Friday, September 15, 2017

S U N A N K A L I J A G A

S U N A N   K A L I J A G A
Sunan Kalijaga, nama kecil beliau adalah Raden Sahid atau Raden Sa’id, putra Raden Wilwatikta. Sebutan ‘kali jaga’ yang mengirinya dinisbatkan pada laku khalwat beliau, ditepi sebuah sungai di daerah Cirebon.

Masa mudanya Raden Sa’id dikisahkan pernah menjadi brandal dengan gelar; Lokajaya. Sasarannya adalah para pejabat dan yang orang kaya yang suka foya-foya, dengan tujuan membagikan hasilnya kepada rakyat yang miskin.

Setelah melalui proses panjang berguru dan nyantri kepada para Ulama-ulama sebelumnya seperti pada Sunan Bonang, Raden Sa’id kemudian menjadi juru dakwah. Cara dakwah Sunan Kalijaga sangat unik, wayang dan gamelan menjadi sarana untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat.

Melalui si’ir atau kidung  berbahasa Jawa, Sunan Kalijaga mengajak masyarakat lebih mendalami Agama Islam, lebih mendekat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala;  misalnya, tembang ilir-ilir, kidung rumekso ing nguni, begitu populer di masyarakat hingga saat ini.

Sunan Kalijaga dikenal tidak hanya dekat dengan pejabat kraton, tetapi juga dekat dengan masyarakat umum. Para pangeran dan raja dari Demak, Jipang, Pajang dan Mataram Islam, Sunan Kalijaga dikenal dengan baik. Namun aktifitas ini tidak mengurangi sama kepedulian beliau terhadap masyarakat kecil.

Sunan Kalijaga masih kerap membantu rakyat; memberi solusi atas berbagai persoalan, mengajar diberbagai daerah. Maka kemudian Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai gurunya orang Jawa.

Sunan Kalijaga sangat peduli dengan tradisi. Berbagai tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, kemudian diberi unsur dan nilai-nilai Islamy. Misalnya saja, media wayang, yang semula menampilkan gambar utuh manusia, dirubah menjadi sekedar gambar mati atau dari samping. Melalui wayang inilah, Sunan Kalijaga menanamkan nilai ketauhitan, ajaran syari’at, serta nilai akhlak, berlandaskan ajaran Islam.

No comments:

Post a Comment