kedudukan hafidz al-Quran di surga, sesuai banyaknya ayat yang dia hafal

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)

2. Ditemani Malaikat

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ

Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari 4937)

3. Di akhirat, akan diberi mahkota dan pakaian kemuliaan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً

Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).

4. Al-Quran memberi syafaat baginya

Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat. (HR. Muslim 1910).

5. Orang tuanya akan diberi mahkota cahaya kelak di akhirat

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن

Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).

Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن

Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).

والسلام عليكم ورحمة الله...

Sumber: facebook nifal fahmi qudus

Tuesday, January 24, 2017

Kenal lebih dekat dengan setan

Tujuh Tahapan Cara Setan Menggoda Manusia

…ولَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِۚإِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (البقرة . ١٦٨‏)‏

Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah ayat 168)

Semenjak setan terusir dari surga karena kesombongan dan keangkuhan setan menolak perintah Allah  untuk sujud (menghormati) kepada Nabi Adam  maka setan berjanji untuk menggoda dan menjerumuskan cucu Nabi Adam  untuk dijadikan pengikutnya hingga yaumil qiamah. Kitapun harus mewaspadai tipudaya setan yang menjerumuskan, karena tipu daya setan sangatlah halus yang mengakibatkan kebanyakan manusia tiada terasa telah terjerumus ke dalam hasutan setan.
Adapun kecohan, tipuan serta ajakan setan terhadap manusia agar meninggalkan ibadah kepada Allah ada tujuh macam jalan atau tujuh tahapan:

1.  Setan melarang manusia agar jangan taat kepada Allah.
Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata : “Aku sangat butuh sekali kepada pahala dari Allah, karena itu aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi.”

2.  Setan mengajak manusia untuk menunda taat. Nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolaknya dengan mengatakan: “Ajalku bukan pada tanganku. Jika aku mengundur amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok kapan aku kerjakan? Padahal tiap-tiap hari mempunyai amal tersendiri.”

3.  Sewaktu-waktu setan mendorong manusia supaya buru-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera seraya berkata: “Ayo cepat-cepat beramal, supaya engkau dapat memburu amal lainnya.”Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata: “Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tapi tidak sempurna.”

4.  Setan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain.Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata: “Untuk saya, cukup dinilai oleh Allah saja dan tidak ada faedahnya beramal karena manusia.”

5.  Setelah itu setan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan : “Betapa tingginya derajatmu dapat beramal shalih dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu.” Orang-orang yang baik akan menjawab: “Semua keagungan dan kesempurnaan itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaanku. Allah-lah yang memberi taufiq kepadaku untuk dapat mengerjakan amal yang Ia ridhai dan memberikan ganjaran yang besar dengan karunia-Nya. Jika sekiranya tanpa karunia Allah , maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku. Di samping dosaku yang banyak pula.”

6.  Setelah jalan kelima gagal, maka setan mengajukan jalan keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang telah disebut tadi, dan tidak akan bisa awas terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup pikirannya. Setan itu berkata mendesuskan di hati manusia: “Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan sirr, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan mendzahirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahwa engkau seorang hamba yang ikhlas.” Setan mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang halus sekali. Dengan ucapannya itu setan bermaksud untuk memasukkan sebagian dari penyakit riya.
Orang-orang yang terpelihara oleh Allah menolak ajakan setan itu dengan mengatakan: “Hai Mal’un (yang dilaknat) tiada henti-hentinya engkau menggodaku untuk merusak amalku dengan rupa-rupa jalan. Dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merusaknya. Aku ini hamba Allah, dan Allah  yang telah menjadikan aku. Kalau Allah berkehendak mendzahirkan amalku atau menyembunyikannya, kemudian menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak, karena itu bukan urusan manusia.”

7.  Setelah setan gagal menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan: “Hai manusia, tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, karena engkau jika telah ditetapkan oleh Allah pada jaman azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak akan menjadikan madharat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal. Engkau akan tetap menjadi orang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka.”
Orang-orang yang terpelihara oleh Allah   akan menolak godaan ini dengan mengatakan: “Aku ini seorang hamba dan berkewajiban menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui. Menetapkan sekehendak-Nya. Dan berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang berbahagia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala. Dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu. Jika sekiranya aku dimasukkan ke neraka padahal aku taat, maka aku lebih senang daripada jika aku dimasukkan neraka karena aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya karena janji Allah pasti terjadi dan firman-Nya pasti benar. Allah  telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepada-Nya akan diberi ganjaran.Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah tidak akan dimasukkan ke neraka dan pasti akan dimasukkan ke surga. Jadi masuknya seseorang ke surga bukanlah karena kekuatan amalnya, tetapi karena janji Allah semata yang pasti dan suci.”

Disarikan dari Kitab Minhajul Abidin karya Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali.
(Gambar hanya ilustrasi semata)

Syukur dan paham

Syukur paham-paham syukur

Monday, January 23, 2017

Macam-macam Tidur Berdasarkan Waktunya.


النوم خمسة انواع العيلولة وهو النوم بعد الفجر يورث الغفلةوالغيلولة وهو النوم وقت الضحى يورث الفقر والقيلولة وهو النوم وقت الاستواء يورث الغنى والكيلولة وهو النوم بعد العصر يورث الجنون والفيلولة وهو النوم بعد المغريب يورث الفتنة.
Kitab syarah mandumatul adab (2/355) karya syeh muhammad bin ahmad as safarini

Sunday, January 22, 2017

Kenapa hadits yang diriwayatkan ahlu al-Bait (keturunan Rasulullah ﷺ) sedikit dalam kutub as-sittah?

Kenapa hadits yang diriwayatkan ahlu al-Bait (keturunan Rasulullah ﷺ) sedikit dalam kutub as-sittah?

Syekh Yusri hafizhahullah menjawab:

"Banyak yang tidak tau bahwa pada tiga abad pertama, masa dikumpulkan hadits di kutub sittah itu, pada masa kekuasaan Umawi lalu awal Abbasi..  ahlu al-bait saat itu diburu oleh para penguasa, dibunuh saat ditemukan.. karena para penguasa takut umat Islam berkumpul mendukung ahli al-bait & menyayingi mereka dalam kekuasaan... Lihat saja bagaimana Sayyiduna al-Husain dibunuh.. padahal beliau sudah berkata: "Biarkan aku, menyembah Allah di mana pun kamu mau" tapi pilihan hanya membai`at Yaziz atau dibunuh... beliaupun dibunuh.

Pemburuan ahlu al-bait, terutama para ulama berlangsung sampai sekitar 750 tahun.. mereka bahkan dilarang untuk ikut shalat jum`at.. supaya tidak ada yang mengikuti mereka.. mereka terkurung dalam rumah supaya tidak ada yang mengenal mereka... bahkan orang yang mengenal salah satu dari mereka pun ikut diburu.. ditangkap, dipenjara, diadzab & dibunuh.

Jadi, para ulama yang mengumpulkan hadits tersebut, demi memperoleh kebebasan bergerak dari satu tempat ke tempat lain & tidak diganggu para penguasa; maka mereka menghindari periwayatan hadits dari ahli al-bait.. agar tidak dilarang & diletakkan dalam penjara.. makanya kamu tidak menemukan banyak hadits yang diriwayatkan mereka.. bukan karena mereka tidak ada.

Pada masa pemerintahan Turki; ahlu al-Bait kembali muncul dari Maghrib & negeri-negeri lain.. hidup & menetap, dan menyebarkan ilmu-ilmu sunnah.

Makanya, kita menemukan dalam 700 tahun ini para periwayat hadits adalah asyraaf (para keturunan Nabi ﷺ) dari asyraaf... lalu sebelumnya bukan ahli al-bait atau tidak bernisbah pada ahli al-bait.

Dalam masa Turki, penguasa membiarkan ahli al-bait hidup dalam kebebasan.

Jadi, al-Imam al-Bukhari (dll) tidak dicela karena hal itu.

Ku kasih contoh bagaimana Imam an-Nasai meninggal:

Ketika beliau pergi ke Syam; beliau menemui warga yang fanatik pada Mu`awiyah dan membenci Ali.. Mereka mengatakan: "Riwayatkan pada kami hadits-hadits"..

Beliau pun mengadakan majlis-majlis hadits di Syam, membacakan pada mereka keutamaan-keutaman Sayyidina Ali dalam buku yang berjudul "Khashaaish Ali"..

Ketika selesai, setelah beberapa hari, mereka mengatakan: "Riwayatkan pada kami hadits-hadits tentang Mu`awiyah".. Imam an-Nasaai berkata: "Tidak ada yang ku dapati kecuali hadits: "Allah tidak Mengenyangkan perutnya".. hadirin pun mulai memukuli beliau, padal beliau sudah lanjut usia, di atas 80 tahun.

Pada saait itu, ada qafilah yang berangkat haji.. al-Imam an-Nasaai pun ikut pergi dalam keadaan sakit.. sampai di sana.. beliau meninggal & dikuburkan antara Safa & Marwah.

Begitulah... bayangkan.. seorang imam yang hanya bicara tentang keutaman salah satu ahli al-bait.. bagaimana yang menimpa beliau.. balasannya adalah maut.

Jadi, setiap masa ada keadaan tententu.. Sebelum kamu menghukumi seseorang; kamu perlu melihat dulu keadaan di masa orang itu berada.

Contoh lain adalah Imam Ali ar-Ridha yang tidak pernah keluar dari rumah. Yang pergi berdakwah adalah Sayyidina Ma`ruuf al-Karkhi, padahal tuannya tidak keluar.

Jadi, hal ini wajib diberitahukan..

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=778545335534260&set=a.107580775964056.14368.100001364012892&type=3

Ijazah ben oleh guru sejati

Bismillah......
Oleh2 dari haul solo.....
Alhabib Ali bin Muhammad bin Husin Alhabsyi......mualif simtud duror......

Ijazah dari Habib Novel bin Muhammad Alaydrus solo.......
Doa dari Habib Ali Alhabsyi.....DOA UNTUK MENEMUKAN GURU SEJATI.....
Ijazah untuk umum....
Monggo di amalkan......

#smoga_manfaat

Sumber: FP Islamuna googlenya aswaja

Thursday, January 19, 2017

IJAZAH DARI KH. SYA'RONI AHMADI KUDUS (Hafizhohullah)

1. Doa ketenangan hati
Dibaca 10 kali sesudah sholat fardhu

اللهم نور قلبي بنور هدايتك كما نورت الأرض بنور شمسك أبدا أبدا

Allahumma nawwir qolbii binuuri hidaayatika kamaa nawwarta al-ardho binuuri syamsika abadan abadaa.

2. Doa agar diberi rizki yang luas
Dibaca pagi 9 kali dan sore 9 kali

الله لطيف بعباده يرزق من يشاء وهو القوي العزيز

Allahu lathiifun bi 'Ibaadihii yarzuqu man yasyaa-u wa huwa al-qowiyyu al-aziiz

3. Doa kerukunan keluarga
Dibaca 10 kali pagi dan sore

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

Robbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa

4. Doa dibaca waktu ada kesulitan

يا لطيف 129x

Yaa Lathiif (129 kali).

5. Doa dibaca untuk menghasilkan hajat
Dibaca 99 kali

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه صلاة تعدل صلوات المصلين عليه

Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii sholaatan ta'dilu sholawaatil musholliina 'alaih.

Silahkan diamalkan dengan menulis pada kolom komentar lafadz "qobiltu" semoga barokah.

Sumber: Nanal Ainal Fauz

Inilah Dawuh Hikmah para Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo

* Yang penting NGAJI !!! Walaupun anaknya seorang tukang ngarit tapi mau ngaji, ya akan pinter. Anaknya orang alim tapi tidak mau ngaji, ya tidak akan pinter. YANG PENTING NGAJI SING TENANAN. - K.H Abdul Karim

* Doakan aku supaya jangan dulu meninggal sebelum bisa puasa selama 9 tahun seperti Mbah Khalil. Dan doakan aku juga supaya diakui santrinya Mbah Khalil. - K.H Abdul Karim

* Yang dinamakan santri yang manfaat ilmunya adalah santri yang ilmunya bisa menuntun mereka meraih ridho Allah. Masalah keadaan tiap-tiap santri di rumahnya kelak, terserah gusti Allah. - K.H Marzuqi Dahlan

* Jangan sekali-kali kalian menyakiti hati orang tua. terlebih-lebih ibu. Karena menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat. - KH. Marzuqi Dahlan

* Jika ingin tujuanmu tercapai, jangan makan nasi alias ngerowot. - K.H Marzuqi Dahlan

* Banyak dan sedikitnya ilmu itu sebuah amanat jadi harus disebarkan. - K.H Marzuqi Dahlan

* Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah. Pertama, jangan sampai mata duitan. Kedua, jangan tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini insyaallah selamat. - K.H Mahrus Ali

* Ngajarlah ngaji !!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, kethoken kupingku. - K.H Mahrus Ali

* Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 th dan Nabi Nuh sukses dalam waktu 900 th. Tetapi di dalam Al Quran yg disebut ulul 'azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid. - K.H Mahrus Ali

* Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, diakhirat tidak dapat bagian apa-apa. - K.H Mahrus Ali

* Kalau ingin hidup mulia hormati orangtua, khususnya ibu. - K.H Mahrus Ali

* Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tidak di riyadlohi itu hasilnya beda. Riyadloh yang paling utama adalah istiqamah. - K.H Mahrus Ali

* Orang ingin sukses itu kuncinya menghormati istri. - K.H Mahrus Ali

* Barang siapa yang tidak mati karena pedang, maka ia akan mati dengan sebab musabab lain. Sebab musabab kematian itu banyak, namun mati cuma sekali. - K.H Maksum Jauhari

*Banyak orang yang ilmunya sedang-sedang saja Tapi betapa hebat manfaat & barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadhu’ dan banyak khidmah tholabul ‘ilmi. - KH. Makshum Jauhari

* Menghormati guru harus menghormati apa yang dimiliki guru. - K.H Maksum Jauhari

* Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang haqiqi adalah adab, ilmu, sidqu, dan amanah. - K.H Imam Yahya Mahrus

* Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang di perhatikan hanya kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang. - K.H Ahmad Idris Marzuqi

* Walaupun dirumah sudah menjadi tokoh masyarakat, bahkan menjadi wali. Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh mbah Abdul Karim. -KH. Ahmad Idris Marzuqi

* Orang yang ahli baca shalawat dzuriah dan anaknya akan gampang menjadi orang alim. Shaleh akhlaq dan tingkah lakunya. Kecerdasannya itu lain - K.H Ahmad Idris Marzuqi


* Ketika belajar di lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi. - K.H Ahmad Idris Marzuqi

* Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat, MESKIPUN DIRINYA TAK TERLIHAT. - K.H Abdul Aziz Manshur

* Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya (dengan) hati. -KH. Abdul Aziz Manshur

* Jangan dikira umat islam benci dengan orang budha, tapi maksudnya.yang dibenci adalah agamanya. - KH. Abdul Aziz Manshur

* Berbuatah kebaikan sesuai dengan keahlianmu. - KH. Abdul Aziz Manshur

* Kekuatan manusia terbatas. kewajiban kita, ikhlas dan berdoa. jangan cuma, "Saya harus bisa begini" - KH. Abdul Aziz Manshur

* Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi iman dan Islam. - KH. Abdul Aziz Manshur

* Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua kok di gendong ke sana ke sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orangtua. - K.H Anwar Manshur

* Hidup didunia ini kok terkena cobaan, jangan heran. itu sudah menjadi ketentuannya. - KH. Anwar Manshur

* Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu.Karna mencari ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat. - KH. Anwar Manshur

* Kita hrs benar-bemar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan pamrih dari segala sesuatu yang kita sumbangkan kepada msyarakat & bangsa. - KH. Anwar Manshur

* Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya. - K.H Anwar Manshur

* Sebaik-baiknya orang itu, orang di ajak maling, malingnya malah sadar. Sejelek-jeleknya orang, orang di ajak maling malah ikut jadi maling. Jangan mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak karuan. - K.H Anwar Manshur

* Orang sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orangtua dan kakeknya. - K.H Abdullah Kafabihi Mahrus

* Perjuangan membutuhkan pengorbanan. kejayaan membutuhkan perjuangan. - KH. Abdullah Kafabihi Mahrus

* Syaithon mengoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu. - KH. Abdullah Kafabihi Mahrus

* Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari kalangan pesantren. - K.H Abdullah Kafabihi Mahrus

* Yang serius belajarnya !!! Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada orang tua yang tidak repot. - K.H Habibullah Zaini

* Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk dakwah. - K.H Ma'ruf Zainuddin

* Harus punya tanggung jawab, kewajiban orang yang mencari ilmu harus belajar. Kewajiban orang yang mempunyai ilmu harus mengajar. - KH. Ma'ruf Zainuddin

* Ilmu itu amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak. - KH. Rofi'i Ya'kub.

Inilah Dawuh Hikmah para Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo

* Yang penting NGAJI !!! Walaupun anaknya seorang tukang ngarit tapi mau ngaji, ya akan pinter. Anaknya orang alim tapi tidak mau ngaji, ya tidak akan pinter. YANG PENTING NGAJI SING TENANAN. - K.H Abdul Karim

* Doakan aku supaya jangan dulu meninggal sebelum bisa puasa selama 9 tahun seperti Mbah Khalil. Dan doakan aku juga supaya diakui santrinya Mbah Khalil. - K.H Abdul Karim

* Yang dinamakan santri yang manfaat ilmunya adalah santri yang ilmunya bisa menuntun mereka meraih ridho Allah. Masalah keadaan tiap-tiap santri di rumahnya kelak, terserah gusti Allah. - K.H Marzuqi Dahlan

* Jangan sekali-kali kalian menyakiti hati orang tua. terlebih-lebih ibu. Karena menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat. - KH. Marzuqi Dahlan

* Jika ingin tujuanmu tercapai, jangan makan nasi alias ngerowot. - K.H Marzuqi Dahlan

* Banyak dan sedikitnya ilmu itu sebuah amanat jadi harus disebarkan. - K.H Marzuqi Dahlan

* Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah. Pertama, jangan sampai mata duitan. Kedua, jangan tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini insyaallah selamat. - K.H Mahrus Ali

* Ngajarlah ngaji !!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, kethoken kupingku. - K.H Mahrus Ali

* Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 th dan Nabi Nuh sukses dalam waktu 900 th. Tetapi di dalam Al Quran yg disebut ulul 'azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid. - K.H Mahrus Ali

* Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, diakhirat tidak dapat bagian apa-apa. - K.H Mahrus Ali

* Kalau ingin hidup mulia hormati orangtua, khususnya ibu. - K.H Mahrus Ali

* Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tidak di riyadlohi itu hasilnya beda. Riyadloh yang paling utama adalah istiqamah. - K.H Mahrus Ali

* Orang ingin sukses itu kuncinya menghormati istri. - K.H Mahrus Ali

* Barang siapa yang tidak mati karena pedang, maka ia akan mati dengan sebab musabab lain. Sebab musabab kematian itu banyak, namun mati cuma sekali. - K.H Maksum Jauhari

*Banyak orang yang ilmunya sedang-sedang saja Tapi betapa hebat manfaat & barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadhu’ dan banyak khidmah tholabul ‘ilmi. - KH. Makshum Jauhari

* Menghormati guru harus menghormati apa yang dimiliki guru. - K.H Maksum Jauhari

* Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang haqiqi adalah adab, ilmu, sidqu, dan amanah. - K.H Imam Yahya Mahrus

* Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang di perhatikan hanya kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang. - K.H Ahmad Idris Marzuqi

* Walaupun dirumah sudah menjadi tokoh masyarakat, bahkan menjadi wali. Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh mbah Abdul Karim. -KH. Ahmad Idris Marzuqi

* Orang yang ahli baca shalawat dzuriah dan anaknya akan gampang menjadi orang alim. Shaleh akhlaq dan tingkah lakunya. Kecerdasannya itu lain - K.H Ahmad Idris Marzuqi


* Ketika belajar di lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi. - K.H Ahmad Idris Marzuqi

* Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat, MESKIPUN DIRINYA TAK TERLIHAT. - K.H Abdul Aziz Manshur

* Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya (dengan) hati. -KH. Abdul Aziz Manshur

* Jangan dikira umat islam benci dengan orang budha, tapi maksudnya.yang dibenci adalah agamanya. - KH. Abdul Aziz Manshur

* Berbuatah kebaikan sesuai dengan keahlianmu. - KH. Abdul Aziz Manshur

* Kekuatan manusia terbatas. kewajiban kita, ikhlas dan berdoa. jangan cuma, "Saya harus bisa begini" - KH. Abdul Aziz Manshur

* Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi iman dan Islam. - KH. Abdul Aziz Manshur

* Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua kok di gendong ke sana ke sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orangtua. - K.H Anwar Manshur

* Hidup didunia ini kok terkena cobaan, jangan heran. itu sudah menjadi ketentuannya. - KH. Anwar Manshur

* Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu.Karna mencari ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat. - KH. Anwar Manshur

* Kita hrs benar-bemar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan pamrih dari segala sesuatu yang kita sumbangkan kepada msyarakat & bangsa. - KH. Anwar Manshur

* Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya. - K.H Anwar Manshur

* Sebaik-baiknya orang itu, orang di ajak maling, malingnya malah sadar. Sejelek-jeleknya orang, orang di ajak maling malah ikut jadi maling. Jangan mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak karuan. - K.H Anwar Manshur

* Orang sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orangtua dan kakeknya. - K.H Abdullah Kafabihi Mahrus

* Perjuangan membutuhkan pengorbanan. kejayaan membutuhkan perjuangan. - KH. Abdullah Kafabihi Mahrus

* Syaithon mengoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu. - KH. Abdullah Kafabihi Mahrus

* Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari kalangan pesantren. - K.H Abdullah Kafabihi Mahrus

* Yang serius belajarnya !!! Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada orang tua yang tidak repot. - K.H Habibullah Zaini

* Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk dakwah. - K.H Ma'ruf Zainuddin

* Harus punya tanggung jawab, kewajiban orang yang mencari ilmu harus belajar. Kewajiban orang yang mempunyai ilmu harus mengajar. - KH. Ma'ruf Zainuddin

* Ilmu itu amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak. - KH. Rofi'i Ya'kub.

Ndandani anak

Gus miek :
"Dandani anak, dandani bojo.. Nggae cangkem, nggae kata-kata, nasehat..niku mpun boten usum. Sing usum damel getaran bathiniyyah. Termasuk anake di fatihai siji2.. sopo weruh, kenek sinare fatihah, dadi kebuka'.. anak2e dadi sholeh, gelem nyantri, gelem sholat..".

Tuesday, January 17, 2017

Mahram

Mahram dalam diagram gambar

KISAH WANITA MISKIN DAN IMAM HAMBALI

Suatu hari Imam Ahmad bin Hanbal ra dikunjungi seorang wanita yang ingin bertanya.

“lmam, saya adalah seorang perempuan yang sudah lama ditinggal mati suami. Saya ini sangat miskin, sehingga untuk membesarkan anak-anak, saya memintal benang di malam hari, sementara siangnya saya gunakan untuk mengurus anak-anak saya dan bekerja sebagai sebagai buruh kasar.”
“Karena saya tak mampu membeli lampu, maka pekerjaan memintal benang itu saya lakukan apabila  bulan terang.”

Imam Ahmad ra mendengar dengan serius percakapan perempuan tadi. Perasaannya tersentuh mendengar ceritanya yang menyayat hati.
Beliau yang memiliki kekayaan lagi dermawan sebenarnya telah tergerak hati untuk memberi bantuan sedekah kepada wanita itu, namun ia tangguhkan dahulu hasratnya karena ingin mendengar semua ucapan si ibu tadi. Si ibu pun meneruskan ceritanya.

“Pada suatu hari, ada satu rombongan  kerajaan telah berkemah di depan rumah saya. Mereka menyalakan lampu dalam jumlah yang amat banyak sehingga sinarnya terang benderang. Tanpa sepengetahuan mereka, saya segera memintal benang dengan memanfaatkan cahaya lampu-lampu itu. Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, apakah hasilnya halal atau haram kalau saya jual? Bolehkah saya makan dari hasil penjualan itu? Sebab, saya melakukan pekerjaan itu dengan diterangi lampu yang minyaknya dibeli dengan uang negara, dan tentu itu adalah uang rakyat.”

Imam Ahmad ra terpesona dengan kemuliaan jiwa wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang rusak akhlaknya dan hanya memikirkan kesenangan sendiri, tanpa peduli halal haram lagi. Padahal jelas, wanita ini begitu miskin lagi fakir.

Maka dengan penuh rasa ingin tahu, Imam Ahmad ra bertanya, “Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?”

Dengan suara serak karena penderitaannya yang berkepanjangan, wanita ini mengaku, “Saya ini adik perempuan Basyar Al-Hafi.”
Imam Ahmad rahimahullah makin terkejut.  Basyar Al-Hafi ra adalah Gabernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya.  Rupanya, jabatannya yang tinggi tidak disalahgunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sehingga adik kandungnya sendiri pun hidup dalam keadaan miskin.

Dengan menghela nafas berat, Imam Ahmad ra berkata, “Pada masa kini, ketika orang-orang sibuk mengumpul kekayaan dengan berbagai cara, bahkan dengan menyalahgunakan uang negara serta menyusahkan rakyat yang sudah miskin, ternyata masih ada wanita terhormat seperti engkau.  lbu, sungguh, sehelai rambutmu yang terurai dari celahan jilbabmu jauh lebih mulia jika dibanding dengan berlapis-lapis serban yang kupakai dan berlembar-lembar jubah yang dikenakan para ulama.”

Imam Ahmad melanjutkan, “Subhanallah, sungguh mulianya engkau, hasil sulaman itu engkau haramkan? Padahal bagi kami itu tidak apa-apa, sebab yang engkau lakukan itu tidak merugikan keuangan negara…”

Imam Ahmad ra begitu terharu mengucapkan kalimatnya, “Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silakan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau…”

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ بِحَرَامٍ

“Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.”
(Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730).

Monday, January 16, 2017

Kisah Jinten dan Guru Ibn Arabi

Dalam kitabnya bn Arabi bercerita mengenai seorang gurunya yang bernama Abu Abdillah Muhammad al-Syarafi. Gurunya ini berasal dari kabupaten al-Jarafe di kota Sevilla. Di luar kota Sevilla tidak banyak yang mengenal karomah sang guru, bukan saja karena sang guru menempuh laku spiritual yang keras, seperti 40 tahun tinggal di rumah tanpa lampu dan perapian, tapi juga karena sang guru termasuk sufi yang menyembunyikan kedudukannya.

Suatu hari Syekh al-Syarafi berjalan ke pasar dan menemui seorang anak kecil yang mengangkat keranjang berisi Adas/Jinten. Anak itu berkisah bahwa ia seorang yatim. Ibunya harus mengasuh sejumlah anaknya yang masih kecil. Sejak pagi mereka belum makan. Ibunya menyuruhnya menjual biji jinten ini ke pasar. Jika uangnya cukup ibunya berharap bisa membeli makanan untuk mereka.

Syekh al-Syarafi meneteskan air mata menyimak kisah si bocah. Akan tetapi, alih-alih membeli jinten itu, Syekh al-Syarafi memasukkan tangannya ke keranjang, menggenggam sejumlah biji jinten, "ini jinten yang bagus"  begitu komentar sang syekh. Kemudian Syekh al-Syarafi berkata pada bocah yatim itu:

"Beritahu ibumu bahwa paman al-Syarafi dari al-Jarafe mengambil beberapa biji jinten ini dan meminta ibumu menghalalkannya."

Sampai di sini, tindakan Syekh al-Syarafi ini di luar nalar. Bocah yang keluarganya sedang kesusahan dan hendak menjual biji jinten yang mereka punya, malah sebagian diambil oleh Syekh al-Syarafi. Bahkan tidak membayar dan malah minta ikhlas dihalalkan saja untuk dia.

Namun karomah beliau muncul pada titik ini. Saat ia angkat tangannya menggenggam biji jinten, hatinya berdoa kepada Allah maka luluh hati mereka yang berada di sekitar itu. Tiba-tiba ada yang berkata: "biji jinten yang telah disentuh oleh seorang Syekh pasti barokah." Orang yang berkerumun berebut membeli biji jinten itu. Walhasil, anak itu pulang membawa 70 dinar emas ke rumah ibunya. Subhanallah!

Ibnu Arabi bercerita bagaimana di depan matanya sendiri ia menyaksikan karomah sang guru menolonganak kecil itu dengan cara yang di luar nalar.

Kawan, seringkali di saat kesusahan kita malah memgalami kerugian. Kata orang, ini ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Namun yakinlah dengan kekuatan doa dan keikhlasan hati. Apa yang sudah direnggut oleh tanganNya tidaklah tersisa kecuali barokah. Bi yadikal Khair. DitanganNya semua kebajikan.

Di balik kesulitan, ada kemudahan
Sungguh di balik kesulitan, ada kemudahan

Begitu al-Qur'an merekam janji Allah SWT. Masihkah kita tidak mempercayainya?

Para kekasih Allah itu bekerja menurut apa yang Allah skenariokan. Apa yang terlihat sebuah kerugian di mata manusia boleh jadi merupakan sarana datangnya keberkahan.

Untukmu kawan yang tengah dirundung berbagai kesulitan hidup, berdoalah agar hati kita seperti biji jinten yang disentuh oleh tangan kekasihNya. Ikhlaskanlah apa yang telah terambil, nanti Allah ganti semuanya dengan caraNya. Berkah....berkah...berkah.

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Sunday, January 15, 2017

MENGAJILAH BIAR GAGAH

~ Sang Hafidz Al-Quran yang Produktif Menulis

KH. Maftuh Basthul Birri terlahir di Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah pada tahun 1948 M. Mula-mula beliau menghafal al-Quran di hadapan KH. Ahmad Munawwir, Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Dilanjut belajar qiraah sab’ah di hadapan Kyai Nawawi Abdul Aziz (Ngrukem, Bantul Yogyakarta). Beliau juga pernah tabarukan di Pondok Pesantren Yanbu’ul Quran Kudus di hadapan Kyai Arwani Amin, Kudus.

Selanjutnya KH. Maftuh Basthul Birri belajar ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau bukan hanya ahli dalam bidang bacaan al-Quran, melainkan juga dalam bidang tulis-menulis al-Quran (khath). Hasil karyanya dalam bidang kaligrafi cukup banyak dan sangat indah. Tidak berlebihan jika kita menggolongkan beliau ke dalam daftar para khaththat handal Indonesia.

Saat ini beliau menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Murotilil Quran (PPMQ) Lirboyo Kediri. Pesantren ini termasuk salah satu unit dari Pondok Pesantren Lirboyo yang konsen dalam mempelajari al-Quran. Pesantren yang dirintis KH. Maftuh Basthul Birri ini telah banyak mencetak hafidz-hafidzah berkualitas sekaligus mumpuni membaca dan memahami kitab-kitab kuning (kitab klasik Islam).

Di awal-awal berdirinya semaan al-Quran “Jantiko MANTAB” beliau aktif sebagai qari’ untuk daerah Kediri dan sekitarnya. Beliau juga menjadi pengamal wirid Dzikrul Ghafilin-nya Gus Miek, sehingga tidak heran kalau beliau menulis biografi dan karomah singkat para wali yang disebutkan dalam wirid itu.

Kedalaman ilmu dan pengalaman KH. Maftuh Basthul Birri dalam bidang al-Quran dan kitab kuning mengantarkan beliau menjadi penulis produktif dan kreatif. Diantara hasil karyanya adalah:

1. Hidangan Segar Al-Quran (Keutamaan-keutamaan dan Kewajiban Belajar al-Quran). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
2. Persiapan Membaca Al-Quran dengan Rosm Utsmani dan Tanda Baca yang Bertajwid. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
3. Mari Memakai Al-Quran Rosm ‘Utsmaniy (RU), Kajian Tulisan al-Quran dan Pembangkit Generasinya. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
4. Al-Quran Bonus yang Terlupakan, Metode canggih mengaji dan mengajar al-Quran dan Perihal yang Terkait. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
5. Fath al-Mannan (Tajwid Jawa Komplit). Surabaya: CV Ihsan.
6. Standar Tajwid Bacaan Al-Quran (terjemah bahasa Indonesia Fath al-Mannan). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
7. Mental Khataman Al-Quran. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
8. Reformasi Menurut Al-Quran. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
9. Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
10. Manaqib 50 Wali Agung (terjemahan bahasa Indonesia dari Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin) Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
11. Jet Tempur, Turutan Mengaji Al-Quran Kanak-kanak (Pemula). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.
12. Dan lainnya.

~ Pondok Pesantren Murottilil Qur’an (PPMQ)

Berdirinya pondok pesantren unit Lirboyo yang satu ini, tidak bisa dilepaskan dari Madrasah Murottilil Qur’an (MMQ) yang dirintis oleh KH. Maftuh Basthul Birri. Madrasah ini berawal sekitar tahun 1397 H/ 1977 M yang kala itu berupa pengajian dengan sistem sorogan yang diasuh langsung oleh KH. Maftuh Basthul Birri. Karena semakin banyaknya santri yang mengaji, maka sekitar tahun 1979/ 1980 M. MMQ berdiri sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo yang khusus membidangi al-Quran.

Kepengrursan MMQ sendiri mulai dibentuk tahun 1990. Dan mengingat kuantitas siswa yang terus bertambah, MMQ merasa perlu untuk memilah siswanya dalam beberapa tingkatan. Maka dibentuklah jenjang pendidikan dengan tingkatan Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah dan Aliyyah. Kemudian sekitar tahun 1997, dibentuklah sebuah jam’iyyah sebagai media ta’aruf antar santri MMQ dan ajang pendidikan yang bersifat ekstra kurikuler. Diantara kegiatannya adalah mengembangkan bakat santri dalam seni baca al-Quran.

Setiap tahun, MMQ terus melakukan perkembangan. Dan di tahun 2011 ini, dalam MMQ terdapat lima tingkatan.

• Pertama, tingkat I’dadiyah. Waktunya setengah tahun, dengan materi; Buku Turutan A, Ba, Ta.. Jet Tempur, mempelajari dan membaca mulai surat al-A’la sampai surat an-Nas.

• Kedua, tingkat Ibtidaiyah. Waktunya setengah tahun, dengan materi; Buku Persiapan Membaca al-Quran, Buku Bonus Agung yang Terlupakan, mempelajari dan menghafal mulai surat al-A’la-surat an-Nas.

• Ketiga, tingkat Tsanawiyah. Waktunya setengah tahun, dengan materi; Buku Standar Tajwid (Fathul Mannan), Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin, mempelajari dan menghafal mulai surat al-A’la-syrat an-Nas, surat Yasin, al-Waqi’ah dan Bacaan-bacaan Ghorib.

• Ketiga, tingkat Aliyah. Waktunya kurang lebih satu tahun setengah, dengan materi; Buku Mari Memakai Rosm Utsmany, sorogan al-Quran mulai juz 1- 30 dan menghafal qisharis suwar.

• Sedangkan tingkatan keempat adalah Sab’atul Qira-at. Waktunya kurang lebih dua bulan dan diperuntukkan bagi siswa yang sudah selesai setoran al-Quran 30 juz, telah sukses menghafalkan surat-surat pendek (antara lain; juz 30, al-Mulk, al-Waqi’ah, ad-Dukhan, Yasin, as-Sajdah, al-Kahfi,) dan telah terdaftar sebagai peserta Takhtiman (Khatmil Quran).

Pada tanggal 16 Juni 2002, MMQ meresmikan cabangnya di daerah Batam. Kala itu, meski dengan fasilitas minim (bahkan tempat mengajinya masih meminjam lahan yang terletak di kawasan liar belakang Dormitori Blok R kawasan industri Batamindo Muka Kuning), MMQ Batam telah diikuti kurang lebih 600 siswa dengan tingkatan yang sama dengan MMQ Pusat, yaitu tingkatan Jet Tempur, Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah, Aliyyah, Tahaffuzh, dan Qiro-ah Sab’ah. Cabang MMQ dengan Akte Notaris Yondri Darto, S.H. No. 196 tanggal 20 Juli 2004 ini, kini telah diikuti oleh lebih dari 4000 santri.

Selain MMQ, di dalam Pondok Pesantren Murottilil Qur’an (PP MQ) juga ada Majlis Qiro’ah Wat Tahfidz (MQT). Kegiatannya terbagi dua, harian dan mingguan.

• Harian meliputi: shalat jamaah lima waktu, qiyamullail, mengaji setor hafalan (ba’da jamaah shalat Shubuh), murattalan bersama (aktivitas memperbaiki bacaan al-Quran, membenahi makhraj dan menerapkan shifatul huruf yang dilaksanakan setelah jamaah shalat Dzuhur), dan mengaji Takror Hafalan (sebuah kegiatan yang mngumpulkan antara guru dan santri guna mengulang dan memahirkan hafalan al-Quran, disamping penyampaian materi kitab-kitab tajwid setelah jamaah shalat Ashar).

• Sedangkan kegiatan mingguannya adalah: musyawarah kitab-kitab tajwid (Kamis sore), Jam’iyyah Maulidiyyah (kegiatan yang di dalamnya juga berisikan pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, latihan khithabah dan praktek ubudiyyah setiap malam Jum’at), serta semaan al-Quran (hari Jum’at selepas jamaah shalat Shubuh). MQT juga membagi tingkatan-tingkatan anggotanya. Tingkat Marhalah I’dadiyyah (waktunya setengah tahun, dengan materi; hafalan surat-surat penting dan buku Persiapan Membaca Al-Quran), Tingkat Marhalah Ula, (waktunya satu tahun, dengan materi; hafalan juz 1-10 dan buku Standar Tajwid), Tingkat Marhalah Tsaniyyah, (waktunya satu tahun, dengan materi; hafalan juz 11-20 dan buku Tajwid Jazariyyah), Tingkat Marhalah Tsalitsah, (selama satu tahun, dengan materi; hafaln juz 21- 30 dan buku Tajwid Jazariyyah), dan Tingkat Sab’atul Qira-at (ditempuh kurang lebih tiga tahun dan diperuntukkan bagi santri yang telah mengkhatamkan al-Quran di hadapan KH. Maftuh Basthul Birri).

PP. MQ kian hari makin berkembang. Saat ini, PP. MQ yang diketuai Agus Khothibul Umam dan Imam Hasan Asy’ari Sebagai sekretarisnya, untuk MMQ diikuti siswa sebanyak 1467 dan MQT sejumlah 78 santri. Untuk menampung para santrinya, tahun 2005 dibangunlah bangunan baru di Dusun Sidomulyo Desa Klodran Kec. Semen yang berjarak kurang lebih 3 km dari PP. Lirboyo yang saat ini dihuni oleh 127 santri, 36 diantaranya adalah santri putri. Dan meskipun PP. MQ adalah pesantren yang fokus pada pengkajian al-Quran, di dalamnya juga diajarkan ilmu tauhid, fikih, akhlak, hadis, nahwu dan shorof, yang digelar setiap hari mulai pukul 08.00 WIs.

~ Shalawat Mengajilah Al-Quran Karya KH. Maftuh Basthul Birri

صَـلاةُ اللهِ سَـلامُ اللهِ # عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلاةُ اللهِ سَـلامُ اللهِ # عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
اِلهِـى عَـلِّـمِ اْلاُمـَّة #  بالْقُرْان وَالْحكْمَة
وَبالْعُلُوْم وَالْاَعْمَال # بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ
اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَ كْرِمْنَـا #  بِـنَيـْلِ مـَطَالِبٍ مِنَّا
وَدَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا # بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ
اَتَيـْنَا طَالِـبِى الرِّفْـقِ # وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ
فَوَسِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ # بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ

Al-Quran penuh berkah, mengajilah biar gagah (2X)
Al-Quran penuh cahaya, mengajilah biar kaya.

Ngaji Quran tidak mudah, janganlah dianggap mudah (2X)
Jangan hanya kanak-kanak, tua pun mengajilah.

Para guru para imam, mengajilah sampai mahir (2X)
Itulah perintah Allah, janganlah dilupakan.

Baca tulisan bukanlah ngaji, bahkan harus sampai hafal pandai (2X)
Itulah namanya ngaji, yang harus kita tekuni.

Kalau Quran diremehkan, hilanglah barokah Allah (2X)
Gejolak datang petaka datang, susah payah kita semua.

Sekarang bukti nyata, sadarlah kita bersama (2X)
Di dunia berantakan, di akhirat masuk neraka.

Semoga Allah melimpahkan, keberuntungan bagi kita (2X)
Di dunia sejahtera, akhir kelak masuk ke surga.

Link download: https://www.dropbox.com/s/qxennw5s7eg6rvh/MENGAJI%20AL-QURAN%2C%20KH.%20MAFTUH%20BASTHUL%20BIRRI%20LIRBOYO.mp3

Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 13 Maret 2014

http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/03/mengajilah-biar-gagah-sekilas-pandang.html
http://www.muslimedianews.com/2014/03/mengajilah-biar-gagah-kh-maftuh-basthul.html