Yang paling dahsyat dari keunikan Mbah Moen Zubair itu terjunnya Beliau di kancah perpolitikan tidak menjatuhkan kewibawaan, kehormatan dan kharisma beliau sebagai seorang Kiai, bahkan lawan politiknyapun tetap menghormatinya.
Umumnya, seorang Kiai yang telah nyata nyata ikut terjun dalam Partai minimal akan mengurangi marwahnya sebagai Kiai, bahkan ada yang pesantrennya bubar begitu Kiai tersebut ikut ikutan masuk dalam partai politik. Adapun Kiai yang segera turun derajatnya setelah acara dukung mendukung dalam perebutan kekuasaan tidak terhitung jumlahnya.
Saya teliti semenjak saya kenal partai hingga sekarang, kenapa Simbah Yai Maimoen Zubair punya keistimewaan sedemikian hebatnya?
Saya menduga jawabannya adalah karena beliau tidak pernah memasang gambar partai dan apalagi calon calon yang didukungnya di depan Pesantrennya dan tidak pernah menggunakan pengajian umum sebagai tempat menitipkan partai dan calon yang beliau restui atau beliau dukung.
Satu hal lagi, bahwa beliau tidak pernah menunjukkan ketidaksenangannya kepada satu tokoh politik dengan cara sekedar menyindir nyindir di depan publik, yang saya tahu cuma sekali saja yaitu ketidaksukaan beliau kepada Gusdur, itupun beliau sampaikan dalam acara resmi kepartaian, bukan ketika pengajian umum.
Jadi, saya sangat berani menyimpulkan, Simbah Yai Maimoen adalah Kiai sekaligus politikus ulung yang sangat profesional dan wajib ditiru oleh semua kalangan, terutama para santrinya.
Satu kali saja pernah saya dengar dalam pengajian Umum beliau mengemukakan soal kepartaian, namun bukan fanatisme yang beliau tanamkan, namun justru malah menerina segala perbedaan, top dan sangat top tenan.
Andai ada sepuluh saja di Indonesia Kia yang sekaligus Tokoh partai yang mirip Mbah Moen, Indonesia akan bebas saling hujat.
Hanya pada era digital seperti ini ada orang yang tega menuliskan kata kata kotor kepada Beliau.
Salam Nggregel ToniBoster
No comments:
Post a Comment