”Alhamdulillah , enek tamu. Nyai mesti engko mbeleh pitik.”
Itulah dawuh Mbah Yai Djazuli kepada istrinya ketika melihat ada tamu yang datang.
Kata-kata itu bukan sekedar basa-basi. Ibu Nyai benar-benar menyuguhkan hidangan istimewa kepada tamu yang datang. Padahal, biasanya hidangan yang disantap keluarga Mbah Yai Djazuli setiap hari dapat dikatakan sangat sederhana.
Jangankan yang jelas-jelas mampir ke kediaman beliau sebagai tamu, bahkan ada Kiayi lewat di jalan saja, Mbah Djazuli sudah kelihatan repot. Dilaporkannya kiayi tersebut pada isterinya, “Belehno pitik, Mengko ta stop.” Kata beliau. Tak ayal lagi bila kiayi tadi kembali, akan dihadang oleh Mbah Yai Djazuli seperti polantas menghadang kendaraan di jalan.
Beliau Mbah Yai Djazuli sangat menghormati tamu.
Memulyakannya, dan berusaha memberikan layanan terbaik adalah kewajiban. Beliau selalu memberikan suguhan istimewa, mengenakan pakaian terbaik untuk menyambut tamu, dan dengan perasaan gembira mengajak tamu bercakap-cakap ramah. Bahkan tak jarang ketika tamu hendak pulang, Mbah Yai Djazuli memberinya amplop berisi uang. Walaupun Mbah Yai Djazuli sendiri tergolong orang yang tidak mampu.
Inilah salah satu sifat Mbah Yai Djazuli yang sangat istimewa.
Jika anda mengaku santri dan murid beliau, maka mencontoh karakter beliau adalah suatu keharusan.
No comments:
Post a Comment