Saturday, September 23, 2017

Seorang pemberani di tengah para pengecut

Pasukan musuh memasuki sebuah desa. Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali seorang wanita yang selamat dari penodaan. Ia melawan, membunuh dan kemudian memenggal kepala salah satu anggota pasukan yang akan menodainya.

Ketika seluruh pasukan sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dengan busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.

Ia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala salah satu anggota pasukan itu dengan tangan kirinya.

Para wanita bertanya: "Bagaimana engkau bisa selamat dari bencana ini?".

Ia menjawab: "Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan."

Para wanita mengaguminya, tetapi kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka.

Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara wanita pemberani ini.

"Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu?"

Kekaguman pun berubah perlahan menjadi ketakutan. Dan dikala lalai, seperti dikomandoi, para wanita menyerang wanita pemberani itu, mereka membunuhnya.

Membunuh kebenaran agar dapat bertahan hidup dalam aib, dalam kelemahan.

Beginilah keadaan kita saat ini...

Orang-orang yang rusak dan para pendosa, mencela, mengucilkan, menyerang dan bahkan membunuh orang-orang mulia agar mereka tidak menjadi saksi bagi kerusakan dan keburukan, agar hidup terlihat berjalan baik walaupun​ dalam kehinaan.

Sungguh inilah Fitnah Akhir Zaman ini.

Tentukanlah di sisi mana engkau akan berdiri !

نسأل الله الكريم رب العرش العظيم ان يحفظنا من فتنة الدنيا وفتنة الدجال وفتنة القبر وفتنة آخر الزمان...

Di Sumur Sunan Bejagung Lor, Semanding, Tuban, Jawa Timur.

No comments:

Post a Comment