Thursday, August 29, 2019

Gitar dan wali

Suatu hari, al-Habib Saggaf bin Abu Bakar Assegaf bermain gitar gambus dengan sya'ir-sya'ir arabnya. Tiba-tiba al-Quthub al-Fard al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik) Sang Abah menegur beliau sang anak.
"Yek, kapan kau bermunajat kepada Allah kalau kau main gitar terus?"

Seketika itu juga Sang Abah menyimpan gitar gambus Waladnya tersebut dilemarinya. Semenjak itu al-Habib Saggaf tidak pernah bermain gitar lagi. Namun kemudian selang satu bulan, ketika al-Quthb al-Fard al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf sedang Qiyamullail (sholat malam), beliau mendengar suara tangisan yg sangat memilukan hati, kemudian dicarinya suara tersebut. Ternyata suara itu dari dalam almari dimana gitar sang Putra yaitu al-Habib Saggaf disimpan, menangis tersedu-sedu.

Al Quthb Habib Abu Bakar Assegaf bertanya (tentunya hal ini bisa saja terjadi kalau Allah SWT menghendaki untuk membuktikan derajat kewalian beliau) :
"Wahai gitar, kenapa engkau menangis?"

Si Gitar menjawab:
"Wahai Habib, kenapa aku tidak boleh di ajak bersenandung memuji Allah dan Nabi-Nya bersama anakmu?"

Semenjak itu dan setelah peristiwa menangisnya gitar gambus milik al-Habib Saggaf sang Putra tercintanya, al-Habib Saggaf di persilahkan oleh sang Abah utuk bermain gitar gambus lagi. Dan dari beliaulah Musik Gambus dan Jalsah yg sangat Populer hingga sekarang ini yg sering kita dengarkan, dan para Yek (para habib muda) berdendang dalam Balutan Mahabbah ilAlloh wa Rasulihi.

Kuteringat juga kisah tentang rebana Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani saat didendangkan sambil thawaf di Ka'bah. Ketika diketahui pihak Askar kerajaan Saudi, Askar itupun menangkap beliau. Tapi anehnya rebana yg jatuh itu terbang sendiri mengitari Ka'bah.

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

No comments:

Post a Comment