KISAH CINTA IMAM AHMAD
Siapa yang tidak kenal Imam Ahmad bin Hambal? Pemimpin Ahlussunnah wal Jamaah yang hafal 1 juta hadits beserta sanadnya dan menjadi salah satu imam madzhab yang masih eksis madzhabnya sampai sekarang.
Di balik kehebatan beliau ternyata tersimpan sebuah kisah cinta yang luar biasa. Kisah itu bermula ketika beliau mencari jodoh untuk dijadikan istri.
Saat itu beliau memohon kepada bibinya agar dicarikan wanita yang baik untuk dinikahi.
Tak lama setelah itu bibinya datang membawa kabar, "Ada dua gadis kakak-beradik. Kakaknya berkulit hitam dan buta sebelah mata. Sedangkan adiknya berkulit putih kemerahan, fisiknya sempurna dan wajahnya cantik."
Sungguh sebuah perbandingan yang tidak seimbang dari segi fisik. Lelaki manapun yang berorientasi fisik pasti akan memilih jawaban yang sama ketika disodori dua pilihan semacam itu.
Tapi tidak demikian dengan Imam Ahmad. Beliau justru balik bertanya kepada bibinya, "Siapa di antara keduanya yang paling sempurna akal dan agamanya?"
Ternyata arah perhatian beliau tertuju ke sana. Beliau sama sekali tidak terlalu ambil pusing dengan warna kulit dan postur tubuh, termasuk kondisi mata.
Beliau malah menanyakan tentang akal dan agama.
Maka bibinya menjawab, "Kakaknya lebih sempurna akalnya dan agamanya."
Ternyata, wanita yang berkulit hitam dan buta sebelah mata itu yang lebih sempurna akal dan agamanya.
Tanpa pikir panjang, Imam Ahmad langsung memutuskan jawaban, "Saya memilih kakaknya."
Barangkali kita bertanya-tanya tentang alasan beliau memilih wanita itu?
Di situlah beliau ingin menyampaikan bahwa "hakikat" wanita itu cuma "satu" dan dimiliki oleh setiap wanita. Tapi akal dan agama, tidak semua wanita memilikinya.
Kisah di atas saya sarikan dari ceramah Mufti Brunei Darussalam Yang Berhormat Pehin Datu Seri Maharaja Dato Paduka Seri Setia Dr. Ustaz Haji Awang Abdul Aziz bin Juned, kemarin pagi.
Di akhir kisah, Mufti berpesan, "Kecantikan yang sebenarnya adalah kecantikan agama dan akal wanita."
Kisah di atas juga pernah disampaikan sebelumnya oleh Syaikh Abdul Hamid Kisyk, ulama besar Al Azhar Kairo Mesir.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment