KRITIK SYAMS TABRIZI
Suatu hari Syamsi Tabrizi, si darwish pengembara, hadir dalam pertemuan para ulama di Konya yang diadakan di sebuah pondok. Para ulama itu sedang mendiskusikan sejumlah isu sosial. Kira-kira semacam "Bahtsul Masail", NU. Kitab-kitab Referensi diletakkan di atas meja yang telah disediakan. Masing-masing ulama menyampaikan pendapatnya atas isu-isu itu, sambil mengutip hadits Nabi, al-Atsar (pernyataan sahabat Nabi) dan ucapan "Auliya" para waliyullah atau bijakbestari.
Syamsi Tabrizi tampak resah mendengar dan menyaksikan perdebatan itu. Ia terusik ingin sekali ikut bicara. Ia berdiri lalu mengatakan :
الى ما تمضون اوقاتكم فى النقل عن فلان وفلان. اليس لديكم شيء جديد تقولونه؟. ومتى سيقول أحدكم : قلبى نقل عن الهى كذا وكذا. بدلا من أن تستعيدوا كلاما مكررا مسموعا ومعروفا؟ (شمس التبريزي).
"Sampai kapan kalian menghabiskan waktu-waktu kalian dengan mengutip kata si anu dan si anu?. Apakah tidak ada sesuatu yang baru yang kalian sampaikan?. Kapan ada orang yang mengatakan : "hatiku menerima dari Tuhanku begini dan begini, daripada mengulang-ulang kata-kata orang, atau menerima begitu saja pernyataan-pernyataan yang didengar dan yang sudah dikenal?". (Syarh Qawa'id al-Isyq al-Arbaun).
Guru Maulana Jalaluddin Rumi dan sufi "nyentrik" ini tampaknya sedang mengkritik pengetahuan eksoteris, pandangan-pandangan dan metode Bahtsul Masail bernuansa konservatif itu dan belum beranjak ke pemecahan substantif, filosofis dan sufistik.
Kritik Syams yang tajam itu mengundang kontroversi bahkan kemarahan para ulama eksoteris. Tetapi ia tak peduli.
10.06.18
HM
No comments:
Post a Comment