Tatkala mendekati waktu 'Iedul Adha, seorang ayah berkata kepada anaknya: “Bawalah pisau kita ini ke tukang besi (Haddad) untuk diasah!".
Namun, anak ini rupanya salah memahami ucapan sang ayah, Sebab tatkala mendengar "Haddad" yang ada dipikirannya hanya teringat Imam Abdullah ibn Alwi Al-Haddad.
Kemudian di bawanya pisau tadi itu ke rumah Imam Al-Haddad.
Tatkala sampai di sana, si Anak ini bersalaman kepada Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad dan berkata: “Ayahku bilang, pisau ini tolong diasahkan dan perbaikilah karena Hari 'Ied sudah dekat!”.
Kata Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad: “Marhaba/Baiklah.”
Sebenarnya Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad sudah faham maksud ayah si Anak ini yang menyuruh agar pergi ke Haddad, yaitu tukang besi di pasar yang memang sudah terbiasa bekerja mengasah besi. Namun demikian, beliau tidak mau mengecewakan anak tersebut.
Kata Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad: “Taruhlah (pisaunya) di situ, besok engkau datanglah kemari lagi”.
Si Anak itu pun pergi meninggalkan kediaman Habib. Selang beberapa saat Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad memanggil seorang khaddam beliau dan berkata : “Bawalah pisau ini ke tukang besi di pasar, tolong mintakan untuk diperbaiki dan pertajamlah, setelah itu engkau bawakan pisau ini kemari lagi”.
Akhirnya pisau itu pun diperbaiki dan diserahkan kembali kepada Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad.
Kemudian, keesokan harinya datang Si Anak tersebut. Lalu Si Anak ini pun berkata: “Berapakah ongkosnya?”.
Kata Habib: “Katakanlah pada ayahmu tidak ada ongkosnya, kalau dengan kami tidak pakai ongkos. Ambillah, ini sudah siap”.
Maka Si Anak tersebut pun pulang ke rumahnya. Lalu Si Anak ini berkata kepada ayahnya: “Haddad/tukang besi itu tidak mau di bayar?”.
Ayahnya ini kaget : “Hhaa.. siapa Haddad yang tidak mau dibayar? Memangnya dimana dia?”.
Kata Si Anak : “Di Al Hawi.”
Si Ayah berkata : “Al Hawi mana? Apa daerah tempat tinggal Imam Haddad?. Kalau Haddad yang aku maksud itu ya di pasar sini dekat kita!.
Mendengar hal tersebut, sebenarnya Ayahnya ini agak marah: “Bagaimana bisa di Al Hawi???”.
Kata Si Anak : “Al Haddad !! Yaa, Abdullah ibn Alwi Al-Haddad.”
Serentak ayahnya berkata : “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiuun??? Emangnya Engkau ini pergi ke mana?.
Jawab Si Anak : “Ke Haddad.”
Kata Si Ayah : “Lalu engkau serahkan ke siapa?”.
Jawab Si Anak : “Aku serahkan sendiri.”
Kata Si Ayah : “Siapa yang menerimanya?”.
Jawab Si Anak : “Dia sendiri yang menerimanya dan katanya kembali lagi besok hari.”
Lalu Si Ayah berkata : “Alangkah bodohnya kamu nak !! Kau pergi ke orang yang 'Alim, yang Sholeh, lalu kau minta untuk memperbaiki pisau kepadanya???".
Akhirnya, Si Ayah anak ini pergi ke Habib Abdullah ibn Alwi Al-Haddad untuk meminta maaf.
Kemudian Imam Haddad berkata kepada Si Ayah anak tersebut : “Tidak apa-apa, jangan engkau masukkan ke dalam hati. Jika tahun ini kalian benar-benar berkurban, kami pun akan ikut mendapatkan pahala lantaran sebab anak ini.”.
Masya Allah..!
Sungguh jawaban Al-Habib sangat menyentuh, sopan, santun dan bijaksana luar biasa. Al-Habib pun langsung menghilangkan rasa bersalah sang Ayah Anak tersebut kepada beliau di saat itu juga.
No comments:
Post a Comment