Monday, May 22, 2017

KAROMAH K.H HAMID PASURUAN

KAROMAH K.H HAMID PASURUAN
.
Malaikat Jibril datang menyampaikan salam dari Allah,
untuk KH. Hamid Pasuruan Di dunia ini tidak sedikit orang yang
beranggapan alam gaib itu tidaklah ada. Meski demikian, ada
pula orang yang percaya, akan tetapi kepercayaan mereka cuma sekedar tahu saja, tidak ada pemantapan hingga
seratus persen. Lain halnya dengan orang Islam yang memang benar-benar yakin dengan rukun iman yang nomor enam, yakni percaya kepada qodo’ dan qodar atau ketetapan-ketetapan Allah, baik yang buruk maupun yang baik. Memang sangat sulit sekali meyakini barang yang tidak ada wujudnya, tetapi kita sebagai umat Islam wajib hukumnya percaya seratus persen dengan adanya alam ghaib itu ada.
.
Dalam al-Qur’an dijelaskan :
“ ﻻ ﻳﻌﻠﻢ ﺍﻟﻐﺎﺋﺐ ﺍﻻ ﻟﻞ ”"
Yang artinya: “Tidak ada yang mengetahui barang gaib
kecuali Allah SWT”
.
Meskipun demikian, anda jangan terburu-buru dalam mengambil kesimpulan. Memang dalam ayat tersebut al-
qur’an menjelaskan sedemikian rupa, akan tetapi para
ulama ahli tafsir sepakat bahwa, ada orang-orang tertentu
(kekasih Allah) di dunia ini yang memang di izini atau diberi
tahu oleh Allah SWT dalam masalah kegaiban tersebut.
Contohnya adalah cerita kiai Hamid.
.
Alkisah, dahulu ada santri yang bernama Ihsan, Ia adalah
salah satu khadam (pembantu kiai) yang paling dekat
dengan kiai Hamid. Bahkan setiap malam, Ihsan di suruh
tidur di ruang tamu kiai Hamid.
.
Selain terkenal akan tawadhu’ dan kewaliannya. Kiai
kelahiran kota Lasem tersebut juga terkenal akan
keistiqomahan dalam ibadahnya. Setiap malam beliau tidak
pernah meninggalkan qiyamu al-lail (shalat Tahajjud). Pada
suatu malam tepatnya pukul 00.00 Istiwa’, setelah
melakukan shalat Tahajjud kiai Hamid membangunkan
Ihsan.
.
“Ihsan…Ihsan… tangio nak!” ( Ihsan…Ihsan… bangunlah
nak! ) begitulah cara halus kiai Hamid ketika membangunkan santrinya. Ihsan pun bangun, sambil mengucek-ucek matanya Ia berkata “Wonten nopo kiai?” (Ada apa kiai?) tanya Ihsan. “Awak mu sa’iki sembayango teros lek mari moco al-Fatihah ping 100, maringono lek wes mari awakmu metuo nang ngarepe gang pondok, delo’en onok opo nang kono.”
(Sekarang kamu shalat, lalu sesudahnya kamu baca surat al-Fatihah sampai 100 kali, kalau sudah selesai kamu keluarlah ke gang pondok, lihatlah ada apa di sana.) Perintah kiai Hamid.
“inggeh kiai” jawab singkat sang santri. Ia pun langsung
pergi ke kamar mandi untuk berwudlu’.
.
Singkat cerita setelah Ihsan membaca surat al-Fatihah, ia
lalu keluar dari gang pondok tepatnya di jalan Jawa, atau
yang sekarang namanya berubah menjadi Jl. KH. Abdul
Hamid. Pada waktu Ihsan keluar dari pondok, jarum jam
kala itu menunjukkan tepat pukul 01.00 dini hari.
.
Nyanyian jangkrik senantiasa mengiri langkah kaki Ihsan.
terangnya sinar rembulan menjadi penerang jalannya.
Sesampainya di Jalan Jawa, Ihsan melihat ada mobil dari
arah barat. Lalu mobil tersebut berhenti tepat di depannya.
Kaca mobil tersebut terbuka, “Ihsan lapo bengi-bengi nang
kene?” (Ihsan mau apa malam-malam kok di sini) begitulah
suara yang keluar dari dalam mobil tersebut. Karena lampu
dalam mobil tidak dihidupkan, Ihsan pun tidak bisa melihat
dengan jelas siapa yang berbicara dengannya. Ihsan pun
masih tercengang dan kebingungan suara siapakah itu.
Akhirnya pintu mobil itu pun terbuka dan yang keluar adalah
Ibu Nyai Hj. Nafisah Ahmad, istri hiai Hamid. Ternyata yang
ada di dalam mobil tersebut adalah rombongan Ibu Nyai Hj.
Nafisah yang datang dari Jakarta. Ihsan masih belum
menjawab pertanyaan yang tadi.
.
“Yo wes ketepaan lek ngono tolong gowokno barang-
barange sing nang njero montor, mesisan ambek barange
bojone Man Aqib.” (Ya sudah kebetulan, kalau begitu tolong
bawakan barang-barang yang ada di dalam mobil, sekalian
dengan barangnya istrinya Paman Aqib) perintah Ibu Nyai
Nafisah. Tanpa pikir panjang Ihsan pun langsung
menurunkan semua barang yang ada di dalam mobil.
.
Setelah semua barang sudah di bawa ke pondok, Ihsan lalu
masuk ke dalam ndalem kiai Hamid. Tak lama kemudian
kiai Hamid datang kepada Ihsan. “yok opo San? pas yo! Iku
mau pas aku sembayang, malaikat Jibril teko nang aku
nyampekno salam teko Allah. Ambek ngandani lek bojoku
teko jam siji bengi. San, bener nang al-Qur’an dijelasno, lek
gak ono sopo wae sing weroh ambek barang ghoib, yo
contone koyok kejadian iku mau iku termasuk ghoib. Cuman
Allah SWT iku ngidzini utowo ngewenehi weroh barang sing
goib marang uwong sing dicintai ambek gusti Allah.
.
” (Bagaimana San? Pas kan! Itu tadi waktu aku shalat,
malaikat Jibril datang menyampaikan salam dari Allah, dan
memberi tahu kalau istriku akan datang jam satu malam.
San, benar di dalam al-Qur’an dijelaskan, bahwasannya
tidak ada siapa pun yang mengetahui tentang masalah
gaib. Ya, contohnya kejadian tadi itu termasuk gaib. Cuma
Allah SWT itu memberi idzin atau memberi tahu barang gaib
kepada hamba yang dicintainya) jelas kiai Hamid. Setelah
menjelaskan kejadian tersebut, kiai Hamid langsung masuk
ke dalam. Sedangkan Ihsan masih tercengang dan merasa
kagum kepada kiai Hamid.
.
Tidaklah ada kalimat yang pantas ketika kita melihat atau
mendengar kejadian yang menakjubkan dari Allah SWT,
malainkan kata “Subhanalloh…!”.
.
Sumber: KH. Ihsan Ponco Kusumo-Malang
.
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
.
Silahkan Tag & Share ~

No comments:

Post a Comment