Tuesday, February 28, 2017

KAPASITAS AIR DUA KULLAH

Alhamdulillah, acaranya berjalan dengan lancar.

Tadi sore, di aula Al-muktamar, kami mengadakan pelatihan dakwah untuk para delegasi Safari Ramdhan yang ditutori oleh KH. Azizi Hasbullah, Blitar.

Dalam sesi tanya jawab, seorang santri bernama Abdur Rozaq asal Madura bertanya:

"Di daerah saya, masih banyak anak muda yang (mohon maaf) menggunakan narkotika, minuman keras, sabu-sabu dan lain sebagainya. Bahkan hal itu sudah menjadi sesuatu yang sangat lumrah di kalangan pemuda seumuran saya.

Nah, yang saya tanyakan, berangkat dari keterangan yang saya baca di makalah Bpk. KH. Azizi, bahwa: Dalam berdakwah kita harus bisa berbaur pada seluruh lapisan masyarakat. Ya, yang tua, ya, yang muda.

Apakah dalam kasus anak muda di daerah saya ini juga sama? Jadi saya harus berbaur. Maksud saya ... "

Audiens sejenak tertawa.

"Ya seperti itulah. Mohon penjelasannya."

Meski pertanyaan itu ditujukan pada Kiai Azizi, namun secara alamiah, kita yang ikut mendengarkan serasa ingin ikutan menjawab. Tentu ada banyak kemungkinan jawaban. Mereka yang hadir mulai menebak-nebak, bagaimanakah tutor yang kerap dijuluki macan Lirboyo itu akan menjawab. Dengan penggambaran yang mudah dicerna, beliau menjawab:

"Air yang berkapasitas kurang dari dua kullah, jika kemasukan najis, maka airnya menjadi najis. Tapi jika air tersebut lebih dari dua kullah, maka air tersebut akan tetap murni. Sekarang kira-kira kapasitas kita termasuk yang sudah lebih dari dua kullah, apa belum?"

Nun disana, saudara Abdur Rozaq, tersimpul-simpul senyumnya.

"Jika belum, lebih baik jangan berbaur. Bisa-bisa kita yang akan terjerumus." lanjut beliau. "Cara yang tepat menanganinya, cukup mendekati, lalu sebisa mungkin mengajak. Tentunya dengan akhlak yang baik dan sopan."

Perlahan, jika mereka sudah mau berangkat ke pengajian, mereka juga tahu hukum dari apa yang mereka perbuat.

***

Dalam kesempatan itu, beliau Kiai Azizi berulang kali menuturkan, sebagaimana yang dulu pernah didawuhkan salah satu masyayikh Lirboyo, bahwa:

"Kita tidak perlu memperkenalkan identitas kita sebagai warga nahdliyyin. Cukup mempraktekan amaliah kesehariannya saja. Memperkanalkan adab. Cara bergaul, melaksanakan ibadah-ibadah sunnah dan lain sebagainya. Karena dakwah 'bil hal' jauh lebih utama dari dakwah 'bil lisan'.."

Semoga bermanfaat.

*Salam santri Nusantara.

Monday, February 27, 2017

رجل من أهل القرآن

رجل من أهل القرآن يقرأ القرآن منذ ٥٠ عاما يقرأه آناء الليل وأطراف النهار. وكان آخر آية قرأها ثم مات بعدها من سورة يس قوله تعالى:
إني إذا لفي ضلال مبين، ومات بعدها.

تعجب أصحابه كيف يختم له بهذه الآية وهو يقرأ القرهن معهم منذ ٥٠ عاما، فرآه أحدهم في منامه يتنعم بنعيم الجنة، فسأله: كيف يختم لك  بقوله إني إذا لفي ضلال مبين، قال: وما أدراك أني قد ختم لي بها بعد أن أنزلتموني إلي قبري، أتاني الملكان فسألاني من ربك؟ فقرأت ما بعد الآية إني آمنت بربكم فاسمعون قيل ادخل الجة قال يا ليت قومي يعلمون بما غفر لي ربي وجعلني من المكرمين.

قد ترى أحدا من الناس يرتكب كل أنواع المعاصي وقبل مماته بدقائق قد تاب الى الله ولم يعلم بتوبته أحد إلا الله الواحد الأحد.

الله تعالي وحده عليم بما في الصدور.

Sunday, February 26, 2017

Kisah cinta para santri sungguh tidak romantis.

Kisah cinta para santri sungguh tidak romantis.
1
Mereka sedang duduk bersantai di teras masjid, kemudian dari kejauhan, tampak santri-santri putri lewat sambil membawa kitab kuning dipelukan mereka.
Melihat kerudung itu, gaya berjalan mereka itu, meski tanpa sempat melihat wajahnya, mereka langsung jatuh cinta. Kemudian diam-diam berharap kelak akan dipertemukan dan hidup bahagia selamanya.
2
Di musholla, ada seorang santri yang berangkat ngaji lebih awal. Niatnya dia ingin menyiapkan sajadah untuk tempat duduk Kiainya nanti. Tapi secara tak sengaja, dia melihat pulpen hi-tech tergelak begitu saja di pojokan. Tutupnya terbuka.
Dia mengambil pulpen itu dan menemukan nama seseorang di dalam pulpen itu. Bukan nama-nama seperti Zaed, Umar, Bakar, Ali, Farhan. Hadi, Fuad, Rifa'i, atau Abdurrahman. Tapi Khumairo.  Nama perempuan. (Dengan tulisan tangan yang boleh dibilang sangat indah) Dan santri itu langsung jatuh cinta.

Siapa Khumairo ini? Dia pasti rajin ngaji. Apakah pipinya kemerah-merahan? Berkaca mata?
Santri itu pun membiarkan pulpen manis tadi di tempatnya, sambil berbisik, kalau kau temukan lagi pulpenmu ini, ketahuilah, ada santri ganteng yang baru saja menyentuh pulpenmu ini, Mbak. Dia titip salam untukmu tiga kali. Salam bismillah.

3
Di satu warung yang tidak boleh disebutkan namanya.
Ada seorang santri yang komplain karena gorengan yang dimakannya sangat asin. "Terus mau dibalikin? Sudah kamu makan tuh."
"Ya, maksud saya, lain kali kalau masak gorengan yang betul, dong. Kan keasinan juga nggak enak."
"Loh, bukan saya itu yang bikin."
"Siapa?"
"Ya Mbak-mbak putri sana. Kan itu gorengan kiriman dari pondok sebelah. Mungkin yang bikin lagi puasa. Jadi nggak sempat mencicipi gorengannya." Seketika itu, ada hati yang meleleh. "Yang bikin gorengan ini santri putri? Emangnya dia jago masak, ya? Rajin puasa? Gorengannya nggak asin, kok. Tapi rasanya khas." Cinta itu membenahi semua yang berantakan, kekasih. Meski kadang sebaliknya. *** Karena jika yang dimaksud romantis adalah pertemuan kedua belah pihak, diam-diam bertemu pandang, berduaan, melihat bintang di langit, menyenandungkan lagu cinta. Dll
Foto @anifahambali ~ittihadulmuballighin
#a

Saturday, February 25, 2017

هذه قصة الشيخ أبي يزيد البسطامي مع والدته رضي الله عنهما.

كان أبوه قد توفي وهو في سن الطفولة وكانت أمه من الفاضلات العابدات، فلما بلغ الحلم جاء فرحا إلى والدته فقال يا أماه لقد أصبحت رجلا.

قالت : وهل رأيت رسول الله ﷺ؟.

قال : أولا يكون الرجل رجلا حتى يرى رسول الله ﷺ؟.

قالت : نعم.

قال : وكيف لي أن أراه؟.

قالت : أكثر من الصلاة على سيدنا رسول ﷺ.

فسمع كلام أمه واجتهد بعبادته وكثرة الصلاة على النبي ﷺ فرأى سيدنا النبي الكريم ﷺ في منامه. وجاء فرحا ليخبر أمه فقال : يا أماه أصبحت رجلا لقد رأيت النبي ﷺ !!.

قالت : وهل رأيته في اليقظة أم في المنام ؟.

قال بل في المنام يا أماه.

قالت: لن تكون رجلا حتى تراه يقظة.

قال : وكيف يا اماه ؟

قالت : ألم تقرأ في كل صلاة في التحيات السلام عليك يا أيها النبي ورحمة الله وبركاته كيف تسلم على شخص غائب؟.

فأخذ يتقن صلاته بخشوع وعندما يصل إلى السلام عليك يا ايها النبي تفيض عينام بالبكاء حتى رأى النبي ﷺ وهو يرد عليه السلام فجاءته أمه فقالت : لا خوف عليك اليوم اصبحت رجلا.

فأصبح من العارفين الزهاد المتقين هكذا هي الامهات الفاضلات.

الانشغال بالهواتف في المجالس

🚫 *الانشغال بالهواتف في المجالس*
عن عبدالله بن عباس رضي الله عنه : *أن رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلَّم اتخذَ خاتمًا فلبِسَه فقال* : " *شغلني هذا عنكم منذُ اليومَ ، إليه نظرةٌ وإليكم نظرةٌ، ثم ألقاه* "
🔴 ( رواه اﻹمام أحمد والنسائي وغيرهما بأسانيد صحيحة
" *وهذا من أدب النبوة في المجالس أن لا ينشغل المرء عن جلسائه بل يمنع أسباب ذلك* ".
*ويتأكد اﻷمر في حضور الوالدين أو أحدهما وأهل العلم والفضل وذوي الشأن*🌹
Sumber: grup WA

Friday, February 24, 2017

EMPAT MACAM KEMATIAN

PERTANYAAN :

Assalamualaikum. Mohon penjelasan kutipan saran oleh Imam Hatim Al-ashom. Berikut saya paparkan dawuh Imam Hatim Al-ashom : “ barang siapa yang ingin masuk ke dalam madzhabku, maka dia harus menjadikan di dalam hatinya empat pekerti. Jika kalian bisa menjadikan empat pekerti itu maka kalian akan menjadi seperti ( aku ). Diantaranya : PEMBUNUHAN EMPAT KARAKTER (1). mautun ahmaro/ mati abang (2). mautun aswat/ mati ireng (3). mautun abyad/ mati putih (4). mautun ahdzor/ mati hijau. Mohon pencerahannya. [Adzim Bangkit]

JAWABAN :

Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh. Dalam kitab Syu'abul Iman Imam Baihaqy disebutkan :

سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيَّ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ نَصْرَ بْنَ أَبِي نَصْرٍ الْعَطَّارَ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ سُلَيْمَانَ ، قَالَ : وَجَدْتُ فِي كِتَابِي عَنْ حَاتِمٍ الأَصَمِّ ، أَنَّهُ قَالَ : " مَنْ دَخَلَ فِي مَذْهَبِنَا هَذَا ، فَلْيَجْعَلْ فِي نَفْسِهِ أَرْبَعَ خِصَالٍ مِنَ الْمَوْتِ : مَوْتٌ أَبْيَضُ ، وَمَوْتٌ أَسْوَدُ ، وَمَوْتٌ أَحْمَرُ ، وَمَوْتٌ أَخْضَرُ ، فَالْمَوْتُ الأَبْيَضُ : الْجُوعُ ، وَالْمَوْتُ الأَسْوَدُ : احْتِمَالُ أَذَى النَّاسِ ، وَالْمَوْتُ الأَحْمَرُ : مُخَالَفَةُ النَّفْسِ ، وَالْمَوْتُ الأَخْضَرُ : طَرْحُ الرِّقَاعِ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ " .

Nashr bin abi nashr berkata, aku mendengar dari Ahmad bin Salman, Ahmad bin Salman berkata: aku menemukan dalam kitabku ucapan dari hatim al ashom, beliau berkata : "barang siapa masuk dalam madzhabku (maksudnya perjalanan beliau dalam tasawuf), maka ia haruslah menjalani empat perkara dalam kematian, Maut abyadh, mati hitam, mati merah dan mati hijau.

§Mati abyadh adalah lapar (sufi tak akan memenuhi perutnya dengan makanan, ia selalu merasakan rasa lapar, agar hati dan fikirannya selalu terjaga, wallohu a'lam).

§Mati hitam adalah menanggung derita dari makhluq (seorang sufi kadang ridho menanggung sebuah penderitaan demi menyelamatkan umat manusia).

§Mati merah adalah seorang sufi selalu berjuang melawan hawa nafsunya, hingga nafsu yang bersembunyi di bagian bagian lathifahnya.

§Mati hijau (sangat sederhana dalam berpakaian) berpakaian dari kulit binatang yang telah disamak, ketika pakaian dari kulit binatang rusak/bolong, ia menambalnya dengan yang lain.

Lihat juga di kitab : Hilyatul Auliya dan Al Zuhdu Al Kabir lil-Baihaqi

Wallahu a’lam. [Mujaawib : Neng Yasmin]

SUMBER:
http://www.piss-ktb.com/2016/12/4959-tasawuf-empat-macam-kematian.html
____________
Dari Aplikasi: Ustadz Menjawab
Download:
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.zam.pisstji

Kopi dan ulama salaf

Dalam Tarikh Ibnu Toyyib dikatakan:
يا قهوة تذهب هم الفتى # انت لحاوى العلم نعم المراد
شراب اهل الله فيه الشفا # لطالب الحكمة بين العباد
حرمها الله على جاهل # يقول بحرمتها بالعناد
"Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari ilmu."

Kopi adalah minuman orang yang dekat pada Allah didalamnya ada kesembuhan bagi pencari hikmah diantara manusia.

Kopi diharamkan bagi orang bodoh yang mengatakan keharamannya dengan keras kepala."
Kita juga bisa melihat komentar Al Imam Ibnu Hajar Al Haitami ;
ثم اعلم ايها القلب المكروب أن هذه القهوه قد جعلها اهل الصفاء مجلبة للأسرار مذهبة للأكدار وقد اختلف في حلها اولا وحاصل ما رجحه ابن حجر في شرح

  ;
العباب بعد ان ذكر أنها حدثت في اول قرن العاشر . ان للوسائل حكم المقاصد ،فمهما طبخت للخير كانت منه وبالعكس فافهم الأصل
"Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan oleh Ahli shofwah (orang orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan. Para ulama berbeda pendapat akan kehalalannya, namun alhasil yang diunggulkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Syarhul Ubab setelah penjelasan bahwa asal usul kopi di awal abad kesepuluh hijriyah memandang dari Qoidah 'bagi perantara menjadi hukum tujuannya' maka selama kopi ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat kebaikannya begitu juga sebaliknya, maka fahami asalnya."

Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad Saw. dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi Saw.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu tanpa perantara.”

Nabi Muhammad Saw. kemudian bersabda: “Aku akan memberimu 3 hadits yang salah satunya : "Selama bau biji kopi ini masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untukmu."

Al-Habib Abubakar bin Abdullah al-Atthas berkata: “Sesungguhnya tempat yang ditinggalkan dalam keadaan sepi atau kosong maka jin akan menempatinya. Sedangkan tempat yang biasa digunakan untuk membuat hidangan kopi maka para jin takkan bisa menempati dan mendekatinya.”

(Lihat dalam kitab Tadzir an-Nas halaman 177 dan at-Tadzkir al-Mushthafa li Aulad al-Musthafa wa Ghairahum min Man Ijtbahu Allahu Washthafa karya al-Habib Abubakar al-Atthas bin Abdullah bin Alwi bin Zain al-Habsyi halaman 117).

Warisan kholifah

Pada suatu hari khalifah Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur (menjabat 136-158 H di usia 36 Tahun), khalifah kedua Bani Abbasiyah meminta kepada Abdurrahman bin Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar As-Shiddiq untuk memberikan nasehat kepadanya. Beliau pun balik bertanya:

أعظُك بما رأيت أم بما سمعت

“Apakah Aku beri nasehat dengan sesuatu yang pernah saya lihat ataukah dengan sesuatu yang saya dengar?

Khalifah menjawab, “dengan yang engkau lihat...”

Abdurrahman langsung memulai nasehatnya :
“Wahai amirul mukminin..!

Umar bin Abdil Aziz (khalifah yang terdahulu; Lahir 61 H – Wafat 99 H) memiliki 11 orang anak dan meninggalkan warisan hanya 17 dinar, 5 dinar untuk keperluan membeli kafan dan 2 dinar untuk membeli pekuburan beliau, sisanya 10 dinar dibagikan kepada 11 anaknya.

Sementara Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (khalifah kesepuluh Daulah Umayyah; Lahir tahun 70 H Wafat 125 H) punya 11 orang anak juga, dan jatah warisan tiap anaknya 1 juta dinar.

Wahai Amirul Mukminin.

Sungguh aku telah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri salah seorang anak Umar bin Abdul Aziz bersedekah 100 kuda perang untuk jihad fii sabilillah pada satu sekaligus, sementara aku lihat salah seorang putra khalifah Hisyam bin Abdul Malik menerima sedekah (karena menjadi pengemis).

Mengapa demikian? Inilah rahasianya.

Orang-orang pernah bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz (sebelum wafatnya):

“Apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu..?” (Karena umar terkenal dengan sedekahnya yang luar biasa).

Maka beliau (umar bin abdul aziz) pun menjawab:

“Saya meninggalkan untuk mereka ketakwaan kepada ALLOH, Jika mereka adalah orang-orang yang shalih, maka sesungguhnya ALLOH adalah wali (pelindung) bagi orang-orang yang shalih. Jika mereka bukan orang yang shalih, maka tidak akan saya tinggalkan sedikit pun yang fasilitas yang memudahkan mereka untuk bermaksiat kepada ALLOH.”

Nabi Muhammad bersabda:

من كانت الدنيا همه فرق الله عليه أمره وجعل فقره بين عينيه ولم يأته من الدنيا إلا ما كتب له

Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, niscaya ALLOH akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefāqiran membayangi kedua matanya, dan duniā tidaklah datang kepadanya melainkan apa yang telah ditetapkan baginya.

ومن كانت الآخرة نيته جمع الله له أمره و جعل غناه في قلبه وأتته الدنيا و هي راغمة

Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, maka ALLOH akan mengumpulkan segala urusannya dan menjadikan kekayaan memenuhi hatinya, dan dunia mendatanginya dalam keadaan hina (tertundukkan). (HR  Ibnu Māajah).

Kakek berobat telinga

Seorang kakek yang sudah berusia 80-an mendatangi dokter untuk mengobati telinganya.

"Beberapa hari ini telinga saya tidak bisa mendengarkan dan merasakan apapun kecuali rasa sakit yang sangat menyiksa."

Dokter langsung melakukan pemeriksaan dan mengobatinya. Setelah selesai, dokter menyampaikan biaya pengobatan yang harus dibayar.

Syahdan, kakek itu menangis sejadi-jadinya.

"Baiklah, kalau Anda tidak bisa membayar penuh, silakan membayar semampunya," kata dokter.

Kakek itu menjawab:
"Dokter, saya menangis sama sekali bukan karena urusan uang. Saya hanya baru tersadar bahwa ALLOH telah menganugerahi saya pendengaran yang baik selama 80 tahun, tapi ALLOH tidak pernah menyuruhku untuk membayar."

Ya ALLOH betapa besar anugerah-Mu, dan betapa besar pula pengkhinatan kami atas anugerah-Mu itu. Ampuni kami, ya Rabb...

Makan ala sufi

#Ngaji_FiqhSufi

Termasuk salah satu adabnya makan adalah membaca Basmallah sebelumnya, boleh dengan membaca " Bismillahirrohmaanirrohiim " atau " bismillah " saja.

Jika membaca bismillah setiap kali suapan yg akan dimakan, maka ini adalah hal yg baik, karena dalam setiap suapan yg dia makan tdk pernah sepi dari dzikir.
misalnya pada suapan awal membaca " bismillah ", suapan kedua membaca " bismillahirrohmaan " , suapa ketiga membaca " bismillahirrohmaanirrohiim ", begitu seterusnya.
namun jika membacanya secara sempurna yaitu " bismillahirrohmmanirrohiim " pada setiap suapan, maka hal ini akan menjadi lebih baik lagi.

Menurut ulama' sufi, membaca basmallah ketika akan makan termasuk kewajiban dan adab sewaktu makan. mereka berpendapat bahwa ketika makanan dan air bercampur bisa menyebabkan penyakit yg timbul dari bahayanya nafsu dan mengikuti hawa nafsu, dan mereka juga berpendapat bahwa dzikrulloh adalah obat dan penawar dari penyakit tsb.

Imam As Suhrawardi shohibul 'Awariful ma'arif berkata :
" Ketahuilah, bahwa menyebut asma Allah ta'ala sebelum makan merupakan obat yg bermanfa'at utk menolak penyakit2 hati yg timbul dari suapan makanan yg di makan ."

Dikisahkan ketika Imam Al Ghazaali kembali ke daerah Thus, beliau mendengar disana ada seorang syeh yg termasuk hamba yg sholih.
Lalu beliau mengunjunginya, kebetulan saat itu syeh tsb sedang menebar biji gandum di ladangnya.
Ketika beliau melihatnya, maka beliau menghadap dan mengajaknya berbincang2, tiba2 datanglah seseorang yg meminta biji gandum untuk disebarkan, dengan maksud menggantikan syeh menyebarkan gandum di ladang karena syeh sedang berbincang dengan imam Ghazzali.
Namun, orang tsb di tolak oleh syeh. Imam ghozzali menanyakan alasan penolakan tsb.
Syeh menjawab : " Karena, saya menebarkan biji gandum ini dengan hati yg hadlir serta dzikir, saya berharap berkah yg terkandung di dalamnya utk setiap orang yg memakan sedikit darinya, jadi saya tdk suka menyerahkan biji gandum ini kepadanya utk disebarkan dengan lisan yg tdk dzikir dan hati yg tdk hadlir ."

Sebagian orang2 sufi yg faqir ketika akan makan maka mereka bersegera membaca surat dari al qur'an yg mereka khususkan waktunya utk hal itu, sehingga makanan mereka setiap bagiannya terpenuhi dengan cahaya2 dzikir.

Syeh Abun Nujaib berkata :
" Saya sedang makan dalam keadaan saya sedang sholat "
Maksudnya, ketika beliau makanpun hatinya tetap hadhir seperti ketika sholat.
Syeh abun nujaib berpendapat bahwa dzikir dan hadhirnya hati ketika makan mempunyai pengaruh yg sangat besar dan tdk boleh disia2kan begitu saja.

wallohu a'lam.

~Sirojut Tholibin~

doa Kafaratul Majlis

Pernah denger doa Kafaratul Majlis? Kata konco-konco yang sudah pernah ngaji menjawab:

سبحانك اللهم وبحمدك ، أشهد أن لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك
Dibaca: SubhanalLahumma wa bihamdik, asyhadu an laa ilaha illaa ANTA, astaghfiruka wa atuubu ilaiK.
"Maha Suci Engkau Ya Allah! dan dengan pujianMu. aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Yang haq kecuali Engkau. aku memohon ampunanMu pun aku bertaubah kepada Engkau".

Kawan, sebenarnya tulisan ini datang dengan diiringi bacaan saya waktu nderes tadi Surah ath-Thur, ketika sampai ayat; 48:

وسبح بحمد ربك حين تقوم
Waktu tadi terlintas dalam hati "bertasbih memuji Allah ketika berdiri (dari duduk)" ~bukan terjemah~

Setelah saya membuka-buka kitab Tafsir, diantaranya aku jumpai Tafsir Ibnu Katsir & ath-Thabary. Hmm.. keduanya memiliki kesepakatan ta'wil dari ayat yang saya maksud adalah doa Kafaratul Majlis/doa kafarat dosa ketika duduk.

Saya berfikir, hakikat doa/dzikir ini menjadikan jelas. Bertapa agung nikmat Allah dalam menganugrahkan kita saling duduk? bahkan dalam duduk ini, betapa banyak persoalan yang rumit terselesaikan? Juga betapa banyak dosa  kesalahan yang saya atau kalian semua perbuat dalam duduk, apalagi pura-pura duduk, atau duduk hanya untuk memojokkan orang tertentu untuk meninggikan dirinya sendiri? ~Ah.. mungkin aku yang berlebihan?

Salam.. salam.. salam untuk semua, yang disini sedang saling berdudukan, atau disana yang saling duduk menduduki. Salam... Salam Qahwah jahannam. Ngopi saksruputan.

Sumber: facebook ulinnuha asnawi

Thursday, February 23, 2017

Kecerdasan anak

*Semoga dengan membaca ini tidak ada lagi perkataan...."anak dokter kok tdk pinter", "anak dosen kok tdk pinter", anak guru kok tidak pinter"...dll*_

Nih bagus buat para orang tua dan guru
untuk mengetahui kecerdasan anak-anak kita.
Yg tenyata sangat ber-beda2, ga bisa di-banding2kan...
Silahkan dibaca dan semoga bisa dijadikan sbg bahan renungan yg bermanfaat :

*MAKNA KECERDASAN?...*

Di papan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa di tepi pantai, lalu sebutir kelapa yang jatuh dari tangkainya.
Lalu saya bercerita, ada 4 anak yg mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa ditepi pantai itu.

*Anak ke 1 :* Dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat
bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian pohon kelapa, dan energi potensial yang  dihasilkan dari kelapa yang jatuh
lengkap dengan persamaan matematika dan fisika.

Lalu psikolog tanya kepada siswa saya? Apakah anak ini cerdas?... dijawab serentak sekelas ... iya ... Dia anak yang cerdas. Lalu saya lanjutkan cerita ...

*Anak ke 2 :* Dengan gesit anak ke dua ini datang memungut kelapa yang
jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan ke pedagang dan dia bersorak ... yesss ... laku Rp 5.000.

Kembali saya bertanya ke anak-anak dikelas ... apakah anak ini cerdas?...
Anak-anak menjawab iyaa ... Dia anak yg cerdas. Lalu saya lanjutkan cerita...

*Anak ke 3 :* Dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa keliling sambil menanyakan, pohon kelapa itu milik siapa? _Ini kelapanya jatuh, mau saya kembalikan kepada yang punya pohon._

Saya bertanya kepada anak-anak ... apakah anak ini cerdas?... anak-anak dengan mantap
menjawab ... iya ... dia anak yang cerdas.
Sayapun melanjutkan cerita ke empat ...

*Anak ke 4 :* Dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia
melihat ada seorang kakek yg tengah kepanasan dan berteduh dipinggir
jalan. _"Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh meminum dan memakan buah kelapanya"._
Lalu saya bertanya ... apakah anak ini, anak yg cerdas? Anak-anak  menjawab,
iya ... dia anak yang  cerdas.

Anak-anak menyakini bahwa semua cerita diatas menunjukan anak yg cerdas.
Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki *"Kecerdas-unikan-nya".*
Dan mereka ingin dihargai *"Kecerdas-unikan-nya"* tersebut.......

Namun ... yang sering terjadi ... di dunia kita, dunia para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi, yakni ?

*"Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik"*, Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yang diukur dari nilai saat mengerjakan UN.

Sedang ...
*"Kecerdasan Finansial"* (anak no 2),  *"Kecerdasan Karakter"* (anak no 3) dan  *"Kecerdasan Sosial"* (anak no 4).
  Belum ada ruang yg diberikan Negara untuk mengakui kecerdasan mereka.

Anak Anda termasuk nomor berapa?

Saya jadi ingat, dulu sering kami jadikan olok olokan saat SMA, antara anak IPA dan anak IPS, siapa yg sebenarnya cerdas? Bagaimana kira-kira perasaan buat anak IPS? Terkadang terasa diperlakukan jadi siswa yang terpinggirkan.... Duh menyedihkan...😥

Anak anda semuanya adalah anak-anak yang cerdas dengan *"Keunikan dan Kecerdasan-nya"* masing-masing... hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri anda sendiri.

Mari hargai kecerdasan anak kita masing-masing,  dan siapkan mereka dengan *4 kecerdasan*  _*(Akademik, Finansial, Karakter, dan Sosial)*_  sebagai pedoman dimana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak.

*#Tiap manusia lahir dengan kecerdasan dan keunikan masing-masing#* 🌟🌟🌟

Share by *KOMPPAK*
_*Komunitas Pecinta Pendidikan, Anak, dan Keluarga*_

Jenis Arwah

Ketahuilah bahwa arwah terbagi menjadi lima :
1. Arwah para Nabi.
2. Arwah orang2 yg mati syahid.
3. Arwah orang2 yg ta'at.
4. Arwah orang2 beriman yg maksiyat.
5. Arwah orang2 kafir

Arwahnya para Nabi ketika keluar dari jasadnya dan menjadi bentuknya jasad seperti misik dan kafur, arwah tsb berada di syurga, merasakan kenikmatan dan malam hari berada di dalam lampu2 yg tergantung di bawah arsy.

Arwahnya orang2 yg mati syahid ketika keluar dari jasadnya, maka Allah menjadikan arwah tsb di dalam perut burung berwarna hijau yg berkeliling di sungai2 syurga, arwah2 tsb makan dan minum dari buah dan air syurga . mereka kembali ke lampu2 yg tergantung di naungan arsy sebagaimana keterangan dari Rasululloh SAW.

Arwahnya orang2 yg ta'at, mereka berada di taman2 syurga, tdk makan dan merasakan kenikmatan syurga tetapi mereka hanya melihat syurga saja.

Arwahnya orang2 mukmin yg bermaksiyat berada diantara langit dan bumi, yaitu di udara.

Arwahnya orang2 kafir berada di perut burung berwarna hitam di sijjin, sijjin berada di bawah bumi tingkat tujuh dan arwah tsb bertemu dengan jasadnya, jadi ketika arwahnya disiksa jasadpun merasakan sakitnya siksaan,
seperti matahari di langit keempat sedangkan cahayanya sampai kebumi dan sebagaimana arwahnya orang beriman di illiyyin merasakan kenikmatan dan cahayanya bertemu dengan syurga.

wallohu a'lam.

~ I'anatut Tholibin~

Macam Jenis Amal

Berkata Syaikh Ibnu Athailah rahimahulLah:

تَنَوُعُ أَجْنَاسِ الْأَعْمَالِ، بِتَنَوُّعِ وَارِدَاتِ الْأَحْوَالِ
“Berbagai macam jenis amal, tergantung dengan berbagai macam waridatul –ahwal (keadaan hati)”

al-A’māl adalah; ibrah dari pergerakan al-Jism (anggota badan). Wāridātul -aḣwāl adalah; ibrah dari al-Khawatir ~pergerakan hati atau bisikan hati atau omong-omongan didalam hati~. Baik al-Khatr, al-Waridāt ataupun al-ḣal semuanya bersemayam dalam satu tempat yaitu al-Qalb (hati). Selagi hati ini tercampur antara al-Khawāthirun –Nuraniyah dan adz-Dzulmaniyah maka disebut al-Khawātir. Akan tetapi jika memutus segala al-Khawāthirudz –Dzulmaniyah maka disebut al-Waridāt atau al-ḣāl. Jika terus-menerus dalam kebaikan maka kesepakatan Ulama Tasawuf disebut al-Maqām.

Maksud dari maqalah Syaikh Ibnu Athailah disini; Jenis amal dzahir itu tergantung pada keadaan hati. Hati yang baik akan menampilkan perilaku-perilaku yang baik, begitu juga sebaliknya hati yang kotor akan menampilkan amalan-amalan yang kotor juga. Oleh karenanya penting bagi seorang salik (pejalan mencari kebenaran) untuk membersihkan hati dari sifat-sifat yang kotor dan rendah bahkan hina.

Dalam hadits yang masyhur dikatakan:
إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ جَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ جَسَدُ كُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ.
“Sungguh, didalam jasad terdapat gumpalan daging, jika gumpalan ini baik maka baiklah jasad itu, bahkan keseluruhannya. Sebaliknya, jika gumpalan ini buruk maka buruklah jasad ini, bahkan keseluruhannya. Ingat.. inilah yang disebut al-Qalb (hati)”

Dari maqalah inilah, dapat disimpulkan oleh Ulama Tasawuf maqam-maqam yang rumit, seperti az-Zuhād (Ahli Zuhud), ‘Ubbād (Ahlul Ibadah), al-Muridīn, bahkan sampai al-‘Arifīn bilLāh.

Oleh karenanya wahai kawan-kawanku yang aku cintai, penting bagi kita untuk berbenah diri, membersihkan hati dari sifat-sifat keji seperti; ar-Riyā’ (pamer), al-‘Ujub (suka membanggakan diri), at-Takabur (Sombong) dan lain seterusnya. Penting sekiranya, jangan-jangan amal kebaikan kita hanya pamrih supaya dipandang baik orang lain. Wallahu A’lam.

|Sebagai Dokumentasi. Kami Juga mengabadikan tulisan yang mungkin sebagaian orang menganggap tidak seberapa berarti ini, disini:

http://ulinuhaasnawi.blogspot.co.id/2017/02/al-hikam-macam-macam-amal.html?m=1

نجم الدين ايوب

لم يتزوج نجم الدين أيوب (أمير تكريت) لفترة طويلة

فسأله أخوه أسد الدين شيركوه قائلا: يا أخي لما لا تتزوج؟

فقال له نجم الدين : لا أجد من تصلح لي

فقال له أسد الدين : ألا أخطب لك؟

قال : من؟

قال : ابنة ملك شاه بنت السلطان محمد بن ملك شاه السلطان السلجوقي أو ابنة وزير الملك

فيقول له نجم الدين : إنهم لا يصلحون لي

فيتعجب منه

فيقول له : ومن يصلح لك؟

فيرد عليه نجم الدين : إنما أريد زوجة صالحة تأخذ بيدي إلى الجنة وأنجب منها ولدا تحسن تربيته حتي يشب ويكون فارسا ويعيد للمسلمين بيت المقدس

هذا كان حلمه

أسد الدين لم يعجبه كلام أخيه فقال له: ومن أين لك بهذه؟

فرد عليه نجم الدين : من أخلص لله النية رزقه الله

وفي يوم من الأيام كان نجم الدين يجلس إلى شيخ من الشيوخ في مسجد في تكريت يتحدث معه، فجاءت فتاة تنادي على الشيخ من وراء الستار فاستأذن الشيخ من نجم الدين ليكلم الفتاة، فيسمع نجم الدين الشيخ وهو يقول لها: لما ذا رددت الفتى الذي أرسلته إلى بيتكم ليخطبك

فقالت له الفتاة : أيها الشيخ ونعم الفتى هو من الجمال والمكانة ولكنه لايصلح لي

فقال لها الشيخ : وما ذا تريدين؟

فقالت له : سيدي الشيخ أريد فتى يأخذ بيدي إلى الجنه وأنجب منه ولدا يصبح فارسا يعيد للمسلمين بيت المقدس

الله أكبر نفس الكلمات التي قالها نجم الدين لأخيه.

نجم الدين رفض بنت السلطان وبنت الوزير بما لهم من المكانة والجمال
وكذلك الفتاة رفضت الفتي الذي له من المكانة والجمال والمال
كل هذا من أجل ماذا

كلاهما يريد من يأخذ بيديه إلى الجنة وينجبان فارسا يعيد للمسلمين بيت المقدس

فقام نجم الدين ونادي على الشيخ: أيها الشيخ أريد أن أتزوج من هذه الفتاة

فقال له الشيخ : إنها من فقراء الحي

فقال نجم الدين: هذه من أريدها

تزوج نجم الدين أيوب من هذه الفتاة ست الملك خاتون وبالفعل من أخلص النية رزقه الله على نيته

فأنجب لنجم الدين ولدا أصبح فارسا أعاد للمسلمين بيت المقدس وأعاد للأمة هيبتها ونهضتها.

ألا وهو البطل صلاح الدين الأيوبي (رحمه الله).

هذا هو تراثنا وهذا هو الذي يجب ان يدرس لأبنائنا.

د.صلاح الدين أحمد كفتارو

Lelaki kaya nan sombong

KESOMBONGAN

Seorang lelaki kaya nan sombong berjalan di keramaian pasar ...

Seorang wanita paruh baya
penjual minyak samin , dengan kendi di atas kepala sambil membawa ember di tangan kanan... melintas di hadapannya

Lelaki itu bertanya
_"Wahai wanita ... dagangan apa yang engkau bawa?"..._

Yang ditanya menjawab
_"Minyak samin tuan" .._

_"Coba aku pingin lihat"_ lelaki itu berkata dengan nada suara datar.

Dengan susah payah wanita paruh baya itu menaruh ember yang ia bawa lalu berusaha menurunkan kendi dan......

"TES... TES..." gemetar tangan si wanita membuat kendi berguncang & sedikit minyak samin tumpah, menetes mengenai baju lelaki itu...

Seketika amarah lelaki itu meledak. tanpa belas kasihan ia menghardik wanita malang penjual minyak samin :
_"Aku tidak terima... kau harus membayar bajuku yang engkau kotori ini .!"_

_"Maaf tuan ... saya tidak sengaja ...maafkanlah saya.?"_
Memelas wanita itu bersimpuh menghiba ..

_"Enak saja ... tidak bisa ... ayo bayar bajuku ini"_ & *bertambah tinggi suara amarah lelaki itu ...

Tak berdaya ... dengan suara lirih wanita malang itu memberanikan diri bertanya :
_"Memangnya berapa harga baju tuan ini.?" ..._

_"Baju ini harganya 1000 dinar .. ayo bayar.!" ..._

Kaget sekali wanita itu .. ia menghiba : _"dari mana uang sebanyak itu tuan ... saya ini wanita miskin.?" ..._

Emosi dan kesombongan lelaki itu memuncak : _"Aaah ... saya tidak mau tau itu .. baju yang kau kotori ini harus kau bayar.!"_

Pemandangan menyedihkan ini menyebabkan terhentinya langkah seorang lelaki muda.
Ia lalu berdiri disisi wanita malang itu sambil berkata

_"Ini uang 1000 dinar ... biar baju tuan yang mulia ini saya bayar"_
Ia mengeluarkan kantung uang dari saku bajunya dan memberikan-nya pada lelaki jumawa yang lalu menerima dan menghitung uang 1000 dinar dengan mata berbinar ...

Wanita itu berterimakasih berkali2 pada lelaki muda dewa penolongnya itu ..

Merasa uang yang ia inginkan sudah diperoleh laki2 sombong itu hendak melangkah pergi ...

_"Eeh nanti dulu..?" hardik lelaki muda itu .._
_"Ada apa lagi ?"_ balasnya ketus ...

Dengan tenang lelaki muda itu berkata
_"Kan sudah saya bayar bajumu itu .. sini ... berikan baju itu padaku ... itu baju milik-ku "_

Terbelalak mata lelaki sombong itu berkata
_"lha jadi saya harus berjalan di pasar ini telanjang bulat..?"_

Ketus lelaki muda menjawab
_"Itu bukan urusan saya! bawa sini saya sudah bayar 1000 dinar... itu baju milik saya sekarang.! "_

Orang2 yang sedari tadi berkerumun dan geram dengan kelakuan si lelaki sombong rame2 berteriak  _"Ayo buka bajunya..!" & "serahkan bajunya ... itu bukan milikmu lagi.!"_

Merasa terpojok dengan suara memelas si sombong menunduk-kan kepala berkata pada lelaki muda  _"Ini ... ambil kembali uangmu ini ... aku tidak jadi menjual bajuku ini."_

Laki2 muda berkata
_"Siapa bilang saya mau menjual baju itu.?_
_Saya tidak ingin menjualnya!_
_Sini...! serahkan bajuku.!"_

*Pucat pasi wajah si lelaki sombong ... ia menghiba _" Tolonglah ... jual kembali baju ini padaku " ..._

Setelah memohon berkali2 akhirnya laki2 muda itu berkata
_"Baiklah ... tapi karena baju itu milikku ... aku tidak akan menjualnya kecuali dengan harga 2000 dinar " ..._

Pahit dirasa ludah yang terpaksa ditelan laki2 sombong itu demi mendengar omongan ini ... Dengan wajah yang tetap menunduk ia lalu merogoh koceknya 2000 dinar ... menyerahkannya pada lelaki muda ... dan secepatnya berlalu pergi diiringi riuh rendah suara sorakan orang2 di pasar itu ...

Laki2 muda itu lalu mengulurkan uang 2000 dinar itu pada wanita penjual minyak samin yang sedari tadi masih terduduk bersimpuh di dekatnya ... _" ibu ... ini hadiah dariku untukmu " ...._

Saudaraku ... ingatlah selalu ...

Siapa yang merendah, ALLAH akan meninggikan-nya ...
Siapa yang sombong ... ALLAH akan merendah-kan-nya ...
Di dunia ini ... dan juga di akhirat nanti ....

Nafa'ani wa iyyakum ...

Semoga Allah menghilangkan kesombongan kita

آمِيْنَ...آمِينَ ياَرَبَّ الْعَالَمِيْنَ

_Dalam satu hadis Qudsi Allah berfirman:_

_Keagungan adalah pakaianku._
_Kesombongan adalah selendangku._
_Barang siapa yang mencabutnya dariku_
_Maka Aku akan mengazabnya._

(Hadis Qudsi Riwayat Abu Daud Ibnu Maja)
.

Wednesday, February 22, 2017

28 DAWUH KH. MAIMOEN ZUBAIR

Berikut adalah sebagian dawuh Mbah Maimoen Zubair yang sempat saya kumpulkan sewaktu ngaji:

1. "Sampeyan sekolah model apapun, seng penting ojo ninggalno ngaji." (Anda sekolah yang bagaimanapun, terpenting jangan tinggalkan ngaji).

2. "Dzurriyatur Rasul kebanyakan tak terlihat, maka jangan menjelek-jelekkan orang Islam."

3. "Kulo gadah (punya) guru namine (namanya) KH. Abdullah bin Nuh. Beliau kalau mau mengajar harus muthalaah dahulu, padahal beliau sangat alim."

4. "Wong koq neng omah terus kaprahe ora sehat, mulane sekali-kali refreshing." (Umumnya orang yang kebanyakan di rumah itu tidak sehat, maka sesekali perlu refreshing).

5. "Kelompok yang menguasai dataran tinggi Golan maka akan menguasai dunia. Seperti yang terjadi saat ini, Yahudi sekarang yang menguasai dataran itu."

6. "Wong iku kudu duwe jiwa Nasionalis." (Orang itu harus punya jiwa Nasionalis).

7. "Jangan mengatakan negara Uni Soviet itu komunis. Pemerintahannya saja yang komunis. Karena dulu Uni Soviet itu terdiri dari banyak daerah seperti Uzbekistan, Turkmenistan, dll. yang mayoritas Muslim. Dan banyak ulama besar lahir di sana seperti Imam Bukhari, Imam Samarkandi, dll. Cuma Rusia yang non-Muslim."

8. "Setelah shalat Shubuh jangan tidur lagi, karena bisa menyebabkan faqir."

9. "Kalau kamu ditanya alamat oleh seseorang jawablah dengan alamat desamu, jangan kotamu dulu. Karena ulama-ulama itu bangga dengan desanya."

10. "Kiai iku kudu iso moco kitab kosongan." (Kiai itu harus bisa membaca kitab kuning gundul).

11. "Ora kudu pinter bercakap-cakap bahasa Arab. Seng kudu iku biso moco tulisan Arab lan paham." (Tidak harus pandai bercakap bahasa Arab. Yang harus adalah bisa membaca tulisan Arab dan paham).

12. "Syaikh Ihsan Jampes iku ngalim, iso ngarang kitab Sirajut Thalibin. Ngalime koyo ngono tapi ngomong-ngomong Arab gak patek lancar." (Syaikh Ihsan Dahlan Jampes Kediri itu alim, mampu mengarang kitab Siraj ath-Thalibin. Beliau yang begitu alimnya saja dalam percakapan bahasa Arab kurang begitu lancar).

13. "Wong wareg iku angel ngalime." (Orang yang kenyang itu sulit menjadi alim).

14. "Gusti Allah ojo mbok tuntun." (Allah Swt. jangan didikte).

15. "Wong seng apik iku wong seng ora berubah waktu seneng utowo susah." (Orang yang baik itu orang yang tidak berubah sewaktu suka ataupun susah).

16. "Al-Quran keterangane kadang dibolan-baleni. Mulane wong koq bosen karo al-Quran berarti lemah imane." (Al-Quran keterangannya terkadang diulang-ulang. Maka, jika ada orang yang bosan terhadap al-Quran pertanda lemah imannya).

17. خير الامور وسط # حب التناهي غلط . "Yang terbaik dalam segala sesuatu adalah yang moderat (pertengahan) # Sedangkan suka pada penghinaan adalah suatu kesalahan."

18. "Nek arep ngomong ojo waktu jengkel." (Kalau mau berbicara jangan di saat marah).

19. "Orang yang kamu ikuti itu kudu seng pinter agomo (harus yang pandai agama/seorang ulama).

20. "Kanjeng Nabi walaupun sebagian paman-pamane kafir lan mungsuhi (memusuhi), tetapi Beliau (Saw.) tetap bersilaturahim pada mereka."

21. "Kudu biso moco (harus bisa baca kitab) Fathul Mu'in lan Fathul Qarib."

22. "Biso parek karo Allah iku dengan bil ilmi wattaqwa." (Bisa dekat dengan Allah itu dengan ilmu dan ketakwaan).

23. "Ora do iso moco kitab koq arep gawe Khilafah." (Tidak bisa baca kitab kuning koq mau membuat/mendirikan Khilafah!).

24. "Ora usah sombong, seng kurikulum ben kurikulum, pancen wes wayahe. Seng penting Sampeyan ngaji." (Tidak usah sombong, yang memakai sistem kurikulum biarkan saja dipakai, memang sudah waktunya. Yang penting Anda ngaji).

25. "Wong-wong sholeh walaupun faqir mereka tetep nyaman seperti Syaikh Abil Hasan asy-Syadzili."

26. "Apik-apike ke-futuh iku melek dalu karo moco kitab kerono Allah Ta'ala." (Terbukanya hati (futuh) itu paling baiknya terjaga di malam hari sambil baca kitab dengan ikhlas).

27. "Omah nek dinggoni sholat sunnah jembar rizqine." (Rumah jika dipakai untuk shalat sunnah maka rizkinya luas).

28. "Duwe anak iku apike jumlahe sedengan, yo ora akeh yo ora sitik. Mergo Kanjeng Nabi pernah ditakoi sahabat tentang urip susah. Nabi jawabe: كثرت العيال وقلة المال. (Punya anak sebaiknya berjumlah yang cukup/sedang, tidak banyak juga tidak sedikit. Karena Nabi pernah ditanya oleh sahabat tentang hidup susah, maka jawab Nabi Saw.: "Banyak anak sedikit rizki/harta.").

Tabib nasroni

#Ngaji_kisah

Suatu kali imam As syibli terserang suatu penyakit, kholifah mengutus seorang tabib yg beragama nashroni utk mengobatinya.
ternyata setelah diobati penyakitnya semakin parah.

Tabib nashroni berkata :
" wahai syaikhnya kaum muslimin, jika ku ketahui bahwa penyembuhanmu dengan memotong salah satu anggota tubuhku, maka akan ku kerjakan "

Imam Syibli berkata :
" penyembuhanku tdklah sesulit itu, hanya  dengan memotong ikat pinggangmu (ciri kaum nashroni saat itu) maka aku akan sembuh"

Maka saat itu juga sang tabib memotong ikat pinggangnya dan masuk islam, dan saat itu juga imam syibli sembuh seperti sedia kala tanpa ada penyakit sama sekali.

Sambil tersenyum sang Kholifah berkata :
" Ku sangka aku mengutus seorang tabib kepada orang yg sakit, namun ternyata aku mengutus orang yg sakit kepada tabib. "

wallohu a'lam.

~Nuzhatul Majaalis~

Tanda orang hebat

( TANDA ORANG HEBAT ITU ADA 3 )
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﺟﻮﻫﺮ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻓﻲ ﺛﻼﺙ
Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah ta'ala berkata:
HEBAT-nya seseorang terdapat pada 3 (tiga) perkara
ﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﻔﻘﺮ :
ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻋﻔﺘﻚ ﺃﻧﻚ ﻏﻨﻲ
1. Kemampuan MENYEMBUNYIKAN KEMISKINAN, sehingga manusia menyangka berkecukupan karena tidak pernah meminta-minta.
ﻭﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﻐﻀﺐ :
ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻚ ﺭﺍﺽ
2. Kemampuan MENYEMBUNYIKAN AMARAH, sehingga manusia mengira merasa ridha
ﻭﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺸﺪﺓ :
ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻚ ﻣﺘﻨﻌﻢ .
3. Kemampuan MENYEMBUNYIKAN KESUSAHAN, sehingga manusia menyangka selalu senang
ﻣﻨﺎﻗﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻟﻠﺒﻴﻬﻘﻲ ٢ \ ١٨٨
Sumber: Manāqib Syāfi’i, karya Al-Baihaqiy 2/188

Mencintai ahlul bait

Dikisahkan dizaman Al Imam Al Qutub Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al Habsy (shohibul Simtud Dhuror), Beliau hendak akan berziarah kemakam Zambal (Tarim Hadromaut), ketika beliau Habib Ali berziarah, beliau melihat dimakam tersebut telah kosong (ruh para Auliya) yang biasa pada hadir setiap yang hendak akan berziarah, beliau Habib Ali pun balik kerumah.

  ;
Keesokan harinya beliau berziarah kembali, dan beliau bertemu dengan sayyidina Al Faqihil Muqoddam Muhammad Bin Ali Ba’alawi, dan Habib Ali bertanya kepadanya wahai Faqih, kemana engkau, dan para auliya lainnya ketika kemarin aku berziarah engkau, dan yang lainnya tidak ada, dan Faqih pun menjawab ya habib kemarin aku & para wali yang lain, diperintah Rasulullah saw. untuk mensholati jenazah ditanah jawa, Habib Ali pun bertanya kembali kepada Al faqih, Ya Faqih jenazah siapa yang engkau dan wali yang lain mensholatinya ditanah jawa tersebut, apakah beliau seorang habaib atau ahlul bait? Al Faqih pun menjawab, bukan !!! beliau bukan habaib atau ahlu bait Rasulullah saw. beliau adalah seorang pedagang yang setiap berdagang membantu habaib (dzuriyyah Rasul saw.) dengan membawakan dagangannya habaib, dll. Oleh karena itulah Rasulullah saw mencintainya, hingga aku & wali yang lain diperintahkan untuk mensholati jenazahnya.

Allahumma sholli wassalim wabaarik ‘alaih. Inilah yang disebut mencintai orang yang dicintai. Dengan kita mencintai para dzuriyah Rasul saw maka akan dicintai Rasul saw. yang pasti Rasul saw. itu dicintai Allah SWT.

Nasehat untuk ayah

***AYAH***

Tips Parenting..

1. Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola.

2. AYAH itu gelar untuk lelaki yg mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar 'membuat' anak.

3. Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi.

4. AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja.

5. Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yg tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah.

6. Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH ?.

7. Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari Sayyidina Umar bin khattab.

8. AYAH durhaka bukan yg bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yg menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya.

9. AYAH ingin didoakan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdoa untuk anaknya.

10. AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya.

11. Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country.

12. Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama ?

13. Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi.

14. Banyak anak yg sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya.

15. Semangat quran mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya'qub, Imron. Mereka adalah contoh AYAH yg peduli.

16. Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata: Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH.

17. Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAHnya bukan ibu. Nasab yg merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak.

18. Rasulullah yg mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAHnya. Tapi nilai-nilai keAYAHan tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya.

19. Nabi Ibrahim adalah AYAH yg super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi nabi.

20. Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.

21. Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut.

22. Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid.

23. Harus ada sosokp AYAH yg mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yg tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yg berkisah tapi AYAH.

24. AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was was atau merasa terancam dengan hardikan.

25. Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid.

26. Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya.

27. AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya.

28. Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH 'kepala sekolah' tapi AYAH 'penjaga sekolah'.

29. Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya.

30. Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak.

31. Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika.

32. AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yg tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yg peduli. Tegas dan peduli itu sikap utama.

33. Hak anak adalah mendapatkan pengasuh yg lengkap. AYAH terlibat, ibu apalagi.

34. Mari penuhi hak anak untuk melibatkan AYAH dalam pengasuhan.

Sumber dari Grup WA. Silahkan di Share untuk pengingat kita. Semoga Bermanfaat.

Monday, February 20, 2017

MENIKAH ITU SENI MENGALAH

MENIKAH ITU SENI MENGALAH
Wulan Darmanto

Beberapa pekan jelang menikah, saya yang kala itu masih berusia 22 tahun, meguru pada ibu. Apa yang perlu dilakukan agar pernikahan berjalan damai?

Ibu menjawab tanpa berpikir panjang. Seolah pertanyaan yang saya ajukan se sepele resep sayur lodeh.

“Nikah ki yo anggere wani ngalah..” (Nikah itu pokoknya berani mengalah)

Dua kata yang menggedor batin saya: BERANI dan MENGALAH

Kata BERANI biasanya disandingkan dengan hal yang berat, bahkan horor. “Berani mati” misalnya. Tapi ibu menyandingkan kata itu dengan MENGALAH. Saya mulai memahaminya sebagai tugas berat, yang tidak semua orang mau dan mampu menjalankannya.

Mengalah

Dan ini yang pada akhirnya saya jumpai, lalu saya pelajari dari lelaki yang sejak 18 tahun lalu saya dapati memiliki kepribadian baik.

Saat pernikahan masih serba kekurangan, dia akan lebih dulu mengambil piring plastik agar saya bisa menggunakan piring beling.

Saat anak belum lulus toilet training, dia yang akan bangun di tengah malam untuk menatur si kecil, padahal yang anak panggil saat itu adalah ibunya.

Saat makan di luar, dia akan makan dengan terburu-buru agar bisa cepat bergantian menggendong si kecil. Demi kuah bakso di mangkok saya tidak keburu dingin.

Saat mendapati satu bacaan yang menarik, dan saya tertarik, dia akan mengangsurkan bacaan itu. “Bacalah lebih dulu. Aku sudah selesai”

Saat memasak dan jumlah masakan itu terbatas. Bukan saya yang menyisihkan untuk bagiannya, tapi dia yang akan mengambilkan lebih dulu untuk saya, dalam jumlah yang lebih banyak darinya. “Aku sudah kenyang..” dan saya tahu itu bohong.

Saat ada sepotong roti, dia akan membaginya tidak sama besar. Tapi saya yang lebih besar. “Kamu kan menyusui. Butuh lebih banyak kalori..” dan kami akan berdebat panjang, lalu diakhiri dengan saya tidak akan memakan bagian yang besar itu sampai dia tarik kembali agar beratnya sepadan.

Saat saya akan memakai kamar mandi belakang (yang ukurannya lebih kecil dari kamar mandi depan) dia yang sedang berada di kamar mandi depan segera keluar dan meminta saya menempatinya. “Aku di belakang aja. Nanti kamu kaget kalau banyak kecoa..”

Saat saya marah, meski kemarahan itu tidak masuk akal, dia yang mendekat, mengangsurkan tangan dan meminta maaf. Padahal masalah sebenarnya pun belum terang ia cerna.

Ini akhlak. Ini ngalah. Dan ini cinta

Entah bagaimana caranya dia tidak bosan mengalah, dan tidak pula berdendang “Mengapa s’lalu aku yang mengalah..”

Enteng saja dia menjalani itu. Ikhlas saja. Senang-senang saja. Tapi dampaknya sangat besar buat saya.

Apa itu? Penghormatan, penghargaan, dan respek.

Untuk segi kematangan emosional, saya tertatih-tatih di belakangnya. Marah dan mau menang sendiri, selalu menjadi bagian saya.

Tapi sikap ngalah yang dia tunjukkan, lambat laun jadi mematangkan emosi itu. Sekaligus membuat saya juga jadi ingin mengalah. Ngalah untuk tidak memancing sikap ngalahnya, yang saya rasa sudah berlebihan dia beri pada saya.

Ya..ya.. pernikahan memang selaiknya menjadi hubungan yang take and give. Saling memberi saling menerima. Saling menutupi dan memahami.

Tentu jika hanya satu pihak saja yang terus mengalah, dan pihak yang lain memanfaatkan sikap ngalah itu, kedamaian hanya jadi angan. Karena pasti ada bom waktu di balik sikap ngalah itu.

Namun mengalah adalah seni untuk memenangkan hati pasangan. Dan pasangan yang baik (baca: tahu diri) pasti akan menyambut sikap ngalah ini dengan suka cita, kesyukuran, lalu menghargai usaha dari pasangannya.

Mungkin ini yang membuat ibu menjawab “ngalah” sebagai kunci kedamaian berumah tangga.

***

Dan kini saya pun bertanya padanya, si lelaki pengalah itu. “Mengapa kamu selalu mengalah padaku?”

Jawabannya sederhana saja. Se-sederhana resep sayur lodeh:

“Aku tidak pernah merasa ngalah. Yang aku lakukan hanyalah menjaga agar kita tidak pernah terpecah belah..”

Untukmu yang berani mengalah,

Dikutip dari Mbak Wulan Darmanto

TERNYATA MALAIKAT TDK DIBERI KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN

Berkata Ibnul Qudamah: "sangat dimakruhkan orang yang menghatamkan Al-qur'an lebih dari 40 hari".

Berkata Imam Qurtubi: "40 hari adalah waktu bagi orang -orang yang punya kelemahan membaca Al-qur'an dan orang memiliki banyak kesibukan".

Adakah di antara kita dalam sebulan atau 40 hari mengkhatamkan Al-qur'an..??

Jika kita memang orang yang berakal akan bergetarlah jiwa ini (karena kelalaian).

*di antara kebaikan Al-qur'an bahwa Allah akan memberkahi pembaca dan penghafalnya*

Berkata Abdul Malik bin Umair:
"Satu-satunya manusia yang tidak pikun adalah orang yang selalu membaca Al-qur'an".
Dalam redaksi lain
"Manusia yang paling jernih akalnya adalah para pembaca Al-qur'an".

Berkata Al-imam Qurtubi:
"Barang siapa yang membaca Al-qur'an, maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun".

Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahullah.
"Perbanyaklah membaca Al-qur'an jangan pernah kau tinggalkan, karena sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan di mudahkan setara dengan yang kamu baca".

Berkata Ibnu Solah:
"Bahwasannya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca Al-qur'an, maka oleh karena itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari baca'an manusia".

Berkata Abu Zanad:
"Di tengah malam, aku keluar menuju masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan pada nya ada yang membaca Al-qur'an".

Qiila : "tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh serta mencakup segala kebahagiaan melebihi dari orang yang selalu melihat kitabullah ta'ala".

Bergantunglah pada Alqur'an niscaya kau akan mendapatkan keberkahan.
Allah berfirman: "ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu yang penuh keberkahan agar mereka mau mentadaburi ayat-ayatnya".

Berkata sebagian ahli tafsir
"Manakala kita menyibukkan diri dengan Al-qur'an maka kita akan di banjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia".

"Saya memohon kepada Allah agar mberikan taufiqnya kepada saya dan kalian semua untuk selalu membaca Al-qur'an dan mengamalkan kandungannya".

Bila anda Cinta pada Alqur'an maka sebarkanlah,,,
demi Allah, sekian banyak orang yang membaca Alqur'an maka pahala anda akan selalu mengalir...

Semoga bermanfaat

Fiqh prioritas

#Ngaji_Fiqhcampuran

Fasal tentang contoh2 mendahulukan apa yg harus di dahulukan dan mengakhirkan apa yg harus di akhirkan .

1. Mendahulukan berbuat baik kpd ibu daripada kpd ayah , kemudian mendahulukan keluarga yg paling dekat daripada kpd keluarga yg dekat, jika sama2 dekat maka di dahulukan yg hajatnya lebih berat daripada yg hajatnya lebih ringan.
2. Mendahulukan nafkah wajib daripada haji dan umroh karena wajibnya haji dan umroh tdk seketika tapi bisa di undur.
3. Jika menjanjikan kebaikan kpd seseorang dan telah datang waktunya sholat jum'at atau  sholat maktubah dan waktunya sudah sempit,
maka yg didahulukan adalah sholat jum'at dan sholat maktubah daripada janjinya, karena wajibnya menunaikan janji adalah jika  tdk meluputkan kefardluan yg di wajibkan oleh syare'at.
4. Birrul walidain yg sifatnya sunnah tdk didahulukan atas sholat jum'at, juga tdk atas sholat maktubah yg waktunya sudah sempit.
5. Mendahulukan membayar hutang  yg sdh di minta oleh pemberi hutang daripada haji,
Mendahulukan nafkah keluarga daripada membayar hutang yg sdh diminta oleh pemberi hutang,
kemudian bertawakkal kpd Allah ta'ala dalam urusan hutangnya dan urusan keluarganya.
6. Jika ortunya melarang utk membayar hutang yg sdh tiba waktunya bayar, atau melarang melaksanakan amanah yg sdh di minta, atau melarang mengembalikan barang yg wajib di kembalikan , maka yg di dahulukan adalah membayar hutang, menunaikan amanah dan mengembalikan barang daripada perintah ortu, karena tiada keta'atan kpd makhluk dalam bermaksiyat kpd kholiq.
7. Jika nadzar puasa yg di gantungkan dengan syarat, kemudian syaratnya ternyata di temukan di bulan romadlon, atau syaratnya di temukan pada hari2 di larang berpuasa maka dia tdk boleh menunaikan nadzarnya di waktu tsb.
8. Jika wajib baginya suatu ibadah yg luas waktunya seperti haji dan sholat, kemudian ortunya memerintakan suatu urusan yg tdk sampai menghabiskan waktu sholat atau haji, maka di dahulukan ta'at kpd ortu karena masih dimungkinkan penggabungan antara ta'at kpd ortu dengan apa yg di wajibkan oleh Allah ta'ala kpdnya.
begitu juga mendahulukan semua urusan yg waktunya sdh sempit daripada urusan2 yg waktunya masih luas karena masih dimungkinkan  melakukan kedua2nya.

wallohu a'lam.

~Maqoshidur Ri'ayah~

Sunday, February 19, 2017

HUMOR : AKAL-AKALAN KIAI BISRI

Perbedaan pandangan yang meruncing antara Kiyai Idham Khalid dan Pak Subhan ZE sebagai pimpinan puncak NU membuat para sesepuh prihatin. Mbah Kiyai Ma’shum Lasem pun memanggil Kiyai Bisri Mustofa.

“Sri, mbok kamu bikin ikhtiar untuk merukunkan Idham sama Subhan!” perintahnya.

Kiyai Bisri garuk-garuk kepala. Di satu sisi, ia memahami keprihatinan para sesepuh. Di sisi lain, ia sendiri punya dugaan bahwa mungkin saja “perselisihan” di antara dua pemimpin itu disengaja. Paling tidak diperlukan. Kenapa?

Indonesia dan NU sedang dalam masa-masa genting peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ada harapan-harapan, tapi tak ada yang bisa memastikan apa yang akan dilakukan oleh Soeharto, si penguasa baru. Di depan mata hanya ada pilihan-pilihan sulit. Oleh karenanya, “perselisihan” di antara kedua pemimpin itu ibarat “menyediakan sekoci di tengah badai”.

Kiyai Bisri merasa, tidak mudah menjelaskan pikirannya itu kepada Mbah Ma’shum, sedangkan ia terlalu ta’dhim kepada beliau untuk membantah. Maka ia berusaha mengelak,

“Panjenengan yang sepuh kan lebih berwibawa, ‘Yai”.

“Nggak bisa! Ini soal rumit. Harus pakai akal-akalan. Kamu kan banyak akal!” Mbah Ma’shum memaksa.

Tak berkutik, Kiyai Bisri pun mematuhi perintah Mbah Ma’shum, yakni merancang akal-akalan.

Ia beli satu peti Green Spot (soft-drink yang populer waktu itu) dan satu peti sirup Kawis (sirup khas produk Rembang). Dia suruh santri mengantarkan Peti Green Spot kepada Pak Subhan ZE dengan pesan: “Dari Kiyai Idham Khalid, mohon tanda terima”. Pada saat yang sama, santri lain disuruh mengantarkan limun Kawis kepada Pak Idham dengan pesan: “Dari Pak Subhan ZE, mohon tanda terima”.

Maka diperolehlah dua lembar tanda terima:

1. “Telah terima satu peti Green Spot dari KH Idham Khalid. Terimakasih sebesar-besarnya. Ttd: Subhan ZE”

2. “Telah terima satu peti limun Kawis dari Saudara Subhan ZE. Jazaakumullah. Ttd: Idham Khalid”.

Kiyai Bisri menghaturkan kedua lembar tanda terima itu ke hadapan Mbah Ma’shum.

“Sudah bisa rukun, ‘Yai”, ia melapor, “lha ini sudah saling kirim-kiriman…”

Mbah Ma’shum sumringah.

Entah siapa yang pada hakekatnya menjadi sasaran akal-akalan…
______________________

Oleh : Gus Yahya

Saturday, February 18, 2017

CARA MEMANDANG NASIB...!!!

_Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yg sangat cantik dan gagah.._

Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yg sangat tinggi.. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual kudanya..

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandang nya..

Maka teman-temannya berkata : "Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang.."
Si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar...

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali , bersama 5 ekor kuda liar lainnya..

Lalu teman-temannya berkata : "Wah..! Beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan.."
Si petani  tetap hanya diam saja..

Beberapa hari kemudian, anak si petani yg sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah..
Teman-temannya berkata : "Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.."
Si petani tetap diam tanpa komentar..

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan..

Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis : "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.."

Si petani kemudian berkomentar :
"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dg mengatakan nasib baik atau jelek..
Semuanya adalah suatu rangkaian proses yg belum selesai...
Syukuri dan terima keadaan yg terjadi saat ini..
Apa yg kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok..
Apa yg buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok..
Tetapi yg pasti, ALLAH paling tahu yg terbaik buat kita...
Bagian kita adalah, mengucapkan syukur dalam segala hal, sebab itulah yg dikehendaki ALLAH di dalam hidup kita ini..
Jalan  yg dibentangkan ALLAH belum tentu yg tercepat, bukan pula yg termudah.. tapi sudah pasti yang terbaik..."

Semoga kita dapat memetik pelajarannya..

Friday, February 17, 2017

Imam bukhori dan 1000 dinar

ذكر الإمام عبد السلام المباركفوري رحمه الله في كتابه (سيرة البخاري):

أن الإمام البخاري ركب البحر مرة في أيام طلبه وكان معه ألف دينار (وكانت الألف دينار مبلغ طائل في ذاك الزمان)، فجاءه رجل من أصحاب السفينة، وأظهر له حبه ومودته وأصبح يقاربه ويجالسه، فلما رأى الإمام حبه وولاءه مال اليه وبلغ الأمر أنه بعد المجالسات أخبره عن الدنانير الموجودة عنده.

وذات يوم قام صاحبه من النوم فأصبح يبكي ويعول ويمزق ثيابه ويلطم وجهه ورأسه.

فلما رأى الناس حالته تلك أخذتهم الدهشة والحيرة وأخذو يسألونه عن السبب وألحوا عليه في السؤال.

فقال لهم: عندي صرة فيها ألف دينار وقد ضاعت!

فأصبح الناس يفتشون ركاب السفينة واحدا واحدا.

وحينئذ أخرج البخاري صرة دنانيره خفية وألقاها في البحر.

ووصل المفتشون إليه وفتشوه أيضا حتى انتهوا من جميع ركاب السفينة ولم يجدوا شيئا فرجعوا إليه ولاموه ووبخوه توبيخا شديدا.

ولما نزل الناس من السفينة جاء الرجل الى الإمام البخاري وسأله ماذا فعل بصرة الدنانير؟.

فقال: ألقيتها  في البحر !.

قال : كيف صبرت على ضياع هذا المال العظيم ؟.

فقال له الإمام : يا جاهل ...أتدري أنني أفنيت حياتي كلها في جمع حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم وعرف العالم ثقتي فكيف كان ينبغي لي أن أجعل نفسي عرضة لتهمة السرقة؟..

وهل الدرة الثمينة (الثقة والعدالة) التي حصلت عليها في حياتي أضيعها من أجل دراهم معدودة..

سيرة الإمام البخاري
[مج 1 ،ص 122-123

Thursday, February 16, 2017

MBAH HASYIM ASY'ARI CERITA SOAL CITA-CITANYA YANG BELUM TERWUJUD

"Aku pengen ketemu Kiai Salam," kata pendiri NU, Kiai Hasyim Asy’ari. Kiai Nawawi pun mengantarkan.

Kiai Abdussalam adalah ayahanda dari Kiai Abdullah Salam dan kakek dari Kiai Sahal Mahfudh.

Sampai di kediaman Kiai Salam, didapati tuan rumah sedang mengajar anak-anak kecil mengaji. Kiai Hasyim serta-merta menahan langkah, menyembunyikan diri dari pandangan Kiai Salam, dan menunggu.

Setelah semua anak-anak kecil itu selesai ngajinya, barulah Kiai Hasyim mengucap salam, yang lantas disambut dengan suka-cita luar biasa.

Meninggalkan kediaman Kiai Salam, Kiai Hasyim kelihatan ngungun. Air matanya mengambang. "Ada apa, ‘Yai?" Kiai Nawawi keheranan. Kiai Hasyim mengendalikan tangisnya, menghela napas dalam-dalam. "Aku punya cita-cita sudah sejak sangat lama… tapi sampai sekarang belum mampu melaksanakan… Kiai Salam malah sudah istiqomah… Aku iri…" "Cita-cita apa, ‘Yai?" "Ta’liimush shibyaan…" (Mengajar anak-anak kecil).
` ****
`
Kiai Ali Ma’shum seorang ‘allaamah (sangat banyak dan dalam ilmunya) dan adiib (ahli sastra Arab) sejak remaja. Beliau diambil menantu oleh Kiai Muhammad Munawwir, Krapyak, Yogya, yang mengkhususkan diri dengan pengajaran Al Quran.

Kiai Abdullah Munawwir, kakak ipar Kiai Ali, mementingkan datang ke Lasem untuk memohon kepada Kiai Ma’shum agar Kiai Ali diijinkan tinggal di Krapyak. Mbah Ma’shum meluluskan.

Tapi setelah tinggal di Krapyak, ternyata Kiai Ali sudah “tidak kebagian santri”. Semua santri sudah disibukkan dengan kegiatan mengaji kepada guru masing-masing sehingga tak ada waktu lagi untuk mengaji kepada Kiai Ali.

Selama beberapa waktu Kiai Ali “menganggur”, dan alangkah tidak nyamannya itu bagi seorang yang menanggung begitu banyak ilmu dalam dirinya.

Ditengah waktu-waktu kosong yang membosankan itu, Kiai Ali mengamati anak-anak kecil yang asyik bemain-main, berlarian di halaman Pondok.

Kiai Ali memanggil anak-anak itu, mengajak mereka bercengkerama, membagi-bagikan penganan, lalu membujuk mereka agar mau diajari mengaji. Maka mulailah Kiai Ali dengan pelajaran membaca dan menulis huruf hija’iyyah.

Seiring dengan perkembangan usia, lama-kelamaan mereka siap diajari berbagi macam ilmu dan kitab-kitab, hingga akhirnya anak-anak yang tadinya berkeliaran tak karuan itu menjadi orang-orang ‘alim yang unggul ilmunya.

Di antara mereka adalah junjungan-junjunganku, adik-adik ipar Kiai Ali sendiri, yaitu Kiai Zainal Abidin Munawwir dan Kiai Ahmad Warson Munawwir.

Menceritakan semua itu kepadaku dengan mata berkaca-kaca, Kiai Warson akhirnya berujar,
"Berjuang, yang paling berat cobaannya itu mengajar. Sedangkan mengajar, yang paling berat cobaannya itu mengajar anak-anak kecil. Lha mengajar anak-anak kecil, yang paling berat cobaannya itu mengajar kamu!". Penulis: Gus Yahya Cholil Staquf

Like fanpage ULAMA & KIAI Nusantara