*_Dawuh Hadrotusy Syaikh Romo Yai Ahmad Asrori Al Ishaqy RA_*
Al Imam _al a'dham asy Syafi'i RA_ pernah dawuh: _*"Yanbaghii Li thaalibil 'ilmi an yakuuna laHuu khabii-atun min 'amalin fiima baynaHuu wa bainallaaH ghairal 'ilmi"*_ . Imam Syafi'i berkata: _*"seseorang itu, belajar ilmu apapun, meskipun baik seperti apapun,dia harus punya waktu (ibadah) khusus untuk Allah SWT selain ilmu"*_. Seminar terus-menerus. Kongres terus-menerus . Berjuang (yang mana perjuangannya) tampak orang lain terus. Dicocokkan dengan kondisi, situasi dan posisinya tapi ia tak punya waktu Khusus antara dia dan Allah SWT saja (yang tak terlihat orang). Tak sempat pula ia kumpul-kumpul dengan orang-orang shaleh. Yang dia jabanin cuma sebatas hal-hal formal terus. Yang seperti ini banyak apa tidak?... Orang yang seperti ini, _*fainnal 'ilma ghaalibuHuu dhaahirun linnaas"*_ . Biasanya, orang-orang ilmiah itu memang agar terlihat keren atau lebih unggul dalam pandangan orang lain saja.
Perkumpulan orang-orang ilmiah, jangankan orang-orang yang backgroundnya umum, sampai santri pondokpun akan saling bantah-bantahan ketika Bahtsul masail dan saling ngotot menguatkan pendapatnya sendiri. Ini kalau sampai Ustdz/Kyainya kurang bisa menengahi, tak akan selesai-selesai pembahasannya. Sebab masalah khilafiyah muncul semua. Itu dalam pondok yang notabenenya banyak yang ngerti agama, apalagi saresehan, apalagi diskusi. Sudah lah, ini imam Syafi'i sudah ratusan tahun *dawuh* seperti itu. Kalau sampai kejadian, orang-orang yang menuntut ilmu atau para pendidik ilmu saja, tanpa dibimbing secara *bathiniyah*, namun tidak diajak berkumpul dengan orang-orang shalih, didawuhkan: _*"kullu maa dhaHara linnaas min 'ilmin -au 'amalin,faHuwa qaliilul jadwaa fil-aakhirah"*_. Ilmumu, amal ibadah perjuanganmu, selama masih bisa disaksikan oleh orang lain, apalagi bisa dirasakan oleh orang lain, maka nanti takkan begitu ada manfaatnya di akhirat; tak bakalan bisa membela dirimu. Ini sebab apa?... Sebab, hati kita biar bagaimanapun masih belum kuat. Sudahlah. Misalnya saja sekarang saya mengaji di hadapan _*sampean*_ . Sama ngajinya; niatnya juga sama. _*Insyaa Allah*_ secara garis besar sama-sama niat mencari _*Ridlo Allah*_ . Tapi dorongannya berbeda-beda. Kadang-kadang dorongan saya berbeda: karena terlihat orang. Coba saya dan sampean yang sudah terbiasa terlihat orang lain seperti saya _ seperti da'i atau penceramah dan yang sejenisnya, bagaimana nanti kalau sudah masuk ruangan lain, apakah Membaca Al-Qur'an dan shalawatnya Masih tetap semangat seperti tadi _*(ketika masih terlihat orang banyak)*_ ?...
*Aw kamaa qaal*
_*Hadrotusy Syaikh Romo Yai Ahmad Asrori Al Ishaqy RA*_
No comments:
Post a Comment