PERANAN KITAB 'IDHOTUN NASYIIN DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN UUD 45 REPOBLIK INDONESIA
Pada masa pra penjajahan
belanda, kitab Izhotun Nasyi’in
sangat sulit untuk masuk dan
(apalagi) beredar di Indonesia,
karena ada larangan dari para
penjajah. Sebetulnya ada apa di
balik pemboikotan tersebut?
Sampai-sampai dilarang beredar,
khususnya dikalangan
pesantren?...
Pada saat Indonesia telah di
deklarasikan merdeka oleh Bung
karno pada tanggal 18 Agustus
1945, di kediaman Bung karno,
Jalan Pegangsaan Timur no.58,
yang selanjutnya hari itu di
rayakan sebagai hari
kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, bukan
berarti sekonyong-konyong bebas
dari cengkraman penjajah, malah
perjuangan yang paling ‘ berdarah-
darah’ adalah perjuangan
mempertahankan kemerdekaan,
banyak terjadi pemberontakan-
pemberontakan besar, seperti
Peristiwa Bandung lautan api,
medan area, ambarawa , dan
masih banyak peristiwa
bersejarah lainnya.
Dan salah satu peristiwa yang
paling bersejarah adalah peristiwa
10 November di Surabaya, yang
sekarang setiap tanggal 10
November di abadikan sebagai
peringatan hari pahlawan, di situ
jugalah saat santri ikut andil
dalam mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia,
dengan hanya bermodal kalimah
‘Allahuakbar !’.
Di sinilah kitab Izhotun Nasyi’in
ikut serta menjadi motivator
santri jombang untuk berjihad Fi
Sabilillah. Lewat para jamaah haji,
kitab ini dibawa ke Indonesia, dan
kemudian di sebarkan ke
pesantren-pesantren, setelah itu
baru mulai di ajarkan. Dengan
berjalan kaki dari jombang ke
Surabaya, santri yang sudah di
bekali pengajian Izhotun Nasyi’in
inipun dengan gagahnya
melangkan menuju ke kota
Surabaya untuk berjihad mengusir
penjajah.
Kitab Izhotun Nasyi’in ini
dikarang oleh Syaikh mustofa
Gholayyin, dengan bahasa yang
enak di dengar, dan sangat
memotivasi, khususnya untuk
generasi muda, karena dilihat dari
segi namanya saja sudah jelas
sekali “Izhotun Nasyi’in” yang
artinya “Nasihat bagi para Tunas
Muda”. Pantas saja kalau waktu
itu para santri Jombang sangat
bersemangat untuk berjihad,
karena sebelumnya mereka telah
dibakar semangatnya oleh tuturan
Syaikh Mustofa Gholayyin lewat
Izhotun Nasyi’in_nya. Kitab
Izhotun Nasyi’in ini terdapat bab-
bab yang menjelaskan tentang
Ilmu politik, seperti Cinta Tanah
air, Kemerdekaan, bahayanya gila
Jabatan dan bahkan sampai
dengan Ahlaq juga ada di sini.
Dan ada satu keutamaan lagi dari
Izhotun Nasyi’in, pada
mukadimah UUD 1945, disitu di
tertulis bahwa “kemerdekaan
ialah hak segala bangsa”, kata-
kata itu adalah sisipan dari kitab
Izhotun Nasyi’in, yang disisipkan
oleh Mbah Hasyim (K.H.Hasyim
Asy’ari).
Yang terahir ada salah satu cerita
menarik, pada saat pasukan
belanda yang di bantu oleh sekutu
menyerang kota Surabaya, mereka
tidak hanya menyerang dari darat
saja, akan tetapi dari laut, dan
udara juga, pasukan sekutu
menyewa salah satu pilot dari
timur tengah, pada saat sang pilot
akan menjatuhkan granatnya, ia
mendengar pekikan Allahuakbar ,
yang pertama kali di pekikkan
oleh K.H.Badrussalam, kemudian
sang pilot tadi mengurungkan niat
nya, karena kebetulan pilot tadi
adalah seorang muslim.
Jadi inget kitabku se koso2 rung ditembel hehe
Sunday, August 20, 2017
PERANAN KITAB 'IDHOTUN NASYIIN DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN UUD 45 REPOBLIK INDONESIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment