Friday, August 3, 2018

Kyai Dan Santri Tempo Doeloe.

Kyai Dan Santri Tempo Doeloe.

" Kita ini beruntung.. " Kata Habib Umar waktu itu, " Guru-guru kita tidak memberikan kita ujian yang berat seperti ujian yang diberikan ulama-ulama terdahulu, karena mereka tahu hati kita lemah, iman kita lemah tidak seperti santri-santri zaman dulu.

Beliau lalu menceritakan kisah Habib Ali Bin Abdullah Assegaf ketika 'jauh-jauh' datang dari Hadhramaut ke Malibar India untuk berguru kepada Habib Ali Bin Abdullah Alaydrus.

Sesampainya ia di depan rumah gurunya dan mengucapkan salam, Sang guru yang waktu itu sedang makan di lantai dua menyuruh Khodamnya melihat siapa yang ada di depan pintu.

" Seorang pencari ilmu dari Seiwun Hadhramaut Habib, namanya Ali Assegaf " jawab Khodamnya.

Mendengar itu Habib Ali Alaydrus mengambil air bekas cuci tangannya dan memberikannya kepada khodamnya.

" Ambil air ini.. Dan siramkan kepadanya.. "

Dengan segera si khodam mengambil air kobokan itu dan menyiramkannya ke tubuh Habib Ali Assegaf dari lantai dua.. Mbyuurrr...

Setengah jam kemudian Habib Ali Alaydrus memanggil khodamnya lagi.

" Coba lihat.. Apakah orang itu masih ada di bawah.. "

Khodamnya melihat ke bawah dan ternyata pemuda itu masih berdiri mematung di depan pintu. Malahan ia masih menunduk penuh tadhim.

" Masih Habib.. Dia masih ada di bawah.. " jawab khodamnya

" Sekarang.. Bukakan pintu untuknya.." ujar Habib Ali Alaydrus.

Berkat ketulusan dan keteguhannya itu, kelak Habib Ali Assegaf menjadi salah satu murid kesayangan Habib Ali Alyadrus.

Sebagian ulama terdahulu memang mempunyai cara tersendiri dalam menguji keteguhan dan ketulusan santri-santrinya.

Tentunya cara-cara 'aneh' yang mereka tempuh dalam mendidik tak lepas dari maksud dan tujuan yang mulia, yang sering kali tak bisa kita ketahui dengan pemahaman dan cara berpikir kita.

No comments:

Post a Comment