Pada suatu hari khalifah Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur (menjabat 136-158 H di usia 36 Tahun), khalifah kedua Bani Abbasiyah meminta kepada Abdurrahman bin Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar As-Shiddiq untuk memberikan nasehat kepadanya. Beliau pun balik bertanya:
أعظُك بما رأيت أم بما سمعت
“Apakah Aku beri nasehat dengan sesuatu yang pernah saya lihat ataukah dengan sesuatu yang saya dengar?
Khalifah menjawab, “dengan yang engkau lihat...”
Abdurrahman langsung memulai nasehatnya :
“Wahai amirul mukminin..!
Umar bin Abdil Aziz (khalifah yang terdahulu; Lahir 61 H – Wafat 99 H) memiliki 11 orang anak dan meninggalkan warisan hanya 17 dinar, 5 dinar untuk keperluan membeli kafan dan 2 dinar untuk membeli pekuburan beliau, sisanya 10 dinar dibagikan kepada 11 anaknya.
Sementara Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (khalifah kesepuluh Daulah Umayyah; Lahir tahun 70 H Wafat 125 H) punya 11 orang anak juga, dan jatah warisan tiap anaknya 1 juta dinar.
Wahai Amirul Mukminin.
Sungguh aku telah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri salah seorang anak Umar bin Abdul Aziz bersedekah 100 kuda perang untuk jihad fii sabilillah pada satu sekaligus, sementara aku lihat salah seorang putra khalifah Hisyam bin Abdul Malik menerima sedekah (karena menjadi pengemis).
Mengapa demikian? Inilah rahasianya.
Orang-orang pernah bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz (sebelum wafatnya):
“Apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu..?” (Karena umar terkenal dengan sedekahnya yang luar biasa).
Maka beliau (umar bin abdul aziz) pun menjawab:
“Saya meninggalkan untuk mereka ketakwaan kepada ALLOH, Jika mereka adalah orang-orang yang shalih, maka sesungguhnya ALLOH adalah wali (pelindung) bagi orang-orang yang shalih. Jika mereka bukan orang yang shalih, maka tidak akan saya tinggalkan sedikit pun yang fasilitas yang memudahkan mereka untuk bermaksiat kepada ALLOH.”
Nabi Muhammad bersabda:
من كانت الدنيا همه فرق الله عليه أمره وجعل فقره بين عينيه ولم يأته من الدنيا إلا ما كتب له
Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, niscaya ALLOH akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefāqiran membayangi kedua matanya, dan duniā tidaklah datang kepadanya melainkan apa yang telah ditetapkan baginya.
ومن كانت الآخرة نيته جمع الله له أمره و جعل غناه في قلبه وأتته الدنيا و هي راغمة
Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, maka ALLOH akan mengumpulkan segala urusannya dan menjadikan kekayaan memenuhi hatinya, dan dunia mendatanginya dalam keadaan hina (tertundukkan). (HR Ibnu Māajah).
No comments:
Post a Comment