Ringkasan Muhadloroh as Syaikh al Habib Muhammad Hassan Awkal di Mushola al Bayadir PP Mahir ar Riyadl Ringinagung :
*Muhkamat dan Mutasyabihat*
- Allah berfirman:
- (هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ)
[Surat Ali 'Imran 7]
- Ayat ini menjelaskan bahwa ayat-ayat al Qur'an terkelompokkan pada dua kelompok ayat; muhkamat dan mutasyabihat dan menegaskan bahwa ayat muhkamat adalah induk al Qur'an (umm al kitab) yg harus menjadi rujukan dalam memahami ayat mutasyabihat.
- Orang-orang Wahhabi selalu mendengung-dengungkan ayat mutasyabihat utk menyesatkan umat Islam.
- Agar kita selamat dr pengaruh paham Wahhabi maka kita harus mempunyai kaidah dalam beragama, kaidah itu adalah memahami dengan benar sifat-sifat wajib bagi Allah yang 20 (atau 13 menurut sebagian ulama Asy'ariyah)
- Ayat Muhkamat adalah ayat yg sudah jelas maknanya, karena dari segi bahasa arab hanya mengandung satu makna saja
- Ayat Mutasyabihat adalah ayat yg belum jelas maknanya, karena dalam bahasa arab mengandung lebih dari satu makna.
- Dalam memahami ayat mutasyabihat sebagian besar ulama salaf melakukan takwil ijmali; yaitu dg tidak memahami ayat tersebut dg makna dhohirnya dan menyerahkan maknanya kepada Allah, tanpa memberi makna tertentu
- Kebanyakan ulama kholaf melakukan takwil tafshili yaitu dg tidak memahami ayat mutasyabihat dg makna dhohirnya, disertai dengan menentukan makna tertentu pada ayat tersebut.
- Perbedaan pendapat ini dikarenakan perbedaan kebutuhan, pada masa salaf belum banyak menyebar akidah tasybih dan tajsim sehingga umat Islam telah mengetahui bahwa makna ayat tersebut bukan dhohirnya, sedangkan pada masa kholaf telah banyak menyebar paham tajsim dan tasybih yg menjadikan ayat mutasyabihat sebagai dalih pembenar akidah menyimpang mereka sehingga diperlukan pemberian makna tertentu terhadap ayat tersebut agar umat tidak bingung
- Namun bukan berarti tidak ada para ulama salaf yg mentakwil secara tafshili, imam al Bukhori (ulama salaf) dalam kitab Shohih, ketika menjelaskan firman Allah:
كل شيء الا وجهه
Beliau mengatakan:
أي إلا ملكه
Kecuali sifat kekuasaan Allah.
- Kelompok musyabbihah (yg menyerupakan Allah dg makhluk-Nya) sudah tertanam dalam hati mereka cinta tasybih (menyerupakan Allah dg makhluk-Nya) sebagaimana bani Israil yg telah terpatri dalam hati mereka cinta menyembah pedet. Allah berfirman :
( وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ )
[Surat Al-Baqarah 93]
- Karena itu setiap mereka menemukan ayat-ayat mutasyabihat yg dhohirnya mengindikasikan bahwa Allah serupa dg makhluk maka mereka langsung mengambil makna tersebut. Misalnya ketika membaca ayat
الرحمن على العرش استوى
mereka langsung mengatakan bahwa maknanya Allah duduk di atas Arsy. Padahal dalam bahasa arab Istawa memiliki makna yg sangat banyak, lalu kenapa memilih duduk yg merupakan sifat makhluk?!, tdk ada lain karena telah tertanam dalam hati mereka aqidah tasybih. Padahal para ulama memaknai ayat tersebut dg Allah qoharo (menguasai) Arsy.
- Orang musyabihah wahhabi sering memprotes kita dg mengatakan: kenapa kalian (Aswaja) menggunakan istilah2 yg tdk ada dalam al Qur'an seperti Allah itu bukan jisim, Allah tidak disifati dg Aradl (sifat makhluk), Allah ada tanpa tempat dan seterusnya?! Kita jawab: kalian sampai surat al Ikhlash saja tidak memahaminya. Dalam surat itu Allah menjelaskan bahwa Allah tidak melahirkan (tidak punya anak) dan Allah tidak dilahirkan (tidak punya ibu bapak) dan ini adalah satu contoh bahwa Allah beda dengan makhluk-Nya, setelah itu Allah memberi kaidah kepada kita:
ولم يكن له كفوا أحد
"Tidak ada seorangpun yg menyerupai Allah"
dengan kaidah itu kita bisa menafikan penserupaan2 Allah yg lainya selain dua contoh yg disebutkan dalam surat itu.
Dengan demikian, al Qur'an telah memberi kaidah-kaidah kepada kita agar kita dapat mengambil kesimpulan dr kaidah-kaidah tersebut pada permasalahan2 yg lebih rinci
- Ketika orang-orang wahhabi dibantah mereka Mengatakan: "Allah duduk tidak seperti duduk kita", kita katakan: seakan-akan kalian membolehkan kita mengatakan: Allah sakit tidak seperti sakit kita, Allah tidur tidak seperti tidur kita, karena duduk itu sendiri adalah sifat makhluk dan tidak ada penetapannya dalam al Qur'an dan hadits.
- Untuk membantah syubhah wahhabi ketika berdalih ayat-ayat mutasyabihat utk menyerupakan Allah dg makhluk-Nya, cukup kita bacakan firman Allah:
ليس كمثله شيء
Karena ayat ini adalah ayat yg paling jelas dan tegas menyatakan bahwa Allah maha suci dr menyerupai makhluk-Nya.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment