NGAJI BABAD CIREBON:
Ngaji Asal-usul Kesultanan Demak
untuk Konstruksi Sosial-Historis Islam Nusantara
Ini kutipan teks dari naskah Babad Cirebon aksara pegon (kode Br 36 PNRI). Ditulis oleh Penghulu Cirebon bernama Haji Abdul Qohar di abad 18. lalu disalin ulang oleh santri Muhammad Nur di abad 19.
Kutipan ini menggambarkan asal-usl kelahiran Demak dari basis mesjid dan pesantren (sebelum berdirinya Mesjid Demak yg menandai peresmian kesultanan Demak),
“[Mijil] Yata kesah Raden Patah nuli; amanggih ing (ng)gon; kang acukul gelagah wangine; caketan desa Bintara adi; ing kana akardi; panggenan satuhu.
Malah ngadek Jum’ahe wus dadi; jum’ah hing wong; masyhur Pasantren Demak arane; lami-lami katah angungsi; umah-umah dadi; arja kadi datu.”
(Dikisahkan Raden Patah mengikuti petunjuk gurunya [Sunan Ampel], untuk menuju ke arah barat, ke daerah tempat tumbuhnya pohon gelagah yang wangi, yang kemudian bernama Desa Bintara. Sesampainya di sana beliau mendirikan Shalat Jumat bersama para jemaah di Hari Jumat.
Sehingga daerah itu dikenal dengan nama Pesantren Demak. Banyak orang kemudian pindah ke sana, mendirikan rumah dan perkampungan, sehingga menjadi sebuah kota, lalu menjadi pusat kerajaaan atau kraton).
Perhatikan proses sosial-historis berdirinya Kerajaan Demak itu (yg kemudian mirip cara mendirikan NKRI khas Islam Nusantara):
Pertama, dimulai dari babad alas di hutan Glagah Wangi, untuk pembukaan lahan pertanian (ini konstruksi basis ekonomi Islam Nusantara)
Kedua, dari babad alas muncul perkampungan, orang-orang kemudian mengungsi ke perkampungan baru tersebut, yg dikemudian diberi nama Desa Bintoro. (ini konstruksi basis sosial kemasyarakatan Islam Nusnatara)
Ketiga, setelah berhimpun banyak rumah, maka desa itu didirikan mesjid pertama untuk Shalat Jumat (konstruksi basis religiusitas Islam Nusantara)
Keempat, setelah basis sosial berdiri, anak-anak pun butuh pendidikan. Raden Patah kemudian membangun pesantren. namanya Pesantren Demak. Nama Demak diambil dari kata "dzu ma'", daerah yg punya sumber air, untuk bersuci dan untuk kehidupan masyarakat. (ini konstruksi basis pendidikan dan pengajaran kebangsaan Islam Nusantara). Jadi nama Demak pertama-tama bukan nama Kerajaan, tapi nama pesantren!
Kelima, perkampungan itu makin ramai, lalu menjadi kota (arja), yg menajdi titik penghubung lalu lintas pergerakan manusia dan sebagai jalur peradaban. (ini konstruksi kehidupan kosmopolit Islam Nusantara).
Keenam, terakhir, baru kemudian kota Demak itu jadi datu, kerajaan atau kesultanan dengan Raden Patah sebagai raja pertama, setelah itu para Wali Songo bangun Mesjid Demak di kota itu.
Jadi, inilah sejarah Demak. Mana wong Demak? apa sudah tahu sejarah seperti ini? mana wong Cirebon shahibul naskah ini? Jangan ngaku wong Demak atau wong Cirebon kalau belum paham sejarahnya sendiri ini...
teks babad ini bisa diakses full di website berikut:
http://www.pnri.go.id/collection/inlis/?id=623062&term_id=270&title=Babad%20Cirebon
No comments:
Post a Comment