KERAMAT bag #1
Sang wali meninggal setelah terbuka hijab kewaliannya
Diceritakan bahwa Abdulloh bin al-Mubarak berkata:
"ketika saya di Makkah, terjadi kemarau panjang dan kelaparan hebat dan orang-orang melakukan shalat Istisqo di arafah, tapi belum juga hujan turun malah bertambah panas. Lalu mereka tetap dalam keadaan demikian ini selama sejum'at (seminggu), dan setelah sejum'at mereka keluar ke Arafah. Lalu saya melihat seorang laki-laki berkulit hitam dan berbadan lemah sedang shalat dua rakaat . Setelah itu ia berdoa , lalu bersujud sambil berdoa :
"Demi kemuliaan-Mu saya tidak akan mengangkat kepalaku dari sujud sehingga engkau menurunkan hujan kepada hamba-Mu." Kemudian saya melihat segumpal awan muncul dan awan lainnya ikut bergabung lalu terjadilah hujan deras bagaikan air dalam qirbah(bejana dari kulit) yang ditumpahkan. Lalu dia membaca tahmid dan meninggalkan tempat itu. Lalu saya mengikutinya, dan akhirnya saya melihat dia memasuki sebuah tempat penjual budak. Lalu saya pulang.
Keesokan harinya, saya berangkat ke rumah penjual budak itu dengan membawa beberapa dirham dan Dinar dan saya berkata kepadanya , "saya memerlukan seorang budak untuk saya beli.
" Lalu dia menunjukkan tiga puluh budak kepada saya. Lalu saya bertanya,
"apakah masih ada yang lain?" "Masih ada satu. Dia lemah dan tidak suka berbicara dengan seseorang." Jawabnya. Saya berkata,
"tunjukkan kepadaku." Lalu dia mengeluarkan budak yang pernah saya lihat dengan mata saya sendiri sebelumnya. Lalu saya bertanya , "berapa yang harus saya bayar?" "Dua puluh Dinar, tapi engkau cukup membayar sepuluh Dinar saja." Jawabnya. Lalu saya berkata , "tidak, malah saya tambahin jadi dua puluh tujuh Dinar." Lalu saya ambil budak itu dan pulang.
Setiba di rumah, ia berkata kepadaku, "hai tuanku! Mengapa engkau membeliku, padahal aku tidak mampu melayanimu?" Aku jawab,
"saya mmbelimu agar engkau menjadi tuanku dan saya menjadi pelayanmu." Lalu dia bertanya, "mengapa engkau melakukan hal yang demikian?"
Saya menjawab,
"kemaren saya melihat engkau sungguh berdoa kepada Allah SWT dan Allah memenuhi doamu. Dengan ini saya tahu bahwa Allah SWT telah memberimu karomah kepadamu. Lalu dia bertanya,
"apa betul engkau melihat itu?" "Ya," jawab saya. Dia bertanya, "apakah engkau akan memerdekakan saya?"
"Ya, sekarang engkau merdeka karena Allah," jawab saya.
Setelah itu, saya mendengar suara yang tidak bisa saya ketahui orangnya,
"Hai Ibnul Mubarok! Bergembiralah, karna Allah SWT sungguh telah mengampunimu." Lalu saya berwudlu dan shalat dua rakaat. Lalu budak tadi berkata, "segala puji bagi Allah. Ini kemerdekaan bagi tuanku yang terkecil, bagaimana kemerdekaan dari tuanku yang Maha Besar?" Lalu dia berwudlu juga dan shalat dua rakaat lalu mengangkat kedua tangannya menghadap ke langit sambil berdoa,
"wahai Tuhanku! Engkau tahu bahwa saya telah mengabdi kepadamu selama tiga puluh tahun, dan janji antara saya dan Engkau agar Engkau tidak membuka tabirku/rahasiaku. Tapi kenyataannya, Engkau telah membukanya. Oleh karena itu, sebaiknya Engkau ambil saja saya." Seketika dia tersungkur dan meninggal dunia saat itu juga. Lalu saya kafani dengan kafan yang tidak bagus, lalu saya shalati dan saya kubur.
Ketika saya tidur pada malam harinya, saya bermimpi melihat seorang laki-laki tampan dan berpakaian bagus bersama seorang laki-laki bertubuh besar juga tampan dan berpakaian bagus. Masing-masing menaruh tangannya di atas pundak lainnya. Lalu laki-laki itu berkata kepada saya, "apakah engkau tidak malu dengan Allah?" Kemudian ia berjalan, kemudian saya bertanya,
"siapa egkau?"
"Saya Muhammad Rasulullah dan ini bapakku Ibrahim, jawabnya. Lalu saya bertanya,
"mengapa saya dikatakan tidak malu, padahal saya memperbanyak shalat?" Dia menjawab:
"telah meninggal seorang wali di antara wali-wali Allah, tetapi engkau mengkafani dengan kafan yang tidak bagus."
Ketika pagi harinya, saya mengeluarkannya dari kubur lalu kain kafannya saya ganti dengan kafan yang bagus dan bersih, saya shalati dan saya kubur kembali.
Abul Qasim al-Hakim di tanya, "manakah yang lebih baik apakah orang yang bermaksiat lalu bertobat ataukah orang kafir yang kemudian beriman?" Dia menjawab, "orang yang bermaksiat lalu bertobat adalah yang lebih baik. Karena orang kafir ketika kufur, dia asing dengan Tuhannya; sedangkan orang yang bermaksiat ketika nelakukan maksiat , dia masih kenal dengan Tuhannya. Dan jika orang kafir masuk Islam, berarti dia pindah dari tingkatan asing ke tingkatan kenal. Sedang jika orang yang betmaksiat mau bertobat, berarti dia berpindah dari tingkatan kenal ke tingkatan kekasih, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 222 :
ان الله يحب التوابين
Wallahu a'lam bishshowab.
Selamat pagi, selamat beraktifitas.
Tetap semangat, tetap shalawat
Allaahumma Shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad
No comments:
Post a Comment