Sunday, August 6, 2017

Tiga Golongan Yang Pailit Di Yawm al-Qiyamah

||Tiga Golongan Yang Pailit Di Yawm al-Qiyamah

    Izinkan aku bercerita, duduk bersama, menengguk segelas kopi pahit yang banyak gula didalamnya. Aku membaca sebuah keterangan yang masyhur dikalangan Ulama, Intelektual Islam, bahkan tak jarang orang awam-pun tidak samar padanya.
    Berkata al-Faqih, Abu Laits as-Samarqandy, Ulama mutaqaddimin (w. 383), dalam kitabnya yang masyhur dengan sebutan Tanbih al-Ghafilin.
    Aku telah mendapatkan hikayah dari al-Fuqaha (orang-orang faqih/banyak), mereka mengambil sanad dari 'Uqbah bin Muslim dari Suwayy (generasi sahabat). Kejadian pertemuan mereka ketika memasuki Madinah, dan disana ada banyak sahabat nabi yang tampak mengerumuni seseorang, aku menanyakannya:
    "Siapa itu?.."
    "Abu Hurairah..." Jawab mereka!
     Lalu aku merangsak kedepan mendekat, sampai aku benar-benar berada tepat dihadapannya. Aku menyapanya:
     "Ansyadakallah.." Semoga Allah selalu menganugerahkan kesehatan untukmu. (asal artinya, ansyada, menguatkan). Ceritakan lah suatu hadits dari rasulullah, yang engkau menjaganya, mengamalkannya, supaya aku ikut mengamalkannya juga."
      "Duduklah.." Kata Abu Hurairah. Aku akan menceritakan suatu hadits dari rasulullah, yang waktu itu tidak ada seorangpun antara aku dan rasulullah.
      Lalu tiba-tiba Abu Hurairah menjerit dan menundukkan mukanya. (Barangkali, saking dahsyatnya, sesuatu yang diingat dari rasulullah tersebut). Kemudian tidak lama kemudian ia sadar, dan menguasap-usap mukanya. Lalu menundukkan mukanya yang kedua kalinya. Dalam waktu yang agak lama, ia sadar kemudian mengusap-usap mukanya. Setelah itu ia berkata:
     "Rasulullah bersabda kepadaku,
      "... Sungguh Allah Ta'ala, kelak di hari kiyamat memutusi anatara makhluk-makhluk'Nya. Semua makhluk waktu itu tertunduk (khawatir, takut, dlst-nya akan amal yang pernah dilakukannya didunia, yang Ahli Maksiat khawatir akan dapatkah ampunan'Nya, yang Ahli Ibadah khawatir adakah amalan ikhlas hanya lilLah semata).
     "... Pertama kali yang mendapatkan panggilan Allah adalah golongan orang-orang yang mengumpulkan ayat demi ayat dari al-Qur'an (Ahl ilmu dan para penghafal al-Qur'an). Kemudian, pahlawan perang jihad fii sabililLah, dan setelahnya Ahli sedekah.
Inilah golongan-golongan yang diistimewakan Allah Ta'ala.
     "alam 'uallimuka maa anzaltu 'alaa rasulii?.." (Bukanlah Aku telah mengajarkan kepadamu apa yang Aku turunkan untuk rasul-Ku?) Tanya Allah kepadanya.
      "balaa ya RABB!" Iya wahai Tuhanku, jawab setiap orang dari golongan ini.
       "fa maadzaaa 'allamta fii maa?" (Apa yang engkau amalkan? Tanya Allah kepadanya.
       "Aku telah mengamalkannya di tengah malam dan siangnya" Jawab golongan ini.
       "Kadz-dzabta.." Kau telah berdusta! Jawab Allah. Kemudian Para Malaikat berelasi dan mengatakan "kadz-dzabta..". Bukankah kamu cuma sekedar ingin dikatakan engkaulah qaari' (Ahli Qur'an), bukanlah demikian sudah kamu dapat. Neraka menantimu. Kemudian banyak dari golongan ini diperintahkan untuk masuk neraka.
      Kemudian, dikatakan kepada Ahli al-maal (para jutawan).
      "Maa dzaa 'ammalta fii maa aataitu bih?" (apa yang kau amalkan atas apa yang aku datangkan kepadamu?) Tanya Allah kepadanya.
      "Aku telah pergunakan untuk kebutuhan sanak keluarga dengan bersilaturahim. Aku pergunakan untuk bersedekah" Golongan ini menjawab pertanyaan Allah Ta'ala.
      "Kadz-dzabta!" Bukankah kamu hanya ingin supaya dianggap dermawan. Lalu golongan inipun banyak yang tidak selamat dari api neraka.
      Kemudian, dikatakan kepada para pahlawan perang.
      "Untuk apa kalian berjihad..."
      "Aku berjihad, nyawa yang aku taruhkan, untuk mencari jalan (ridla)-Allah.."
      "Kadz-dzabta.., bukankah engkau berlaga dimedan perang supaya engkau dikatakan pahlawan?.." Kemudian, banyak dari kalangan mereka yang dimasukkan ke neraka.
      Abu Hurairah melanjutkan hikayah-nya, kemudian rasulullah memegang kedua lututku, seraya mengatakan.
      "Wahai Abu Hurairah, itulah tiga golongan yang masyhur pertama kali masuk neraka.."
Khabar hikayah ini kemudian terdengar sampai pada Abu Sufyan. Dia menangis. Seraya mengatakan:
      " Shadaqa Allah wa rasulullahu.. (benar dan aku mengimani apa yang dihikayahkan). Kemudian ia membaca ayat Al-Qur'an, yang artinya:
      "... siapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya (meski dibungkus dalam amalan akhirah), mereka akan mendapatkan apa yang diinginkannya (sebatas upah duniawiyah) dan mereka dibalas dengan balasan yang sepadan. Merekalah yang tiada didapat di akhirat kelak, kecuali neraka. dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. [QS: Hud 15-16]

✍ Saudaraku, tidak ada salahnya aku dan juga kaliansemua mencari ilmu agama, bahkan sangat dianjurkan, termasuk menghafal al-Qur'an, atau ilmu-ilmu agama yang lain yang dianjurkan agama. Niat adalah utama, jika salah dalam niat, betapa ruginya kita. Jiwaku bergetar ketika menuliskan ini, dengan harapan. Semoga kita selamat dari apa yang dihikayahkan rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam.

Begitu juga amal kebaikan, baik jihad di medan perang atau jihad memerangi kebodohan dan juga perjuangan untuk kebaikan. Sedekahkan apa yang engkau dapat dari karunia Allah, dengan ikhlas lilLah.

Dan terimakasih telah membaca TS-ku yang terlalu panjang ini. Semoga bermanfaat, dan tiada yang indah di zaman akhir ini kecuali iling kinilangan (ingat mengingatkan). walLahu a'lam bis-shawab.

Bagi yang menginginkan referensi asal kitab, boleh dilihat dalam capture ini.

Yogyakarta, 6/08/2017
Ulinuha Asnawi.

No comments:

Post a Comment